Larangan Mudik Lebaran 2021
Meski Sudah Dilarang, Pemkab Karanganyar Tak Bisa 'Usir' Perantau yang Terlanjur Pulang Kampung
Menurut Bupati Karanganyar, Satgas Covid-19 Desa tentu harus berperan lebih guna menjaga kenyamanan lingkungan masing-masing.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Pemkab Karanganyar tidak mungkin mengembalikan perantau yang sudah tiba di kampung halaman dalam momentum mudik Lebaran 2021.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan, Pemerintah Pusat sudah mengimbau agar para perantau tidak mudik Lebaran pada tahun ini.
Masyarakat dapat mengikuti aturan itu secara baik.
Akan tetapi apabila perantau asal Karanganyar tiba di kampung halaman, lanjutnya, tentu akan diterima secara baik.
Baca juga: Ramadan di Masa Pandemi, Bupati Karanganyar: Silakan Jika Mau Salat Tarawih Berjamaah di Masjid
Baca juga: TKI asal Jumantono Karanganyar Tewas di Kapulauan Riau, Speedboat yang Ditumpangi Tenggelam
Baca juga: Orangtua Peserta Didik Pertanyakan Vaksinasi Guru, Begini Komentar Kepala SMPN 1 Karanganyar
Baca juga: Museum Dayu Karanganyar Diperkirakan Mulai Beroperasi April 2021, Pekan Depan Dibahas
"Kami minta yang sudah ada di Karanganyar, nyuwun tulung bisa melaporkan dirinya ke ketua RT setempat."
"Itu agar kami bisa pantau."
"Agar kekhawatiran lingkungan terhadap yang bersangkutan bisa dipahami," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (30/3/2021).
Dia berharap, kehadiran para perantau jangan sampai menyebabkan keresahan di lingkungan tempat mereka pulang.
"Kalau sudah di rumah, mana mungkin kami kembalikan," ucapnya.
Menurutnya, Satgas Covid-19 Desa tentu harus berperan lebih guna menjaga kenyamanan lingkungan masing-masing.
Apabila nantinya para perantau yang tiba di kampung halaman sudah terdata dengan jelas dan baik.
Pemkab Karanganyar akan mengupayakan supaya diadakan rapid antigen.
"Agar tidak menimbulkan kekhawatiran."
"Sebelum hasil keluar bisa di rumah terlebih dahulu," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban Warga Karanganyar (Pagaranyar), Sukirdi Suryo mengatakan, ada sekira 26 ribu perantau musiman di Jabodetabek.
Menurutnya, beda halnya dengan perantau yang sudah berdomisili di Jabodetabek, gelombang mudik para perantau musiman tentu akan sulit dibendung.
"Awal sebelum puasa pasti ada gelombang pemudik (perantau musiman), yang saya pahami," terangnya. (Agus Iswadi)
Baca juga: Lisna Teringat Larangan Mudik 2020, Banyak Telur Dibuang Karena Membusuk, Toko Gulung Tikar di Tegal
Baca juga: Empat Pengendara Kena Tilang Elektronik, Parkir di Jalan Pancasila Kota Tegal
Baca juga: 15 Rumah di Bedono Kabupaten Semarang Rusak Akibat Longsor, Dipicu Hujan Deras 3,5 Jam
Baca juga: Dispar Kabupaten Semarang Andalkan Candi Gedongsongo dan Bukit Cinta, Target 3 Juta Pengunjung