Berita Kuliner Hari Ini

Warga Menyebutnya Sermier, Kerupuk Gurih dari Singkong, Sentra Produksinya Ada di Kabupaten Blora

Entah dari tahun berapa, yang pasti yang masih melekat di ingatan Sutarni, kerupuk sermier sudah ada sejak kakek-nenek mereka.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/RIFQI GOZALI
Sutarni (45) warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora tengah menjemur kerupuk sermier basah, Sabtu (8/5/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Sutarni (45) dan Supani (55) begitu kompak serta cekatan saat mengupas singkong.

Kakak beradik itu terbukti andal soal mengupas singkong karena sudah sejak puluhan tahun sebagai produsen kerupuk sermier, kudapan tradisional yang berbahan baku singkong.

Bukan perkara sulit menjumpai pembuat kerupuk sermier di Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Baca juga: Satu Pemudik Positif Covid-19, Hasil Penyekatan di Pos Ketapang Cepu Blora

Baca juga: Buntut Aksi Premanisme di Pasar Jepon Blora, Empat Oknum Anggota Ormas Ditangkap, Begini Ceritanya

Baca juga: Alun-alun Blora Ditutup Tiap Akhir Pekan, Lampu Tempat Publik Juga Dimatikan Mulai Pukul 22.00

Baca juga: Aksi Premanisme Terjadi di Pasar Jepon Blora, Minta Uang Rp 1 Juta, Pelaku Oknum Anggota Ormas

Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jemuran kerupuk basah yang menghiasi sejumlah sudut desa.

Dan Sutarni berikut Supani adalah bagian dari hal tersebut.

Sebagian besar pembuatnya adalah kaum hawa.

Tradisi membuat kerupuk sermier ini sudah ada di Wantilgung sejak puluhan tahun silam.

Entah dari tahun berapa, yang pasti yang masih melekat di ingatan Sutarni, sermier sudah ada sejak kakek-nenek mereka.

“Kalau saya buat kerupuk sermier sejak 20 tahun lalu,” ujar Sutarni kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (8/5/2021).

Tidak ada latihan khusus bagi setiap warga Wantilgung untuk bisa membuat kudapan gurih nan renyah itu.

Umumnya mereka bisa karena autodidak.

“Ya cuma melihat terus latihan sendiri bisa,” ucap Sutarni.

Proses Membuat Kerupuk Sermier

Untuk membuat sermier yang gurih dan renyah, butuh proses yang tidak ringkas.

Kali pertama singkong dikupas dari kulitnya.

Setelah dicuci sampai bersih kemudian digiling sampai halus.

Singkong halus tersebut kemudian dicampuri bumbu berupa ketumbar, bawang, garam, dan penyedap rasa.

Singkong halus berbalut bumbu itu kemudian dikukus sampai dua jam.

Keluar dari pengukusan, singkong itu siap untuk ditumbuk sampai lumat.

Kemudian singkong lumat itu digiling menggunakan botol hingga berbentuk lingkaran tipis.

Supani (55) warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora sedang menggoreng kerupuk sermier, Sabtu (8/5/2021).
Supani (55) warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora sedang menggoreng kerupuk sermier, Sabtu (8/5/2021). (TRIBUN BANYUMAS/RIFQI GOZALI)

Baca juga: Cerita Pemudik Motor Lolos Hingga Pantura Kota Tegal, Bersabar Menunggu Posko Penyekatan Sepi

Baca juga: Hari Pertama Larangan Mudik, Petugas Gabungan Amankan 10 Travel Gelap di Exit Tol Adiwerna Tegal

Perjalanan agar sermier bisa disantap tidak cukup sampai di situ.

Lingkaran tipis dari singkong itu harus dijemur sampai kering.

Baru setelah kering digoreng.

Setelahnya baru bisa disantap.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, para pembuat sermier di Wantilgung biasanya dipasok singkong dari wilayah tetangga, yaitu Kecamatan Japah.

Singkong dari wilayah tersebut dinilai lebih sempurna dibanding singkong lainnya saat diolah menjadi sermier.

“Kadang ada juga yang agak pahit saat dibuat kerupuk."

"Kalau dari Japah itu tidak,” katanya.

Singkong satu karung berukuran 50 kilogram biasanya dihargai Rp 100 ribu.

Setelah diolah menjadi sermier, Sutarni biasanya bisa mengantongi untung bersih Rp 100 ribu.

Itu sudah kepotong ongkos bumbu maupun minyak goreng.

Sementara harga matang siap santap yang dijual Sutarni sepuluh buah sermier matang hanya Rp 1.600.

Sedangkan sermier mentah setiap sepuluh buah dihargai Rp 1.400.

Seperti tidak mengenal waktu, produksi sermier di Wantilgung berlangsung hampir setiap hari.

Hal ini terjadi karena sebagian dari warganya ada yang turut memasarkan secara manual sampai ke beberapa daerah.

Umumnya kaum adam di Wantilgung yang menjual sermier keliling.

Tidak main-main, dalam menjual sermier mereka sudah biasa tidak pulang selama berhari-hari.

Lokasi sasaran penjualan pun bervariasi, ada yang di Surbaya, Semarang, Kediri, bahkan Malang. (Rifqi Gozali)

Baca juga: 25 Warga Sampangan Semarang Positif Covid, Pulang Takziah Lanjut Rekreasi ke Temanggung

Baca juga: Pelaku Sewa Ruko Sehari di Temanggung, Toko Sembako di Solo Kena Tipu, Pesan Barang Cara COD

Baca juga: Cuma Diberi THR Rp 50 Ribu, Alasan Mogok Kerja Ratusan Buruh Pabrik Aksesoris Sepatu di Brebes

Baca juga: Semua Kendaraan Bakal Dikanalisasi, 500 Meter Sebelum Exit Tol Pejagan Brebes

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved