Berita Kudus
Kunjungi Mbah Min, Pengrajin Biola asal Kudus, Gubernur Ganjar: Ini Karya Keren!
Ganjar berkunjung ke rumah Mbah Min, pengrajin biola dari bahan baku bambu, di Japan Wetan, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Idulfitri dimanfaatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk bersilaturahim dengan warga. Ganjar berkunjung ke rumah Mbah Min, pengrajin biola dari bahan baku bambu, di Japan Wetan, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu (12/5/2021).
Di rumah yang berada di lereng Gunung Muria itu, Mbah Min yang merupakan sapaan dari Ngatmin, biasa memproduksi biola dari bahan bambu dan bahan kayu.
Saat berkunjung, Ganjar bertemu istri Mbah Min, yaitu Sri Sudarwati.
Sudarwati menceritakan, Mbah Min sudah mulai membuat biola dari bahan baku bambu sejak tahun 2009.
Sebelumnya, Mbah Min hanya pengrajin ukir kayu yang bekerja di Jepara.
Namun, begitu bertemu seorang teman dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mbah Min mulai membuat biola dari bambu.
"Dulu kerja ukir kayu di Jepara. Teman dari IPB itu mau mengembangkan alat musik biola, lalu suami saya didukung untuk membuat biola bambu," cerita Sudarwati kepada Ganjar.
Baca juga: Razia Pascaledakan Maut di Undaan Kudus, Kapolres: Dengar Petasan, Polisi Cari, Tangkap, dan Amankan
Baca juga: Petasan Maut di Undaan Kudus Tewaskan 1 Orang dan Lukai 3 Remaja, Meledak saat Lubang Sumbu Dibuat
Baca juga: Tiba di Rumah Disambut Satgas Jogo Tonggo, 8 Pemudik di Wergu Wetan Kudus Diminta Tes Rapid Antigen
Baca juga: 733 Perusahaan di Kudus Belum Konfirmasi Sanggup Bayar THR, Ini Langkah Pemkab
Berawal dari sini, biola bambu karya Mbah Min mulai dikirim ke berbagai tempat. Tak hanya pesanan dari IPB, biola karya Mbah Min juga dipesan konsumen asal Hongkong dan Malaysia.
Menurut Sudarwati, selama ini, Mbah Min hanya melayani pesanan yang masuk. Biasanya, pesanan datang melalui sistem dalam jaringan (daring).
"Yang rutin itu pesanan dari IPB. Ini baru merintis untuk produksi massal. Kesulitannya, selama ini, memang penjualan," katanya.
Menurut Sudarwati, tercepat, satu biola rampung dikerjakan dalam satu hari.
Hanya, bambu yang tersedia tidak bisa langsung digunakan. Mbah Min harus mengeringkan lebih dulu bambu-bambu tersebut.
Dan itu membutuhkan waktu lama. Sudarwati mengatakan, proses pengeringan bambu untuk biola bisa mencapai enam bulan.
Dan, semua proses tersebut dikerjakan secara manual.
"Semua manual. Selain dari bambu, juga buat (biola) dari (bahan) kayu. Ada juga biola elektrik. Semua bahan diambil di pasar lokal," ujarnya.
Ganjar yang berkunjung ke rumah Mbah Min sempat melihat beberapa koleksi biola bambu dan kayu. Bahkan, mencoba memainkan alat musik gesek itu.
Baca juga: Terungkap, Obat Mercon yang Meledak dan Tewaskan 4 Warga Kebumen Dibeli dari Pati
Baca juga: Kasus Covid-19 di Salatiga Melonjak: 2 Kelurahan Masuk Zona Merah, Ruang Isolasi Penuh
Baca juga: 2 Pemuda di Purbalingga Dicegat Polisi saat Tumpangi Motor Tak Bernopol, Ada Pil Hexymer di Bagasi
Baca juga: Usai Salat Id dan Halalbihalal, Bupati Kebumen Cek Ibadah Kenaikan Isa Almasih di Gereja
Menurut Ganjar, biola bambu karya Mbah Min keren, bahkan satu-satunya dari Kudus.
Bagi yang ingin memiliki karya biola bambu itu bisa langsung menghubungi Mbah Min atau datang langsung ke rumah, sekaligus tempat produksinya.
"(Biola) ini dari bambu. Saya kira, ini pertama yang ada dan istimewanya, (biola) ini dari Kudus. Biola dari bambu ini keren. Lalu, ada juga yang dari kayu," kata Ganjar.
"Ternyata, keterampilan awal Pak Ngatmin (Mbah Min) itu ukir kayu. Dari keterampilan itu dan dibantu dari IPB maka jadilah alat musik dari bambu ini," ujarnya. (*)