New Normal Jateng

Begini Mekanisme Santri Hendak Kembali ke Ponpes di Jateng, Misal Asal Purbalingga ke Magelang

Santri tidak lagi berwudhu dengan air yang ada di bak penampungan besar seperti di ponpes pada umumnya. Tapi harus di tempat air selalu mengalir.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/M NAFIUL HARIS
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menghadiri peluncuran JPE Bahan Baku untuk UMKM di Koperasi Pondok Pesantren (Ponpes) Pancasila, Blotongan, Kota Salatiga, Kamis (4/6/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tak hanya soal persiapan mekanisme peribadatan, aktivitas di pondok pesantren (ponpes) juga tengah dipersiapkan protokol kesehatan saat new normal.

Bagi ponpes yang siap untuk menerima santri kembali belajar, semisal di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, maupun Cilacap, Pemprov Jateng bakal memberikan mitigasi.

Termasuk bersinergi agar bisa menerapkan protokol kesehatan secara baik dan optimal.

Dana Pelunasan Berangkat Haji Bisa Ditarik, Kemenag Banjarnegara: Semisal untuk Bayar Utang Dahulu

Razia Masker di Masa New Normal Kota Tegal, Tiap Hari 150 Orang Dicatat Nama dan Alamatnya

36 Warga Reaktif Corona Masih Tunggu Hasil Tes Swab, Termasuk Komisioner Bawaslu Banjarnegara

Masih Saja Ada Warga Tak Gunakan Masker di Banyumas, Jalani Sidang Tipiring, Didenda Rp 15 Ribu

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan, untuk mendukung new normal diperlukan infrastruktur atau sarana prasarana di pondok pesantren (ponpes).

"Fasilitas apa yang bisa diberikan agar mereka tertib, tidak ada kerumunan besar di ponpes."

"Ternyata problem-nya kebersihan. Karena itu air menjadi isu."

"Kami kira ini menjadi penting untuk memberikan fasilitasi air bersih," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (5/6/2020).

Menurutnya, saat new normal diterapkan di lembaga pengajaran agama Islam itu, air harus mengalir.

Santri tidak lagi berwudhu dengan air yang ada di bak penampungan besar seperti di ponpes pada umumnya.

"Wudhunya harus (pakai air) mancur. Tidak boleh mengobok."

"Kemudian, dikasih sabun. Lha ini yang mesti disiapkan," jelasnya.

Menurutnya, ada banyak fasilitas di ponpes yang harus dibenahi agar semuanya tertib dan tidak ada kerumunan besar.

Mulai soal tata cara mengaji, soal kebersihan, ketersediaan air bersih, dan lainnya.

Ketika ditanya apakah ada suntikan dana anggaran untuk realisasi penyesuaian fasilitas di ponpes, Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng selalu memberikan dana.

Baik itu sebelum, saat, hingga pasca pandemi virus corona.

Ini Alasan DMI Batang Masih Mengimbau Pengurus Masjid Gelar Salat Berjamaah

ASN Pemkot Salatiga Kembali Jalani Rapid Test, DKK: Pedagang dan Juru Parkir Berikutnya

Bertengkar Karena Selingkuh, Saefudin: Pemicu Dominan Perceraian di Semarang

Nelayan Jangan Melaut Dahulu, Prakiraan BMKG: Berikut Daftar Gelombang Tinggi Hingga Nanti Malam

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menuturkan, ada dua mekanisme inti yang harus dilakukan santri saat kembali ke ponpes.

Yakni kelengkapan surat keterangan sehat Covid-19 dan wajib karantina selama 14 hari.

"Kami sudah rapatkan terkait draft pemberangkatan santri ke pondok pesantren."

"Kepulangan mereka ke ponpes akan diurus para alumni," kata Gus Yasin, panggilannya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (5/6/2020).

Alumni pondok, lanjutnya, akan mendata jumlah santri dari kota asalnya.

Misalnya santri yang mondok di Ponpes API Tegalrejo Magelang yang merupakan warga Purbalingga, alumni akan menghitung jumlah santri di Purbalingga tersebut.

Lalu, para alumni dan organisasi ponpes juga akan mengurusi santri untuk mengecek kesehatan Covid-19 atau rapid test di Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain.

"Sebelum berangkat mereka akan periksa kesehatan."

"Jika ada yang termasuk dalam kriteria OTG, PDP, ODP, atau bahkan Covid-19, tentu yang masuk dalam daftar riwayat itu tidak diperbolehkan berangkat ke ponpes," jelasnya.

Namun, jika pengecekan kesehatan tidak ada masalah, nama mereka akan didaftarkan ke Gugus Tugas di kabupaten/kota setempat untuk dimasukkan dalam manifestasi perjalanan.

Lantaran, keberangkatan mereka akan dilakukan secara kolektif atau bersama-sama dan diatur Dinas Pehubungan (Dishub) setempat.

"Setelah tiba di lokasi (pondok pesantren) Gugus Tugas di wilayah tersebut akan mengecek lagi kesehatan para santri," ucapnya.

Setelah itu, ia meminta seluruh pengasuh ponpes di Jawa Tengah untuk mengkarantina seluruh santri yang masuk selama 14 hari.

Apabila ponpes tidak memiliki tempat karantina yang memadai, bisa berkoordinasi dengan Satgas Jogo Tonggo di wilayah ponpes untuk menggunakan fasilitas lain di daerahnya.

Mereka bisa menempati tempat karantina yang sudah disiapkan di berbagai desa.

Atau bisa juga menggunakan fasilitas lain seperti gedung sekolah dan sebagainya.

Untuk penggunaan seperti masker, hand sanitizer, dan sebagainya, ia meminta penghuni santri bisa menerapkannya sesuai arahan dari pemerintah. (Mamduh Adi)

Warga Tiga RT Kelurahan Bobosan Purwokerto Diduga Terserang Chikungunya

Tak Cuma Hukum Push Up, Tidak Pakai Masker Pengendara Juga Bisa Ditilang Polisi di Banyumas

Diduga Langgar Kode Etik, ASN Pemkab Purbalingga Laporkan Bawaslu ke DKPP

Bukti Pasien Sembuh Kembali Positif Covid-19, Bupati Banjarnegara: Sekeluarga Masuk Klaster Gowa

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved