Berita Ekonomi Bisnis
Kopi Robusta Asal Gesing Temanggung Rambah Pasar Global, Indriyatno: Prinsipnya Kami Jaga Kualitas
"Kami yakin dengan manajemen pengelolaan yang bagus, kopi Temanggung bisa mendunia dan dikenal semua kalangan," kata Indriyatno.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - Enam tahun berkecimpung di dunia perkopian menjadi pengalaman berharga bagi Indriyatno, warga Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung.
Menjadi petani kopi sekaligus Ketua Kelompok Tani Kopi Temanggung, laki-laki 55 tahun ini berniat membudidayakan kopi agar tetap eksis hingga mancanegara.
Saat ditemui di kediamannya, Indriyatno mengatakan, kecintaannya dengan kopi sudah tumbuh sejak remaja.
Baca juga: Tiap Siswa Dapat Dua Masker, SMPN 6 Temanggung Mulai Simulasi KBM Tatap Muka, Ini Respon Mereka
Baca juga: BPBD Temanggung Pantau 195 Titik Rawan Longsor, Minta Warga Lapor Kejadian Lewat Aplikasi Sinotika
Baca juga: Semua Sekolah di Temanggung Ditargetkan Sudah Gelar Simulasi KBM Tatap Muka pada Tengah November
Baca juga: Tiap Mapel Dibatasi Maksimal 20 Menit, Begini Cara Sekolah di Temanggung Simulasikan KBM Tatap Muka
Beberapa kegiatan bersama komunitas dan petani kopi diikuti.
Hingga akhirnya, pada 2014 lalu, Indriyatno mulai memfokuskan diri pada tanaman kopi serta pengolahannya.
"Saya benar-benar fokus pada kopi sekira 6 tahun ini."
"Bassicnya di Temanggung sini adalah kopi robusta."
"Mulai tanam hingga merosting kopi dalam beberapa pilihan," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (3/11/2020).
Ia menciptakan sendiri alat rosting kopi secara manual.
Beberapa konsep pengolahan kopi coba iya padupadankan untuk menghasilkan cita rasa khas kopi terbaik.
Kini biji kopi hasil rostingannya dimintai banyak orang hingga ke berbagai mancanegara.
Seperti Portugal, Australia, dan Jepang.
"Bulan lalu ada orang yang beli kopi saya dari beberapa negara."
"Bahkan yang dari Jepang minta lihat ke kebunnya langsung."
"Diborong stok kopi yang saya punya," katanya.

Baca juga: Karena Hal Ini, Bupati Temanggung Apresiasi Ketatnya Aturan Protokol Kesehatan di Ponpes
Baca juga: Bupati Al Khadziq: Temanggung Tanahnya Subur, Kebangetan Kalau Ada Warga yang Kelaparan
Baca juga: Target Bisa Tambah 6.000 UKM di Temanggung, Pendaftaran BPUM Diperpanjang Hingga Akhir November
Kini, Indriyatno dibantu 16 warga sekitar mampu memproduksi 20 ton kopi biji maupun bubuk dalam sebulan.
Omzet yang didapatkan Indriyatno pun mencapai Rp 12 hingga 15 juta perbulan.
Kopi produksinya yang diberi nama Kusuma Kopi dibandrol dengan harga yang cukup terjangkau.
Tiap jenis kopi dibandrol dengan harga yang bervariatif, bergantung waktu pemrosesannya.
Untuk kopi original dibandrol dengan harga Rp 27 ribu per kilogram.
Sedangkan kopi yang sudah dipermentasi 2 pekan dibandrol dengan harga Rp 60 ribu per kilogram.
"Kami prinsipnya jaga kualitas rasa kopi."
"Kami pasarkan dengan maksimal agar bisa menjangkau dunia luas."
"Ada harga yang Rp 30 ribu dan Rp 35 ribu per kilogramnya, tergantung kualitas kopi," ujarnya.
Guna meningkatkan pemasarannya, Indriyatno kini mulai memanfaatkan media berbasis internet.
Seperti hanya jual beli online maupun media sosial.
Cara tersebut menurutnya berdampak pada permintaan kopi menjadi luas hingga menjangkau masyarakat global.
Dia berharap kopi Temanggung tetap dilestarikan dan lebih dikenal masyarakat di berbagai negara.
"Kami yakin dengan manajemen pengelolaan yang bagus, kopi Temanggung bisa mendunia dan dikenal semua kalangan," harapnya. (Saiful Ma'sum)
Baca juga: Progres Pembangunan GOR Indoor Batang, Target Awal Mestinya Sudah 30 Persen Tapi Belum Tercapai
Baca juga: Awalnya Mau Dibuang Sayang, Mengintip Kisah Yuspita dan Gerakan Sedekah Sepatu di Purbalingga
Baca juga: Triwulan III 2020, Realisasi Investasi ke Jawa Tengah Capai Rp 37 Triliun
Baca juga: Jika Semua ASN Mau Jadi Muzaki, Potensi Zakat Sebenarnya Bisa Capai Rp 30 Miliar di Purbalingga