Berita Kesehatan
Tekan Angka Stunting di Batang, Dinkes Kembali Aktifkan Posyandu Tiap Desa
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Batang pada 2019, angka mencapai 10,27 persen dan pada pertengahan tahun ini terdapat kenaikan menjadi 10,50 persen.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Permasalahan gagal tumbuh pada anak balita (stunting) masih menjadi tantangan bagi setiap daerah.
Di Kabupaten Batang, angka stunting masih mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Batang pada 2019, angka mencapai 10,27 persen dan pada pertengahan tahun ini terdapat kenaikan menjadi 10,50 persen.
• Sudah Tiga Kali Lantik Pj Sekda Batang, Bupati Wihaji: Kami Masih Fokus Tangani Covid-19
• Sembilan SMP Negeri di Batang Kembali Batalkan KBM Tatap Muka
• Pemkab Batang Bakal Makin Tegas, Warga Kepergok Tidak Gunakan Masker Langsung Kena Denda
"Dibanding pada 2019, hingga pertengahan 2020 ada kenaikan di angka 10,50 persen."
"Mudah-mudahan tidak ada kenaikan lagi sampai akhir tahun," tutur Kepala Dinkes Kabupaten Batang, dr Muchlasin kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (27/8/2020).
Dia mengatakan, untuk menekan angka stunting tidak bertambah, Dinkes kembali mengaktifkan Posyandu.
Dimana sebelumnya sempat tidak ada kegiatan karena pandemi Covid-19.
"Untuk Posyandu di masa pandemi, pelaksanaannya harus memperhatikan status kondisi desa terhadap Covid-19."
"Desa yang statusnya hijau lebih dianjurkan untuk pelaksanaan Posyandu," ujarnya.
Dijelaskannya, pelaksanaan Posyandu harus sesuai dengan protokol kesehatan.
Seperti tempat pelaksanaan diusahakan di tempat terbuka.
Sebelum pelaksanaan tempatnya dibersihkan terlebih dahulu menggunakan disinfektan.
Fasilitas menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, memperhatikan jarak antar meja pelayanan minimal 1,5 meter.
Kader Posyandu memakai masker balita maupun pengantar harus memakai masker.
Sedangkan untuk balita lebih kondisional.
Jika dimungkinkan dilakukan penjadwalan penimbangan agar tidak terjadi kerumunan.
• KPU Jateng Minta Bakal Calon Kepala Daerah Mulai Siapkan Berkas Syarat Pendaftaran
• Sebelum Ujian SKB CPNS Pemkot Semarang, Peserta Diminta Isolasi Mandiri Selama 14 Hari
Apabila tidak dijadwal harus diusahakan tidak terjadi kerumunan.
Peserta membawa sarung sendiri-sendiri untuk pengganti sarung dacin saat menimbang.
Pelaksanaan diusahakan seefektif mungkin, agar balita tidak terlalu lama dalam satu tempat.
Namun pengukuran tetap dilaksanakan secara baik dan benar.
"Meski sebelumnya harus libur karena pandemi, tapi kami berikan sosialisasi dan tetap memantau kondisi balita maupun ibu hamil," imbuhnya.
Dia menambahkan, pada saat Posyandu belum dilaksanakan karena adanya pandemi, diberikan sosialisasi bahwa orangtua balita harus memantau pertumbuhan balita secara mandiri.
Dan memastikan asupan gizi seimbang untuk balita.
Untuk ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis (KEK) dikunjungi oleh petugas Puskesmas untuk dipantau.
Kemudian diberikan PMT bumil agar kondisinya menjadi baik dan bayi yang di kandungnya bisa lahir normal, terhindar dari risiko stunting.
"Sedangkan untuk balita yang bermasalah kurang gizi dan sebaiknya tetap dilakukan kunjungan oleh Puskesmas untuk dipantau."
"Pemberian PMT pemulihan dan pada bayi 0 - 6 bulan dianjurkan dengan pemberian ASI ekslusif," pungkasnya. (Dina Indriani)
• Empat Titik Ini Diusulkan Ada CCTV, Begini Tanggapan Dinhub Purbalingga
• Kapolres Banjarnegara: Hal Penting Adalah Keselamatan, Jadi Mohon Disiplin Protokol Kesehatan
• Alhamdulillah, BSU Pekerja Tahap Pertama Rp 600 Ribu Sudah Cair, Banyumas Ada 46.117 Rekening
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/posyandu-mulai-aktif-di-batang.jpg)