Berita Jawa Tengah
Kanopi Hanyalah Bagian Simbol, Sikap Toleransi Umat Beragama Sudah Terjalin Lama di Winong Pati
Jalan selebar sekira lima meter itu menjadi “penghubung” sekaligus “pembatas” antara masjid dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong Pati.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
"Dulu kalau Natal atau di masjid ada kegiatan, harus pasang tratak," ungkap dia.
Didik menuturkan, bangunan GKMI Winong berdiri pada 1991.
Sementara masjid berdiri belakangan, sekira 2002.
Adapun dirinya mulai melayani umat GKMI Winong sejak Januari 2004.

"Selama saya 17 tahun memimpin jemaat di sini, relasi dengan teman-teman masjid hangat dan cair."
"Komunikasi terjalin, saling pengertian, saling menghargai, sangat terasa sekali."
"Jadi walaupun kami berhadap-hadapan selama ini tidak ada masalah," kata dia.
"Mudah-mudahan ke depan tetap terus saling menjaga, saling menghargai," tambah Pendeta Didik.
Terjalin baiknya komunikasi antara pengurus gereja dan takmir masjid, terang dia, paling kentara ketika ada jadwal ibadah yang berbenturan.
"Pernah Idulfitri pas Minggu."
"Kami menyadari salat id pasti pagi."
"Sementara ibadah Minggu kami juga pagi pukul 07.00."
"Akhirnya kami dan takmir masjid bersepakat, ibadah gereja kami undur menjadi pukul 09.00," tutur dia.
Sebaliknya, jemaah masjid juga menyesuaikan kegiatannya apabila gereja punya acara besar.
"Pernah ketika gedung gereja ini dan kami dimandirikan sebagai gereja mandiri."