Berita Kesehatan
Ada Lonjakan Kasus DBD di Kendal, Dinkes: Hingga Bulan Ini Sudah Capai 146 Pasien
Selain siklus musim penghujan yang belum selesai, juga dipengaruhi turunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
"Hanya saja di 2020, jumlah kasus DD tembus 509 orang."
"Sedangkan yang terkonfirmasi DBD 146 orang," tuturnya.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Kendal, Muntoha mengatakan, kasus terbanyak terjadi di 5 kecamatan.
Meliputi Kecamatan Boja, Kaliwungu, Pegandon, Rowosari, dan Kota Kendal.
Pihaknya terus mengupayakan penanganan kasus DBD semaksimal mungkin sehingga tidak menyebabkan kematian.
"Tahun ini Alhamdulillah tidak ada yang meninggal."
"Tahun lalu jumlah total 185 kasus terdapat 1 pasien DBD yang meninggal," terangnya.
Katanya, rata-rata yang terserang DBD usia anak-anak hingga remaja mulai dari 5 sampai 15 tahun.
Hal tersebut bisa saja dipengaruhi karena mobilitas jelajah anak yang tinggi serta kurangnya berperilaku dan menjaga kebersihan lingkungan.
Dia berharap, masyarakat tetap waspada serta berusaha mencegah sedini mungkin dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Seperti rajin menguras bak mandi, hingga membuah sisa-sisa air pada tempat-tempat yang menjadi penampungan air.
"Kami harap dengan gerakan PSN bersama, tidak ada lagi peningkatan kasus yang signifikan."
"PSN paling efektif cegah DBD, karena fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa."
"Kami tetap lakukan fogging, namun saat ditemukan kasus pasien DBD."
"Selain itu bisa juga pakai obat pembasmi larva atau Abate dan tersedia gratis di Puskesmas," tuturnya. (Saiful Ma'sum)
• Andik Sempat Bekap Mulut Si Bayi Agar Ika Takut, Ini Kronologi Bayi Dibuang di Gunungpati Semarang
• Kisah Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Salatiga, Ibunya Sakit Sehingga Kiki Dipasung di Kamar
• Dukung Belajar Daring, Pelajar Kota Salatiga Dapat Subsidi Kuota Internet
• Ini Bahayanya Kalau Rentenir Sasar Masyarakat Pedesaan, Bachrudin Minta OJK Turun Tangan