Berita Jawa Tengah

Ekonom: Tahun Ini Angka Kemiskinan di Jateng Bakal Menurun Signifikan, Berikut Tanda-tandanya

Ada harapan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah akan menggeliat sehingga berdampak pada turunnya jumlah warga miskin pada tahun ini.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
Tribunnews.com/Jeprima
ILUSTRASI potret kehidupan masyarakat yang perekonomiannya masih berada di bawah atau garis kemiskinan. 

Masyarakat pedesaan mengalami dampak negatif dari pandemi, namun tidak separah yang terjadi di perkotaan.

Angka 175 ribu warga Jawa Tengah tidak lagi miskin, 115 ribu di antaranya ada di pedesaan.

Sedangkan 60 ribu di perkotaan.

Masyarakat perkotaan banyak kehilangan pekerjaan dan usaha mereka karena dampak pandemi yang begitu luar biasa.

Saat kondisi mulai membaik seperti sekarang ini, masyarakat desa jauh lebih cepat pulih dibandingkan yang ada di perkotaan.

"Masyarakat desa memiliki lahan, kebun, tanaman sendiri."

"Sedangkan masyarakat perkotaan tidak, maka kemiskinan meningkat pesat sekali di perkotaan."

"Semiskinnya orang di desa, mereka masih punya kohesi sosial, saling membantu."

"Sementara, di kota, kalau tidak punya apa-apa, mencuri, merampok," katanya.

Dampak yang ditimbulkan akibat kemiskinan di perkotaan jauh lebih besar dibandingkan di pedesaan.

Oleh karena itu, ia menuturkan agar pemerintah waspadai kemiskinan, ketimpangan, pengangguran terbuka di wilayah perkotaan. (*)

Baca juga: Kejari Purbalingga Siap Dampingi Pemdes Kelola ADD dan DD, Kasi Intel: Supaya Tidak Menyalahi Aturan

Baca juga: Tak Punya Pekerjaan, Warga Sumbang Banyumas Pilih Curi Alat Pemanas Kandang Ayam di Purbalingga

Baca juga: Supono Seperti Mimpi, Gubugnya di Gemuruh Banjarnegara Didatangi Ganjar, Rumah Bakal Direnovasi

Baca juga: Kades Gumingsir Banjarnegara Sumringah Ditengok Ganjar, Sempat Dicari Karena Tak Ikut Kegiatan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved