Berita Jawa Tengah
Akses Dusun Gletuk dan Pringapus Temanggung Tertutup Longsoran, Dapur Milik Suraman Juga Lenyap
Material longsor yang terdiri dari tanah bercampur lumpur setinggi 3 meter menutupi seluruh bagian jalan di Dusun Gletuk, Desa Getas, Temanggung.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - BPBD Kabupaten Temanggung mencatat ada 4 desa di 3 kecamatan mengalami bencana longsor pada Selasa (1/12/2020).
Meliputi Desa Banaran Kecamatan Gemawang, Desa Pagergunung Kecamatan Pringsurat, Desa Tleter Kecamatan Kaloran, dan Desa Getas Kecamatan Kaloran.
Di Desa Getas, longsor terjadi di beberapa titik seiring curah hujan tinggi dengan intensitas waktu yang cukup panjang.
Baca juga: Pemkab Siapkan Rp 10 Miliar, Tangani Kasus Covid-19 di Temanggung Tahun Depan
Baca juga: Acara Hajatan Kembali Dibatasi, Maksimal Diikuti 50 Orang di Temanggung
Baca juga: Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan, Temanggung Berstatus Zona Merah Covid-19
Baca juga: UMK Temanggung 2021 Ditetapkan Rp 1.885.000, Ini Syarat Perusahaan Bila Ingin Ajukan Keberatan
Akibatnya, beberapa rumah milik warga rusak terhantam material longsor.
Material longsor juga memutus akses jalan utama antara Dusun Gletuk dan Pringapus.
Ketua RT 01 RW 08 Dusun Gletuk, Sarwanto mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayahnya selama sekira 3 jam membuat tebing setinggi 30 meter di sisi jalan utama ke Dusun Pringapus longsor.
Material longsor yang terdiri dari tanah bercampur lumpur setinggi 3 meter menutupi seluruh bagian jalan.
Beberapa bebatuan dan wadas juga menghalangi akses jalan warga dua dusun tersebut.
Akibatnya, jalan utama dari Dusun Gletuk ke Pringapus maupun sebaliknya terputus sejak Selasa (1/12/2020) sore.
Warga harus menempuh jalan memutar hingga belasan kilometer selama akses jalan utama belum terbuka.
"Memang hujan deras dan lama, tebing longsor kira-kira setinggi 30 meter."
"Kami kerja bakti warga secara bergantian untuk membersihkan tanah dan batu."
"Butuh waktu karena lumpur dan tanah cukup tebal ditambah banyak wadasnya," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (2/12/2020).
Dengan tertutupnya akses jalan utama, kata Sarwanto, warga Pringapus memilih untuk tetap di dusunnya dari pada harus memutar lebih jauh.
"Yang laki-laki kami ajak untuk kerja bakti."