Berita Jateng
Teror Atlet Lempar Batu Jalanan Sasar Truk Masih Marak, Ini Analisa Aptrindo Terkait Pemicu
Bahkan, jalur Pantura Semarang-Kendal dijuluki sarang 'atlet lempar batu' saking banyaknya truk dilempari batu orang yang tidak bertanggung jawab.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Teror lempar batu terhadap kendaraan barang atau truk masih marak di sejumlah titik di Kota Semarang.
Beberapa waktu lalu, kaca truk pecah karena dilempar batu di Tanjakan Silayur Ngaliyan dan di Mangkang, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
Bahkan, jalur Pantura Semarang-Kendal dijuluki sarang 'atlet lempar batu' saking banyaknya kejadian truk dilempari batu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan Yogyakarta, Bambang Widjanarko, menuturkan, banyak laporan yang masuk terkait maraknya pelemparan batu yang mengenai kaca truk.
"Aksi pelemparan kaca truk yang marak terjadi dewasa ini terjadi di Pulau Jawa. Sebelumnya, sudah lama sering terjadi lebih dulu di Pulau Sumatera," kata Bambang kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Teror Lempar Batu Terjadi di Jalan Raya Solo-Sragen, Kaca Mobil Warga Sragen Ambyar
Baca juga: Teror Truk Dilempar Batu saat Melintasi Mangkang Kota Semarang: Kaca Pecah, Pengemudi Luka Parah
Baca juga: Ada Warga Terinfeksi Covid-19 seusai Divaksin, Dinkes Kota Semarang: Satu-satunya Pencegah adalah 5M
Baca juga: Kurir Perusahaan Ekspedisi di Tembalang Semarang Ini Curi Laptop, Khabib: Buat Bayar Kredit Online
Ketika ditanya apakah ada kaitannya dengan persaingan bisnis, dia menampik.
Bambang juga menduga, aksi pelemparan ini bukan juga karena motif materi atau percobaan perampokan.
"Kami duga, aksi pelemparan ini terjadi karena motif iseng dari sejumlah orang," katanya.
Bambang menambahkan, aksi pelemparan batu yang mengenai kaca truk juga kerap terjadi karena dipicu ulah sopir truk yang mengemudi secara ugal-ugalan.
Tindakan itu dapat memancing oknum di masyarakat yang jengkel dan melempari truk menggunakan batu.
"Ada juga kejadian, pengemudi lain yang jengkel karena jalurnya dari arah berlawanan 'dimakan' truk yang sedang menyalip. Sehingga, orang itu berbalik arah mengendarai sepeda motor, mencegat truk dan melempari kaca menggunakan batu," kata Bambang.
Ia menegaskan, pelaku aksi pelemparan terhadap truk tersebut bukanlah para profesional di bidang kejahatan. Sehingga, polisi justru akan sulit melacak dan menangkap.
Baca juga: Alana Hafiz Cilik Banjarnegara Minta Doa, Ingin Asah Kemampuan di Lomba Dai Cilik Indonesia
Baca juga: Anggota Polresta Banyumas Dicokok Polisi, Dilaporkan Gadaikan Mobil Rental
Baca juga: 5 Berita Populer: Bayi Ditinggal Ibu di Jepang Kudus-42 Sekolah di Pemalang Gelar KBM Tatap Muka
Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Minions Sempat Bertanding sebelum Diminta Karantina
Kejahilan ini, kata dia, sama saja kasus pelemparan batu terhadap kereta api yang melintas.
"Kan kasus itu (pelemparan kereta api) bukan berarti mereka bermaksud merampok kereta api. Ini sama. Siapa saja bisa menjadi pelaku pelemparan batu ke kaca truk," imbuhnya.
Akibat kerusakan pecah kaca depan, paling murah, sopir harus mengeluarkan biaya pengganti Rp 1 juta.
Biaya akan bertambah besar saat sopir terkena pecahan kaca atau mengenai bodi truk. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/teror-lempar-batu-semarang-2.jpg)