Berita Pendidikan
Ganjar Tak Akan Membuka Sekolah Tatap Muka secara Serentak Januari Mendatang. Ini Alasannya
Ganjar merasa, jika pada Januari mendatang, pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan secara serentak.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: rika irawati
"Lha tapi setelah dipakai, dibersihkan tidak? Harus dibersihkan lho, minimal setelah dipakai praktik, ada jeda 10-15 menit untuk pembersihan," ujar Ganjar mengingatkan.
"Jadi, mesin-mesin yang sudah disentuh itu dilap. Kalau perlu, setelah dibersihkan, pintu dikasih pita-pita jadi tanda kalau sudah disterilkan," kata Ganjar pada guru.
Baca juga: Gubernur DKI Anies Baswedan Positif Covid-19, Roda Pemerintahan Dipastikan Tak Terganggu
Baca juga: Mulai Tahun Depan, Uang Saku Perjalanan Dinas Pejabat dan Anggota Dewan Dipangkas 50 Persen
Baca juga: Ayah Asal Sragen Ini Syok Mengetahui Anak Semata Wayang Tewas Kecelakaan setelah Lihat Media Sosial
Baca juga: Firasat Ibu Korban Kecelakaan Maut Tol Cipali: Mimpi Tenggelam Hingga Keinginan Vina Makan Megono
Seusai melakukan pengecekan, Ganjar kemudian memberikan sejumlah evaluasi pada pengelola SMKN Jateng.
Ganjar mengatakan, pihaknya mendapat gambaran terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 mendatang.
"Kami evaluasi untuk persiapan, nanti di bulan Januari kami bisa mengerti. Kalau tadi, kami lihat, secara SOP, sudah bagus, fasilitas sudah bagus. Nah, sekarang kami harus mendisiplinkan," katanya.
Menurut Ganjar, dari uji coba SMA maupun SMK yang sudah dilakukan, pihaknya telah mengevaluasi beberapa hal.
Ganjar merasa, jika pada Januari mendatang, pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan secara serentak.
"Sehingga, nanti di bulan Januari, saya punya gambaran, rasa-rasanya belum semua akan bisa makregudug (serentak, Red) masuk bareng, itu saya rasa-rasa belum bisa. Tetap harus selektif. Ini bagian dari cara kami untuk berhati-hati," ujarnya.
Sebagai informasi, sebanyak lima sekolah asrama di Jawa Tengah saat ini masih melakukan uji coba. Antara lain, SMKN Jateng Semarang, Pati dan Purbalingga, kemudian SMK Pradita Dirgantara Boyolali, dan SMK Taruna Nusantara. (*)