Teror Virus Corona
Kasus Covid Melonjak, 9 RT di Kabupaten Semarang Di-lockdown
Penularan virus Covid-19 di Kabupaten Semarang terus meningkat. Bahkan, pada Selasa (29/6/2021), tercatat ada sekira 424 orang terpapar Covid-19.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Penularan virus Covid-19 di Kabupaten Semarang terus meningkat. Bahkan, pada Selasa (29/6/2021), tercatat ada sekira 424 orang terpapar Covid-19.
Akibatnya, sembilan RT di Kabupaten Semarang menerapkan lockdown atau menutup sementara akses masuk warga dari luar lingkungan.
Bupati Kabupaten Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, beberapa RT yang menerapkan lockdown antara lain di Desa Bener, Sraten, Ngrapah, Banyubiru, Bergas Lor, Kebowan, Pojok Sari, Lerep, dan Kenteng.
"Kami masih terus melakukan identifikasi apabila ada RT masuk risiko tinggi atau zona merah Covid-19 agar melokalisir lingkungannya. Secara prinsip, RT harus lockdown ketika ada 6 keluarga atau rumah, positif," terangnya saat dihubungi Tribunbanyumas.com, Rabu (30/6/2021).
Baca juga: Catatan DKK Semarang: 738 Balita dan Anak Terpapar Covid-19, Mayoritas Tertular dari Orangtuanya
Baca juga: Toko Jamu Cacing Ini Lagi Diserbu Pembeli, Lokasinya di Ungaran Semarang, Pesan Harus Via WhatsApp
Baca juga: Bupati Semarang Minta RT Lakukan Micro Lockdown: Akses Dibuka Sampai Pukul 20.00 WIB
Baca juga: Rumah Sakit di Ambarawa dan Salatiga Mulai Kewalahan Terima Pasien Covid dan Kesulitan Dapat Oksigen
Menurut Ngesti, kewajiban lockdown juga berlaku bagi lingkungan dengan temuan kasus minimal lima orang keluarga/rumah positif Covid-19.
Ia menambahkan, terkait lonjakan kasus Covid-19 tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang akan menambah ruang isolasi terpusat, memanfaatkan gedung PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah.
"Gedung PAUD sudah terisi 45 orang dari kapasitas 56 orang. Lalu, yang baru kami persiapkan, di gedung BPSDM Ungaran ada sekira 100 lebih tempat tidur, kemudian rumah sakit ruangan ICU akan kami tambah, termasuk tenaga kesehatan," katanya.
Terpisah, Kepala Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Saefudin menyatakan, terdapat satu RT di wilayahnya yang melakukan lockdown.
Di wilayahnya, ada 64 warga di enam dusun yang positif Covid-19. Selain menutup kampung, pihaknya juga memaksimalkan Satgas Jaga Tangga.
"Untuk RT yang di lockdown, ada di RT 04 RW 02 karena ada 7 orang positif Covid-19. Langkah itu agar kasus cepat menurun dan tidak tersebar ke lingkungan lain," ujarnya.
Hal serupa juga dilakukan Pemerintah Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, karena ada 19 warga yang terpapar Covid-19.
Baca juga: PPKM Mikro di Kudus Membuahkan Hasil, 2 Desa Kini Berstatus Zona Hijau Kasus Covid
Baca juga: Peringati Harganas Ke-28, Bupati Cilacap: Komunikasi yang Baik, Kunci Keluarga Bahagia
Baca juga: Resmi! Sekolah Tatap Muka di Solo Ditunda
Baca juga: Berpakaian APD Lengkap, Bupati Banyumas Beri Semangat Pasien Covid di ICU RS Margono Soekarjo
Kepala Desa Sraten Rohmat mengungkapkan, belasan warga yang positif itu tersebar di 7 RW, terbanyak berasal dari klaster keluarga.
"Memang, sebagian yang dinyatakan positif adalah pekerja yang memiliki mobilitas tinggi. Tapi, kami beserta perangkat RT dan RW langsung melakukan langkah antisipasi," jelasnya.
Rohmat menjelaskan, setelah ada beberapa klaster keluarga di RW 7, disepakati diberlakukan pembatasan mikro di wilayah tersebut sejak tiga hari lalu.
Misalnya, setiap tamu diwajibkan membawa surat keterangan negatif Covid-19 dan dicek kesehatan di pos jaga.
Begitu pula pedagang keliling, hanya boleh berjualan pukul 06.00 hingga 09.00. Serta, kegiatan kerumunan dilarang untuk sementara waktu.
"Untuk mencukupi kebutuhan pangan warga yang melaksanakan isolasi mandiri, warga membuat dapur umum di pos jaga. Bahan pangannya, selain dari pemerintah desa, juga bantuan dari warga lain. Kami gotong royong bersama, solidaritas agar beban terasa ringan," paparnya. (*)