Berita Kesehatan
Hingga Juli Capai 72 Kasus, Ini Upaya Dinkes Batang Tekan Angka Kematian Bayi
Berdasarkan data, angka kematian ibu dan bayi masih fluktuasi di Kabupaten Batang. hingga Juli 2020, ada 11 kasus kematian ibu dan 72 anak.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Dinkes Kabupaten Batang mentargetkan Angka Kematian Bayi (AKB) setiap tahunnya mengalami penurunan di angka 13/1000.
Berdasarkan data, angka kematian ibu dan bayi masih fluktuasi atau naik turun di Kabupaten Batang.
Pada 2017 angka kematian ibu 16 orang, dan bayi 160 orang.
• Wihaji Usulkan Raperda Penanggulangan Penyakit Menular di Batang, Termasuk Covid-19
• Anak Punk Makin Meresahkan di Batang, Bupati Perintahkan Satpol PP Bertindak Tegas
• KIT Batang Bakal Serap Ribuan Tenaga Kerja, Pemkab Mulai Siapkan Aplikasi Database Pencari Kerja
• Tekan Angka Stunting di Batang, Dinkes Kembali Aktifkan Posyandu Tiap Desa
Lalu pada 2018 angka kematian ibu mencapai 20 orang dan bayi 141, pada 2019 angka kematian ibu 14 orang, sedangkan bayi mencapai 144.
Dan hingga Juli 2020 ini, telah ada 11 kasus kematian ibu dan 72 angka kematian bayi.
"Untuk target angka kematian bayi (AKB) adalah 13/1.000 kelahiran hidup."
"Jadi hingga saat ini kasus kami belum melebihi target, tetapi ya hampir."
"Harapannya kasus dari tahun ke tahun menurun bisa terus menurun," tutur Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Batang, Sri Eprileni kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (8/9/2020).
Untuk menurunkan kasus tersebut, dikatakannya Dinkes telah melaksanakan serangkaian upaya pencegahan.
Seperti pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, mulai tingkat SMP untuk mencegah anemia sejak dini.
Selain itu juga turut disampaikan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja.
"Pembinaan kami juga berikan pada calon pengantin yang akan menikah, yang bekerja sama dengan Kemenag Kabupaten Batang."
"Tujuannya adalam memberikan pembekalan kesehatan, dan imunisasi kepada calon pengantin," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan ibu hamil atau Antenatal care (ANC).
Termasuk ANC terpadu, pengelolaan ibu hamil risiko tinggi, kelas ibu hamil dan kelas ibu balita.
Terkait dengan sarana pelayanan kesehatan, pihaknya juga sudah mendorong adanya Puskesmas mampu persalinan 24 jam, dan fasilitas KB pasca persalinan.
"Selain itu juga pemeriksaan pada ibu nifas dan bayi baru lahir serta Posyandu balita juga rutin dilaksanakan," imbuhnya.
Ditambah dengan imunisasi pada bayi dan balita, serta pemberian makanan tambahan pada bumil Kurang Energi Kronik (KEK) dan bayi usia 6 bulan ke atas yang gizi kurang atau buruk.
"Kami juga selalu mengajak masyarakat untuk membudayakan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan."
"Itu karena ASI ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi."
"Jadi kami imbau semua ibu menyusui agar bisa memberikan ASI," pungkasnya. (Dina Indriani)
• Bawaslu Kabupaten Purbalingga: Simpatisan Bakal Paslon Masih Banyak yang Abai Protokol Kesehatan
• KBM Tatap Muka Terancam Ditunda Lagi di Banyumas, Dindik Tunggu Instruksi Tim Gugus Tugas
• 28 SMP dan 109 SD Bakal Jadi Pilot Project KBM Tatap Muka di Cilacap
• Satu Pelaku Ditangkap Polisi di Wangon Banyumas, Kasus Perampokan Pedagang Pasar Induk Ajibarang