Berita Tegal Hari Ini
Persoalan Klasik Tahunan di Pelabuhan Tegalsari Tegal, Over Kapasitas Saat Lebaran
Data dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, kapal perikanan berukuran di bawah 100 gross tonnage (GT) berjumlah 1.200 unit.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Menumpuknya ratusan kapal setelah libur Lebaran sudah menjadi persoalan bertahun-tahun di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal.
Hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pelabuhan perikanan tersebut sudah dinyatakan tidak memadai dan over kapasitas.
Bahkan kapal-kapal perikanan di Kota Tegal, harus menumpang berlabuh di Pelabuhan Umum Kota Tegal milik PT Pelindo.
Baca juga: Pendaftaran Seleksi CPNS dan PPPK Dimulai 31 Mei, Pemkab Tegal Buka 1.515 Formasi Tahun Ini
Baca juga: Tahap Pertama Proyek RTH Kali Siwatu Tegal Sudah Dimulai, Sebatas Penataan di Sekitar Sungai
Baca juga: Basri Didakwa Tujuh Pasal Berlapis, Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Kodim 0712 Tegal
Baca juga: Perayaan Waisak di Kota Tegal: Umat Buddha Nyalakan Lentera Kebahagiaan Malam Nanti, Ini Maknanya
Data dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, kapal perikanan berukuran di bawah 100 gross tonnage (GT) berjumlah 1.200 unit.
Dari jumlah tersebut, sekira 800 kapal berlabuh di PPP Tegalsari Kota Tegal.
Kemudian sisanya sekira 400 kapal berlabuh di Pelabuhan Umum Kota Tegal.
Dampak dari penumpukan kapal tersebut, para nelayan harus bersabar menunggu giliran untuk melaut.
Butuh waktu satu sampai dua bulan untuk menormalkan kembali jalur keluar masuk di PPP Tegalsari Kota Tegal.
Seorang anak buah kapal (ABK), Purwanto (35) mengatakan, menumpuknya kapal di pelabuhan perikanan sudah menjadi persoalan tahunan.
Tiap menjelang Lebaran, kapal perikanan pulang untuk berlabuh.
Kemudian seminggu lebih setelah Lebaran, kapal-kapal mulai menyiapkan perbekalan.
Saat akan melaut, menurut Purwanto, kapal harus sabar menunggu.
Dimulai dari yang paling ujung hingga yang paling dekat dengan daratan.
"Ya harus sabar, kan ini numpuk."
"Parkirnya saja sudah kelihatan saling berdempetan," kata Purwanto, ABK kapal berukuran 95 GT itu kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (29/5/2021).
Ketua HNSI Kota Tegal, Riswanto mengatakan, penumpukan kapal di pelabuhan perikanan sudah menjadi permasalahan tahunan.
Karena pelabuhan tersebut memang sudah tidak memadai.
Ia bercerita, PPP Tegalsari dibangun pada 2004 di masa Presiden ke 5 RI Megawati Soekarnoputri.
Saat itu pelabuhan perikanan dibangun untuk kapal berkapasitas 200 kapal dengan ukuran di bawah 30 GT.
Bertambahnya tahun, terjadi peningkatan jumlah kapal dan perubahan kelas.
Namun hingga saat ini pada 2021, belum ada pengembangan berupa perluasan atau pelebaran PPP Tegalsari, Kota Tegal.
"Saat ini kapal yang berlabuh jumlah sekira 1.200 unit dengan ukuran di bawah 100 GT."
"Sebanyak 800 kapal di pelabuhan perikanan Tegalsari dan 400 kapal ada di Pelabuhan Tegal milik PT Pelindo," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (29/5/2021).
Riswanto mengatakan, penumpukan kapal di pelabuhan perikanan berdampak kepada banyak pihak.
Pertama kepada nelayan, otomatis akan menghambat kapal-kapal perikanan untuk segera melaut.
Kapal tidak bisa keluar sebelum jalur utamanya terbuka.
Bahkan dibutuhkan waktu sekira satu bulan agar jalur keluar masuk pelabuhan perikanan dapat kembali normal.
Kemudian menurut Riswanto, kerugian juga dialami oleh asosiasi galangan kapal yang menyewa lahan milik PT Pelindo.
Karena aktivitas mereka terganggu oleh kapal-kapal perikanan yang harus menumpang berlabuh di Pelabuhan Umum Kota Tegal.
"Jadi mereka juga sangat merasakan dampaknya."
"Karena seharusnya mereka bisa menaikkan kapal-kapal non perikanan, tapi tertunda karena menumpuknya kapal perikanan di pelabuhan umum," jelasnya.
Riswanto berharap, Pemprov Jateng yang memiliki kewenangan penuh untuk memperhatikan nasib PPP Tegalsari Kota Tegal.
Pihaknya juga sudah menyampaikan permohonan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Arahan dari kepala dinas, HNSI diminta untuk mengirimkan surat kepada Sekda Jateng.
Riswanto mengatakan, ia secara langsung juga pernah menyampaikan persoalan pelabuhan perikanan Tegalsari kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kemudian dari kementerian, menyampaikan kesiapannya untuk meningkatkan kelas dari Pelabuhan Perikanan Pantai menjadi Pelabuhan Nusantara.
Namun ia menyadari, wacana untuk meningkatkan kelas pelabuhan perikanan tersebut perlu ada pembahasan lebih lanjut antara kementerian dan pemerintah provinsi.
"Kalau kami harapannya dengan semakin besarnya pelabuhan yang dipunyai."
"Ini menjadi baramoter bahwa Kota Tegal potensi perikanannya sangat besar," ungkapnya. (Fajar Bahruddin Achmad)
Baca juga: Merespon Sindiran Bupati Cilacap Soal WFH? Achmad Husein: Pangapurane Kang
Baca juga: Tatto S Pamuji Sindir Kebijakan Bupati Banyumas: Warga Cilacap Tidak Usahlah Belanja di Purwokerto
Baca juga: PGMI Kebumen Minta Pemkab Kucurkan Insentif bagi 1.606 Guru Honorer MI Tak Bersertifikasi
Baca juga: Petugas Satgas Kecamatan Petanahan Kebumen Datangi Tiga Desa Ini, Tracking Warga Kontak Erat Pasien
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/pelabuhan-kota-tegal-2.jpg)