Berita Banjarnegara
Pergerakan Tanah di Pagentan Banjarnegara Merusak 12 Rumah Warga, Pemdes Berharap Relokasi
Pergerakan tanah di Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, kian mengkhawatirkan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pergerakan tanah di Desa Gumingsir, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, kian mengkhawatirkan.
Pergerakan tanah yang berlangsung sejak lama itu kini tak hanya merusak rumah warga tetapi juga fasilitas umum.
Jalan desa dengan struktur beton pun tak mampu bertahan dari goncangan geliat tanah.
Jalan penghubung antar kampung di Dusun Kalikidang, sebagian ambles. Material jalan cor itu patah terbawa longsor.
Kepala Desa Gumingsir Bejo Suroso mengatakan, pergerakan tanah di Dusun Sikidang mengakibatkan 12 rumah rusak dan terancam.
"Tadinya, ada 10 rumah yang rusak tapi pergerakan tanah membuat dua rumah lain ikut rusak. Jadi, ada 12 rumah (terdampak)," katanya, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Gerakan Tanah di Gumingsir Banjarnegara Rusak Rumah dan TK, Jalan Hanya Bisa Dilalui Motor
Baca juga: Gara-gara Pandemi Covid-19, Warga Miskin di Banjarnegara Bertambah 8,85 Ribu Jiwa
Baca juga: Ketemu PGRI Banjarnegara, Anggota DPD Bambang Sutrisno Janji Perjuangkan Guru Honorer Lama Jadi PPPK
Baca juga: Budhi Sarwono: Kami Mau Saja Perbaiki Jalan Provinsi Maupun Nasional di Banjarnegara, Ini Syaratnya
Retakan tanah juga membuat gedung TK Cokroaminoto di wilayah itu terancam longsor.
Untuk mengantisipasi kejadian tidak diinginkan, bangunan sekolah dikosongkan. Kegiatan sekolah sementara waktu akan dipindah ke gedung TPQ.
Bejo mengatakan, warga juga membongkar dua kandang milik warga karena terdampak pergerakan tanah.
Terkait rumah-rumah warga yang terancam, Bejo berharap, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara membantu memfasilitasi proses relokasi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, pergerakan tanah di Desa Gumingsir telah berlangsung sejak 2009.
Hanya, akhir-akhir ini, intensitas pergerakannya semakin parah karena intensitas hujan yang tinggi.
Ia pun memastikan, tidak ada warga yang tinggal di pengungsian karena bencana ini.
Baca juga: Septian David Maulana Dikabarkan Merapat ke Persib Bandung, CEO PSIS Semarang: Itu Gosip
Baca juga: 2 Polisi di Salatiga dan Wonogiri Dicopot dari Jabatan, Tersandung Kasus Narkoba
Baca juga: TMMD Purbalingga Dimulai, Kegiatan Fisik Difokuskan untuk Pembangunan Jalan Baru di Desa Tumanggal
Baca juga: Mulai 1 Maret, Dishub Kabupaten Tegal Gratiskan Uji KIR bagi Angkutan Umum. Ini Persyaratannya
Warga terdampak mengungsi secara mandiri ke rumah warga lain yang aman, hanya jika terjadi hujan berintensitas tinggi.
Ini dilakukan untuk menghindari risiko longsor yang mengancam tempat tinggal mereka.
"Curah hujan masih akan tinggi sampai Maret. Maka dari itu, untuk warga (berisiko), diharap bisa mengevakuasi mandiri saat terjadi hujan, lebih dari 6 jam," katanya. (*)