Berita Jawa Tengah
Warga Tuntang Semarang Jual Perlengkapan Sound System, Budi Modot: Bayar Utang Bulanan
Mereka menawarkan alat pengeras suara untuk hajatan maupun hiburan itu di tepi Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Salatiga.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Terdampak pandemi virus corona (Covid-19) hampir dua tahun lamanya, membuat sejumlah pelaku usaha persewaan alat elektronik dan sound system di Kota Salatiga serta daerah sekitar memilih menjualnya.
Mereka menawarkan alat pengeras suara untuk hajatan maupun hiburan itu di tepi Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Salatiga.
Mereka memberikan tulisan berukuran besar berbunyi "Dijual Alat-alat Sound".
Seorang pemilik sound system, Budi Modot (45), warga Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang mengatakan, alasan menjual alat-alat elektronik itu karena terhimpit utang.
Baca juga: 112 Relawan Covid Salatiga Didaftarkan Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Hasil Iuran Pegawai BPJS
Baca juga: Begini Cara Budi Bantu Nakes, Warga Salatiga Ini Bikin Suplemen Khusus, Namanya Immunity Platinum
Baca juga: BOR Ruang Isolasi RSUD Salatiga Menurun, Pasien Sembuh Semakin Banyak
Baca juga: 24 Warga Binaan Rutan Salatiga Gagal Terima Vaksin Covid Gara-gara Tak Miliki NIK
"Kami juga sudah dua tahun ini sejak ada corona tidak operasi, tidak ada tanggapan semua kegiatan dilarang."
"Tetapi, angsuran kami di bank tidak berhenti."
"Jadi kami harus putar otak ini, mau tidak mau ya dijual," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (3/8/2021).
Menurut Budi, selain menawarkan sound system bekas para pengusaha juga menyediakan yang baru mulai jenis toa, speaker portable, dan sound bekas lengkap dengan amplifier.
Dia menambahkan, untuk toa bekas dijual mulai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per item.
Hasil penjualan barang elektronik tersebut nantinya akan dipakai untuk membeli sejumlah kebutuhan pokok.
"Untuk membeli sembako dan membayar utang di perbankan."
"Saya setiap bulan harus mengangsur utang Rp 1,5 juta," katanya.
Sebelum adanya pandemi Covid-19 para pengusaha sound system mendapat pemasukan sedikitnya Rp 1 juta perbulan.
Kondisi sulit mulai dirasakan lanjutnya, pada Mei 2020 sampai sekarang.
Budi menyatakan, ketika memasuki Agustus 2021 seperti sekarang biasanya ramai permintaan atau sewa, baik untuk kegiatan peringatan kemerdekaan maupun pribadi.
"Pada 2019 akhir sekira Juli-Agustus masih lumayan."
"Lalu pada Mei 2020 benar-benar tidak ada pemasukan."
"Kami berharap pemerintah mengizinkan kegiatan keramaian, minimal hajatan nikahan ada kelonggaran tetapi dengan protokol kesehatan ketat," ujarnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Cerita Heri Mendulang Untung di Masa Pandemi, Tangkap Peluang Budidaya Nila di Wulungsari Wonosobo
Baca juga: Bagaimana Jika Budidaya Mangrove di Air Tawar? Begini Hasil Eksperimen Warga Kalimendong Wonosobo
Baca juga: Cek Link Berikut, Data Lengkap Pelamar Lulus Seleksi Administrasi CPNS dan PPPK Kota Tegal
Baca juga: Masuk Balai Kota Tegal Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin, Berlaku Mulai Agustus 2021