Berita Banjarnegara
Peziarah Selalu Cium Bau Busuk di Kompleks Makam Gendhong Banjarnegara, Ini Penyebabnya
Selain menimbulkan bau dan pemandangan tak sedap, keberadaan sampah di area makam juga dinilai tidak etis. Curhatan Mudiarjo, warga Mandiraja Kulon.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Memasuki area Pemakaman Gedhong, Desa Mandiraja Kulon, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, rasanya sama dengan kuburan di tempat lain.
Pengunjung hanya akan disambut batu-batu nisan yang berjajar.
Juga tanaman khas kuburan yang hanya berbisik ketika tertiup angin.
Baca juga: Pasca Longsor, Jalur Madukara-Pagentan Via Plipiran Banjarnegara Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Baca juga: Hanya Semalam, Polres Banjarnegara Tilang 92 Pengendara Motor Berknalpot Brong
Baca juga: Warga Mandiraja Kulon Banjarnegara Geram, Area Permakaman Jadi Tempat Pembuangan Sampah Pasar
Baca juga: Cuaca Ekstrem Bikin Kelimpungan Petani Kentang di Dieng Banjarnegara, Tanaman Mudah Membusuk
Tetapi suasana berubah ketika memasuki area pojok makam yang berbatasan dengan Sungai Serayu.
Aroma busuk terasa menyengat.
Pantas saja, banyak sampah menggunung di pinggir makam.
Sampah yang sudah menumpuk bertahun-tahun itu bahkan sudah mengeras.
Terdapat gubuk tempat berteduh pemulung yang bekerja mengais sampah.
Beberapa makam bahkan harus bersandingan dengan gunungan sampah.
"Sebagian sudah dibersihkan pakai cangkul."
"Tapi hanya sedikit karena sudah tinggi sampahnya," kata Mudiarjo, warga Desa Mandiraja Kulon itu kepada Tribunbanyumas.com, Senin (17/1/2022).
Akhir-akhir ini tidak terlihat kendaraan pengangkut sampah masuk ke area makam.
Warga menutup lahan tempat pembuangan sampah menggunakan pagar bambu.
Warga juga memasang spanduk untuk peringatan agar tidak ada lagi yang berani membuang sampah di makam.
Mudiarjo miris melihat lahan makam dijadikan tempat pembuangan sampah.