Berita Pendidikan Hari Ini
Hari Pertama PTM Terbatas di SMPN 5 Karanganyar, Masih Beri Tolerasi Soal Penggunaan Seragam
Pemkab Karanganyar memutuskan memulai simulasi dan PTM secara terbatas bagi peserta didik tingkat PAUD, TK, SD dan SMP pada Senin (13/9/2021).
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Pihak sekolah, di SMP Negeri 5 Karanganyar memberikan toleransi kepada siswa yang masih mengenakan seragam SD saat mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) hari pertama, Senin (13/9/2021).
Pemkab Karanganyar memutuskan memulai simulasi dan PTM secara terbatas bagi peserta didik tingkat PAUD, TK, SD dan SMP pada Senin (13/9/2021).
Dari pantauan di SMP Negeri 5 Karanganyar, petugas khusus ditempatkan di gerbang masuk untuk mengecek suhu tubuh peserta didik yang mengikuti simulasi PTM.
Baca juga: Simulasi dan PTM Terbatas Mulai Digelar, Bupati Karanganyar Minta Sekolah Tak Buka Kantin
Baca juga: Gratis di Karanganyar, Layanan Rapid Antigen Bagi Peserta CPNS dan PPPK
Baca juga: Simulasi PTM Terbatas di Karanganyar Digelar Mulai Senin 13 September, Vaksinasi Sudah Dilakukan?
Baca juga: Grojogan Sewu Karanganyar Mulai Dibuka 11 September, Anak 12 Tahun ke Bawah Dilarang Masuk
Kepala SMP Negeri 5 Karanganyar, Wardoyo menyampaikan, secara umum simulasi PTM hari pertama berjalan lancar.
Mayoritas siswa masuk dan diantar jemput oleh orangtua.
Simulasi PTM hari pertama ini diikuti peserta didik baru atau siswa kelas VII.
Pembelajaran dibagi menjadi dua shift, setiap sesi diikuti 16 siswa.
Simulasi PTM dimulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan pukul 09.30 hingga pukul 11.30.
Dari dua jam pembelajaran, hanya beberapa mapel yang diberikan kepada peserta didik karena waktunya terbatas.
Adapun total peserta didik di SMP Negeri 5 Karanganyar, ada 767 orang terbagi menjadi 24 rombel.
Lantaran jumlah peserta didik yang diperbolehkan mengikuti simulasi PTM hanya 30 persen, sehingga hanya beberapa siswa yang dapat mengikuti simulasi PTM.
"Senin dan Kamis yang mengikuti simulasi siswa kelas VII, Selasa dan Jumat diikuti siswa kelas VIII."
"Khusus Rabu-Sabtu diikuti siswa kelas IX."
"Siswa yang tidak mengikuti simulasi tetap pembelajaran secara daring," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (13/9/2021).
Wardoyo menuturkan, ada beberapa siswa yang tidak mengikuti simulasi PTM hari pertama ini.
Ada satu orangtua murid yang belum mengizinkan anaknya mengikuti simulasi karena memiliki riwayat penyakit.
Kendati demikian, orangtua tetap melihat perkembangan berlangsungnya simulasi PTM.
Apabila dinilai bagus, orangtua tersebut akan mengizinkan anaknya mengikuti simulasi PTM.
Selain itu ada juga yang mungkin belum mengetahui adanya simulasi PTM karena semula rencana awal dari Disdikbud hanya beberapa SMP yang diperbolehkan menggelar simulasi.
Namun setelah surat edaran itu disosialisasikan kepada kepala sekolah, ada surat edaran susulan bahwasanya semua SMP dapat menggelar simulasi PTM.
"Mungkin ada yang belum tahu infonya karena mendadak."
"Nanti kami tanyakan apa kendalanya."
"Kami upayakan Kamis (hari selanjutnya) dapat masuk," ungkapnya.

Seragam Sekolah Bebas
Sementara itu terkait seragam siswa, pihak sekolah memberikan kebebasan kepada orangtua murid untuk membeli seragam sendiri, khusus OSIS dan Pramuka.
Akan tetapi seragam olahraga dan batik disediakan koperasi sekolah.
"Hari pertama masih ada yang pakai seragam SD."
"Kami beri kelonggaran."
"Kami cari informasi apa kendalanya, belum sempat menjahitkan atau belum sempat membeli."
"Kalau kondisi ekonomi tidak mampu akan dibantu lewat sekolah," terang Wardoyo.
Terkait vaksinasi, dia mengungkapkan, semua guru dan karyawan telah menerima vaksin.
Sedangkan siswa baru ada beberapa yang telah mendapatkan vaksin.
"Ada 200 anak, minggu ini ada 300 anak."
"Sehingga kepedan sudah separuh (total siswa SMP Negeri 5 Karanganyar) sudah divaksin," jelasnya.
Siswi kelas VII E, Afrinta Nur Wulandari senang dapat mengikuti simulasi PTM setelah sebelumnya hanya mengikuti pembelajaran secara daring selama 3 bulan.
Lantaran jarak antara rumahnya dengan sekolah yang cukup, Afrinta berangkat sekolah dengan menaiki sepeda ontel.
Menurutnya, dibandingkan pembelajaran secara daring, pembelajaran tatap muka lebih enak.
"Lebih enak ketemu (tatap muka) karena penjelasan lebih (mudah diterima)," ucapnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Pipa Saluran Air Baku ke Kawasan Industri Kendal Mulai Dipasang, Ditarget Rampung Desember 2021
Baca juga: Pedagang Pasar Weleri Kendal Berharap Pindah ke Pasar Darurat Akhir September, Masih Tunggu Sarpras
Baca juga: Ganjar Dapat Titipan Hadiah Baju Adat Tobelo di Semarang: Bagus Banget, Sesuai Ukuran Saya
Baca juga: Sambut Datangnya Musim Hujan, DPU Kota Semarang Gencar Keruk Sedimentasi Sungai dan Gorong-gorong