Berita Pendidikan
Simulasi KBM Tatap Muka Dilanjut Pekan Depan, Gubernur Jateng: Jumlah Siswa dan Sekolah Ditambah
Dengan evaluasi yang menunjukkan hasil baik itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan kembali melanjutkan simulasi tatap muka di tujuh sekolah.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: deni setiawan
"Selain ketujuh sekolah itu, ada juga sekolah luar yang mengajukan, seperti SMA Pradita Dirgantara Boyolali dan SMA Taruna Nusantara."
"Tapi kami minta prosentase siswanya harus terbatas dan simulasi harus ketat," tegasnya.
Penambahan jumlah siswa dan jumlah sekolah, lanjut Ganjar tentu dengan mempertimbangkan status zonasi.
Tak hanya untuk sekolah baru yang ditunjuk, terhadap tujuh sekolah yang sudah melaksanakan juga akan dievaluasi.
"Tentu semua mempertimbangkan zona, bahkan yang eksisting ini kalau terjadi zonanya naik."
"Kami minta dicek ke Dinas Kesehatan atau Satgas tentang mikrozonasinya."
"Dicek apakah sekolah itu masuk zona merah, atau tempat tinggal siswanya yang masuk zona merah."
"Kalau itu terjadi, maka siswanya dilarang sekolah dan kalau sekolahnya berada di zona merah, ya ditutup terlebih dahulu," pungkasnya.
• Tayang Perdana 2 Oktober, Film Kisah Rumah Tangga Rizky Hanggoro dan Leony VH di Ambang Perceraian
• Tak Cuma Razia Masker, Polres Kebumen Juga Cek Isi Dompet Pengendara, Kalau Kosong Diberi Uang
• OPD Kota Salatiga Wajib Miliki Akun Medsos, Yuliyanto: Admin Harus Tanggap Merespon di Masa Pandemi
• BMKG Ingatkan Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi, Kerap Terjadi di Musim Penghujan
Sementara itu, Plt Kepala Disdikbud Jateng, Padmaningrum menerangkan, pihaknya akan memulai kembali simulasi belajar tatap muka di tujuh sekolah yang ditunjuk pada 5 Oktober 2020.
Jumlah siswanya akan ditambah 100 persen, dari jumlah awal yang mengikuti tatap muka.
Ia mencontohkan, misalnya di SMK Negeri 1 Temanggung yang awalnya diikuti 72 siswa, pada tahap kedua nanti akan ditambah menjadi 180 siswa.
Begitu juga di sekolah lain yang telah ditunjuk itu, akan dilakukan penambahan jumlah siswa 100 persen dari tahap awal.
"Selain itu, kami juga melakukan penambahan sekolah yakni di tiga SMK Negeri Jateng."
"Baik itu di Semarang, Pati, maupun Purbalingga, serta SMA Pradita Dirgantara dan Taruna Nusantara."
"Mengapa kami pilih sekolah yang berasrama, karena lebih mudah dalam pengaturannya," katanya.