Berita Kuliner
Ide Muncul Saat Danan Ngapel Calon Istri, Inilah Kisah Hadirnya Rumah Ampyang Jawa di Karanganyar
Lokasi Rumah Ampyang berada di Jalan Patimura Tegalasri RT 06 RW 08 Kelurahan Bejen, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Ampyang, cemilan tradisional terbuat dari kacang tanah dan gula Jawa yang memiliki rasa manis nan gurih itu tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Di Rumah Ampyang Jawa atau tempat produksi yang dikelola Alif A Danan Abdul (35) beserta istrinya, Nur Wijayanti (32), pengunjung dapat mencicipi serta membeli ampyang sebagai buah tangan untuk anggota keluarga maupun kerabat.
Lokasi Rumah Ampyang berada di Jalan Patimura Tegalasri RT 06 RW 08 Kelurahan Bejen, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
Berbeda dengan ampyang pada umumnya yang berbentuk gepeng, Danan sapaan akrabnya justru memproduksi ampyang berbentuk bulat.
Usaha kuliner tradisional tersebut telah dirintis oleh Danan bersama istrinya sejak 2014.
Ide usaha ampyang itu bermula dari kudapan yang disajikan oleh mertua Danan kepada para tamu yang berkunjung ke rumah.
Baca juga: Siap-siap, Pekerja di Karanganyar Bakal Dapat BSU Rp 1 Juta, Berikut Syarat Lengkapnya
Baca juga: Pedagang Cilok Ini Kaget Didatangi Rombongan Kapolres Karanganyar, Dikira Suruh Tutup
Baca juga: Aksi Bupati Karanganyar Juliyatmono Dilanjut, Sambangi dan Beri Suplemen Warga Lagi Isolasi Mandiri
Baca juga: 43 Desa Masuk Wilayah Endemis DBD, DKK Karanganyar: Tersebar di 10 Kecamatan
"Saya mertamu (bertamu), ngapeli calon istri."
"Dikasih ini (ampyang bulat) satu toples."
"Saya rasakan kok enak."
"Kenapa tidak dijual?"
"Saya bilangnya gitu."
"Lha pye carane ngedol (bagaimana caranya menjual)."
"Akhirnya dikemasi dibikin label dan dijual," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/7/2021).
Danan menyampaikan, yang membedakan ampyang buatannya dengan ampyang pada umumnya ialah teksturnya yang bulat.
Ampyang bentuk gepeng dibuat dengan cara dicetak.
Sedangkan ampyang bulat dibuat dengan cara dikepal menggunakan tangan.
Selain ampyang, dirinya juga memproduksi sambal pecel.
"Kalau ampyang saya banyak kacangnya, gulanya cuma buat selaput saja."
"Jadi tidak ngilu saat dimakan," ucapnya.
Namun seiring berjalannya waktu dalam rangka melayani permintaan pasar, ayah satu anak itu kini juga memproduksi ampyang dengan bentuk gepeng sejak awal pandemi.
Dalam sehari, Danan bisa memproduksi rata-rata 40-50 kilogram ampyang.
Sedangkan untuk sambal pecel rata-rata sekitar setengah kuintal hingga 1 kuintal per harinya.
Proses produksi ampyang dan sambal pecel di Rumah Ampyang melibatkan 7 pekerja perempuan dan 4 pekerja laki-laki yang berasal dari warga sekitar dan kerabat.

Baca juga: Oknum PNS Terciduk Lagi Berduaan di Kamar Kos, Begini Komentar Bupati Banjarnegara
Baca juga: Tiap Pekan Anggota Sisihkan Rp 10 Ribu Buat Warga Kurang Mampu, Program Sepurane Polres Purbalingga
Selain memproduksi ampyang rasa original atau jahe, Danan juga membuat inovasi dengan rasa pedas, mocca, susu, dan coklat.
Dari sekian rasa itu, rasa original paling banyak diminati konsumen.
Sedangkan sambal pecel tersedia dengan rasa pedas, sedang dan tanpa cabai.
Danan menjelaskan, pengunjung juga dapat melihat proses produksi sekaligus membuat sendiri ampyang di Rumah Ampyang.
"Di Rumah Ampyang ada wisata edukasi, ngempal ampyang dan ndeplok sambal."
"Mau lihat proses produksi, bisa langsung datang."
"Tapi karena saat ini pandemi sementara belum boleh," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/7/2021).
Dia mengungkapkan, selain wilayah Solo Raya, ampyang buatnya telah dipasarkan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Makasar, Aceh, Bandung, Bali, Pontianak, hingga Papua.
Bahkan sudah merambah ke luar negeri Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, Korea dan Jepang.
Khususnya di wilayah Solo Raya, Danan sendiri yang menyetorkan ampyang buatannya itu ke beberapa outlet.
Dalam satu bulan rata-rata omzet yang diperoleh Danan berkisar sekira Rp 60 juta hingga Rp 70 juta.
Ampyang jawa buatan Danan dijual dengan harga Rp 8.000 dan Rp 12 ribu.
Kemudian ukuran 500 gram dijual dengan harga Rp 30 ribu dan 1 kilogram dijual dengan harga Rp 60 ribu.
Sedangkan sambal pecel dijual dengan harga Rp 10 ribu dan Rp 40 ribu. (*)
Baca juga: Di Kota Tegal Jangan Lupa Beli Ikan Asap, Cocok Dimasak Mangut dan Pecak
Baca juga: KMP Kalibodri Kembali Berlayar, Dari Kendal Angkut 14 Penumpang Menuju Kumai
Baca juga: Racik Kulit Kebab Jadi Cemilan, Cara Warga Gayamsari Semarang Ini Lawan Pandemi Pasca Kena PHK
Baca juga: Diterjang Hujan, 21 CCTV Milik Dishub Kudus Rusak. Dishub: Maaf, Informasi Kecelakaan Tak Terekam