Berita Jawa Tengah
Akses Dusun Gletuk dan Pringapus Temanggung Tertutup Longsoran, Dapur Milik Suraman Juga Lenyap
Material longsor yang terdiri dari tanah bercampur lumpur setinggi 3 meter menutupi seluruh bagian jalan di Dusun Gletuk, Desa Getas, Temanggung.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
Guna mencegah longsor kembali, ia meminta warga untuk berbenah dan bersiap-siap manakala curah hujan tinggi kembali mengguyur wilayah Desa Getas dan sekitarnya.
"Masyarakat saling gotong royong membenahi yang terdampak longsor, termasuk jalan dan selokan."
"Takutnya kalau disusul hujan lagi bisa tambah parah," terang Nasrudin.
Bantuan Pemerintah
Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei menjelaskan, bencana longsor yang terjadi pada 1 Desember 2020 mengakibatkan beberapa rumah dan akses jalan di 4 desa tersebut rusak.
Pihaknya juga telah melakukan tinjauan lokasi terdampak longsor guna memberikan bantuan sesuai apa yang dibutuhkan.
Seperti material perbaikan rumah meliputi kayu, semen, besi, genting, papan, maupun material lainnya.
Khusus untuk warga yang melakukan gotong royong, BPBD memberikan sembako dan makanan siap saji kepada warga agar bisa dimanfaatkan saat kerja bakti.
"Kalau nominalnya per keluarga bervariasi, tergantung kerusakan."
"Bisa hanya beberapa juta, maksimal Rp 5 juta oleh kabupaten, kalau provinsi bisa mencapai Rp 10 juta," terang Dwi.
Dia memperkirakan, kerusakan rata-rata tiap rumah mencapai 20 persen dari total bangunan yang ada.
Dari perkiraan itu, anggota BPBD meminjau lokasi untuk memperkirakan apa saja yang dibutuhkan warga terdampak longsor untuk dibantu.
"Prinsip kami berikan bantuan logistik sembako maupun material bangunan."
"Total dalam setahun ada anggaran kebencanaan Rp 300 juta untuk material bangunan dan Rp 50 juta untuk bantuan makanan siap saji."
"Saat ini sisa anggaran tinggal Rp 80 juta untuk material."