Berita Ekonomi Bisnis

Curah Hujan Tinggi, Harga Cabai Rawit Merangkak Naik, Kini Capai Rp 31 Ribu di Temanggung

Sarmidah, petani cabai di Desa Tanggulanom, Kecamatan Tlogomulyo mengatakan, saat ini harga cabaik rawit merah di tingkat petani Rp 31.000 per Kg.

Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
Petani cabai di Kabupaten Temanggung sedang merawat tanamannya agar tumbuh bagus dan menghasilkan cabai yang melimpah, Kamis (26/11/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - Memasuki musim penghujan, harga cabai di Kabupaten Temanggung mulai merangkak naik.

Khususnya harga cabai rawit dari kalangan petani.

Naiknya harga cabai rawit diketahui sejak 2 pekan terakhir ini.

Kenaikan dipicu hasil panen menurun akibat cabai busuk dalam curah hujan yang cukup tinggi.

Baca juga: Pemkab Temanggung Siapkan Tenaga Vaksinasi Covid-19, Setiap Puskesmas Siagakan 2-3 Petugas

Baca juga: Alhamdulillah, Pemkab Temanggung Kucurkan Hibah Rp 3 Miliar ke 120 Kelompok Tani Terdampak Covid-19

Baca juga: Disebut Karena Pandemi, Lahan di Temanggung yang Ditanami Bawang Putih Cuma 225 Hektare

Baca juga: Hitungan Awal Pemkab Temanggung, Tahun Depan Bakal Defisit Anggaran Capai Rp 63,4 Miliar

Sarmidah, petani cabai di Desa Tanggulanom, Kecamatan Tlogomulyo mengatakan, saat ini harga cabaik rawit merah di tingkat petani sebesar Rp 31.000 per kilogram.

Harga tersebut mengalami kenaikan Rp 6.000 sejak dua pekan terakhir.

"Harga cabai sekarang Rp 31 ribu per kilogram."

"Naik, dahulu Rp 25 ribu, terus Rp 28 ribu, dan sekarang Rp 31 ribu."

"Itu cabai jenis rawit," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (26/11/2020).

Sarmidah mengatakan, kenaikan harga cabai dimungkinkan karena hasil panen yang menurun.

Katanya, produktivitas cabai di kalangan petani cabai khususnya di Temanggung tidak dipungkiri berkurang setelah diguyur hujan beberapa pekan terakhir.

Meski sebagian cabai rusak sebelum waktunya dipanen sehingga hasil panen menurun, petani masih mendapatkan keuntungan dari naiknya harga cabai saat ini.

Hanya saja, kondisi tersebut dapat memicu lonjakan harga cabai di pasaran sehingga berdampak pada kebutuhan cabai di tingkat perumahan saat pandemi Covid-19 belum berakhir.

"Dengan harga itu, petani masih belum untung besar."

"Minimal bisa menutup biaya penanaman dan perawatan," jelasnya. 

Mengingat masih berlakunya kebijakan pemerintah agar warga tetap di rumah guna memutus rantai penyebaran Covid-19, dimungkinkan memicu tingginya tingkat konsumsi cabai.

Harga cabai di pasaran juga dimungkinkan bakal meroket seiring ketersediaan barang di petani menurun hingga 30 persen akibat curah hujan yang cukup tinggi.

Petani cabai di Kabupaten Temanggung sedang merawat tanamannya agar tumbuh bagus dan menghasilkan cabai yang melimpah, Kamis (26/11/2020).
Petani cabai di Kabupaten Temanggung sedang merawat tanamannya agar tumbuh bagus dan menghasilkan cabai yang melimpah, Kamis (26/11/2020). (TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM)

Baca juga: 1.103 Surat Suara Rusak di Wonosobo, KPU: Dominasi Karena Bercak Tinta di Kolom Pencoblosan

Baca juga: Hasil Survei Pilkada Wonosobo 2020: Lawan Afif-Albar, Elektabilitas Kotak Kosong Bergerak Naik

Baca juga: Seluruh Wisata Air Belum Juga Dibuka, Ini Alasan Disparbud Kabupaten Wonosobo

Menurut petani cabai lainnya, Partono mengatakan, kenaikan hatga cabai lantaran saat ini menyediakan cabai berkualitas untuk dipanen cukup sulit.

Katanya, dengan intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, berdampak pada pertumbuhan tanaman.

Seperti contoh, buah busuk, bercak daun, serta mempengatuhi pertumbuhan dan produktivitas cabai akibat kadar air yang berlebih.

Dengan situasi tersebut, para petani sudah menanggulanginya dengan beberapa langkah.

Seperti membuat jaring paranet guna mengontrol air hujan yang menggenangi daerah tanaman, hingga memasang mulsa plastik.

Hanya saja, langkah tersebut memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit sementara ekonomi masyarakat masih terdampak pandemi Covid-19.

"Meningkatnya cabai memang karena hasil panen petani menurun."

"Banyak tanaman maupun buah cabai terkena penyakit."

"Satu sisi dapat membantu menutupi biaya yang dikeluarkan petani, satu sisi ya harga jual di pasar jadi naik, kasihan masyarakat juga," terangnya.

Partono berharap kondisi tersebut dapat segera diatasi agar kebutuhan petani maupun masyarakat terkait cabai tetap dalam situasi kondusif. 

"Petani hanya bisa berbuat sebisanya untuk menanggulangi curah hujan ini, agar hasil panen cabai tetap bagus."

"Karena memang penyakitnya kompleks," ujarnya. (Saiful Ma'sum)

Baca juga: Hakim Tolak Eksepsi Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad, Sidang Kasus Konser Dangdut Berlanjut

Baca juga: Tekan Anak Putus Sekolah, Pemkot Tegal Luncurkan Gerakan Asela

Baca juga: Kota Tegal Punya 10 Trotoar Baru Akhir Tahun Ini, Anggaran Capai Rp 1,95 Miliar

Baca juga: Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Rusunawa dan GOR Difungsikan Tempat Isolasi Pasien di Kota Tegal

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved