Berita Jawa Tengah
Menengok Sanggar Seni Kaligrafi Alif di Salatiga, Karyanya Sudah Laku Hingga Negara Paman Sam
Berbagai seni tulisan kaligrafi yang menggambarkan ayat-ayat Alquran terpajang di Sanggar Seni Kaligrafi Alif, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Papan-papan berlukiskan huruf Arab terlihat berjajar di ruangan berukuran 4 x 2 meter itu.
Ada yang sebagian digantung pada dinding ruangan, sebagian lagi hanya disandarkan ke tembok.
Berbagai seni tulisan kaligrafi yang menggambarkan ayat-ayat Alquran terpajang di Sanggar Seni Kaligrafi Alif, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Sanggar kaligrafi tersebut milik Abdul Gani yang telah berdiri sejak 2010.
Baca juga: Wali Kota Salatiga Izinkan Santri dan ASN Mudik tapi Harus Kantongi Syarat Ini
Baca juga: Disebut Jozeph Paul Zhang Alumni UKSW Salatiga, Komentar Rektor Neil Rupidara: Itu Sikap Individu
Baca juga: Jozeph Paul Zhang Disebut Pernah Bikin KTP di Salatiga, Kasus Dugaan Penistaan Agama
Baca juga: Disiplin Warga Pakai Masker Mulai Kendor, Tiga Kelurahan di Salatiga Berstatus Zona Merah Covid-19
Di sana, pada hari biasa banyak anak-anak dari tingkat SD sampai umum belajar menulis khat dengan indah.
Tapi siang itu, dia hanya seorang diri, tidak banyak aktivitas para siswa berlatih seni lukis kaligrafi.
Abdul Gani mengatakan memiliki keahlian menulis kaligrafi Arab dipelajarinya secara otodidak semenjak masih menjadi santri di Ponpes Darur Rahman sekira periode 1992-1998.
"Dari situ saya mengenal seni lukis kaligrafi."
"Kemudian saat kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bergabung dengan teman-teman pelukis."
"Kemudian aktif mengikuti berbagai pameran baik tingkat provinsi, nasional, sampai internasional," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/4/2021).
Gani menyatakan, berbagai seni lukis kaligrafi buatannya menganut gaya surealis.
Yang mana, setiap background atau objek yang digambar harus ada korelasinya dengan tulisan Arab atau ayat Alquran.
Meski demikian, bentuk tulisan dibebaskan membentuk gaya tersendiri.
Misalnya berupa akar pohon, tambang, sebuah tali, maupun menyerupai lelehan benda cair.
"Beberapa karya yang ada disini juga untuk memenuhi konsumen tidak semua dijual."
"Tetapi selama Ramadan ini lebih banyak pembelajaran ketimbang bisnis."
"Sebagian mereka berhasil meraih juara tingkat Jawa Tengah dan nasional," katanya.
Gani mengungkapkan, kaligrafi buatannya dibanderol dari Rp 1,5 juta sampai Rp 20 juta.
Rata-rata konsumen membeli untuk dipajang di rumah maupun tempat ibadah misalnya tulisan ayat kursi, atau ayat seribu dinar.
Dia menambahkan, beberapa konsumen yang pernah membeli kaligrafi di tempatnya tidak hanya berasal dari Jawa, tetapi luar Jawa bahkan luar negeri.
"Kami juga pernah mengikuti pameran di Pakistan, Thailand, dan Malaysia."
"Beberapa waktu lalu ikut pameran Kaligrafi Kontemporer ASEAN 2021."
"Untuk pembeli luar Jawa terjauh Pontianak Kalimantan Barat."
"Kalau luar negeri baru Amerika Serikat," ujarnya.
Pada Ramadan di tengah situasi pandemi kali ini, kata dia, penjualan kaligrafi dinilai cukup positif.
Sempat terjadi penurunan hanya semasa awal virus corona (Covid-19) masuk Indonesia.
Beberapa karya kaligrafi yang dibuat para seniman yang tergabung dalam Sanggar Alif lebih banyak menggunakan kanvas.
Tetapi ada sebagian memakai media kayu, dan kaca. (M Nafiul Haris)
Baca juga: Mengintip Aktivitas Warga Binaan Selama Ramadan di Lapas Kota Tegal, Tiap Hari Tadarus Quran
Baca juga: Segini Harga Telur Saat Ini di Kota Tegal, Tere: Jelang Lebaran Pasti Ada Kenaikan
Baca juga: Diingatkan Lagi, Tempat Pijat dan Karaoke di Pemalang Dilarang Beroperasi Hingga H+3 Lebaran
Baca juga: Camat Moga Pemalang Tanggapi Aksi Pedagang Buang Tempe: Penyalur Bansos Harus Cepat Merespon