Teror Virus Corona
Pasar Kobong Semarang Sudah Dibuka Lagi, Disdag: Jangan Sampai Sepelekan Protokol Kesehatan
Pasar Kobong sempat ditutup lantaran sejumlah pedagang dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan swab test oleh petugas Dinkes Kota Semarang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pasar Kobong atau Pasar Rejomulyo Semarang yang sempat menjadi klaster penularan Covid-19 di Kota Semarang kini telah dibuka kembali.
Police line atau garis polisi yang sempat dipasang juga telah dilepas.
Sebelumnya, pasar ini ditutup lantaran sejumlah pedagang dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan swab test oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang.
• Silakan Akses Link Ini, Jika Belum Dapat Bantuan Sembako, Warga Jateng Tinggal di Jabodetabek
• Begini Cara Urus Surat Keterangan Bebas Covid-19, Berikut Biaya Mandiri di Rumah Sakit
• Dikarantina 24 Jam di Gedung Korpri, Bagi Warga Purbalingga Tidak Gunakan Masker
• FAKTA Viral Foto Longsor Tol Ungaran di Medsos, Jasa Marga: Dipastikan Hoaks!
Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang akhirnya menutup operasional dan melakukan sterilisasi.
Kepala Disdag Kota Semarang, Fravarta Sadman mengatakan, operasional Pasar Kobong ditutup selama enam hari.
Pasar tersebut sudah kembali dibuka sejak Jumat (29/5/2020).
Selama enam hari, pihaknya bersama Dinkes Kota Semarang dan BPBD Kota Semarang melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin.
"Kami rutin selalu penyemprotan disinfektan selama enam hari."
"Baik dari Disdag, Dinkes, maupun BPBD Kota Semarang," ucap Fravarta kepada Tribunbanyumas.com, Senin (1/6/2020).
Fravarta berharap, pedagang maupun pembeli tidak menyepelekan protokol kesehatan sehingga tidak lagi terjadi penularan di pasar tersebut.
Dia menegaskan, pedagang maupun pembeli wajib memakai masker.
Sebelum memasuki pasar, dia juga meminta pembeli untuk mencuci tangan.
"Protokol kesehatan diikuti betul, wajib pakai masker, jaga kebersihan diri, cuci tangan menggunakan air mengalir," sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, klaster Pasar Kobong memang menjadi klaster penambahan terbanyak kasus Covid-19 di Kota Semarang.
Dia menduga, transaksi melalui uang menjadi penyebab penyebaran Covid-19 di area tersebut lantaran pedagang belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan.
Dia berharap, sistem penjualan di pasar tersebut diperbaiki untuk mencegah penularan virus.
Baik pedagang maupun pembeli harus benar-benar dapat menerapkan protokol kesehatan setelah pasar dibuka kembali.
"Para pedagang dan pembeli nantinya jika pasar itu dibuka lagi harus disiplin menerapkan protokol kesehatan."
"Kami berharap aktivitas jual beli di sana bisa lancar dan tenang serta tidak terganggu lagi,” imbuhnya.
• Tubuh Pria Warga Limpung Ditemukan di Bibir Pantai Sicepit Batang, Korban Tenggelam Saat Memancing
• Satgas Desa Sidak Warganya di Banyumas, Wajib Hafal Pancasila Bila Tidak Bermasker, KTP Juga Ditahan
• Dituduh Tolak Bansos Pemprov Jateng, Bupati Banjarnegara: Jangan Asal Ngomong
• Bupati Banjarnegara Bernostalgia dengan Pasien Covid-19 yang Sembuh: Kanca Sekelase Inyong Kiye
Rapid Test Secara Masif
Sebelumnya, Pemkot Semarang secara masif dan acak melakukan tes cepat (rapid test) dan swab di tempat keramaian untuk mengetahui warga yang terjangkit virus corona.
Dari hasil pemeriksaan itu, terlihat jumlah warga yang ternyata dinyatakan positif terus bertambah.
Satu di antara jumlah positif yang terbanyak yakni warga yang beraktivitas di Pasar Kobong di daerah Rejomulyo, Semarang Timur.
Sebelumnya, sebanyak 21 warga dinyatakan positif seusai pemeriksaan pada Jumat (22/5/2020) dan kemudian pasar tersebut ditutup selama enam hari.
Dari hasil itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) mengatakan, secara masif melakukan pelacakan atau tracking terhadap warga yang dinyatakan positif tersebut.
Pelacakan dilakukan ke semua tempat atau ke warga yang pernah dijumpai warga yang telah terjangkit virus corona.
Seusai dilakukan pelacakan dari klaster pasar itu, Hendi menyebutkan bahwa jumlah positif mencapai 28 orang.
“Ada yang reaktif di Pasar Kobong."
"Setelah di-swab ternyata positif, kemudian diteruskan lebih masif lagi sampai di-tracking ke keluarganya."
"Terakhir menjadi sekira 28 orang positif dimana luar Semarang ada 11 dan Kota Semarang 17 orang,” ungkap Hendi kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (28/5/2020).
Ia mengatakan, ada hal yang lebih ironis, yakni keluarga pedagang di Pasar Kobong juga terjangkit positif corona bahkan hingga tetangganya.
“Yang lebih ironis ada dua keluarga di Pedurungan yang bapaknya pedagang di Pasar Kobong; ternyata istri, anak dan beberapa tetangganya positif,” ujarnya.
“Maka perlu kesadaran dari masyarakat, meskipun sehat tetap perlu memerhatikan prosedur kesehatan."
"Merasa sehat tapi kasihan keluarga termasuk anaknya,” imbuh Hendi.
Orang nomor satu di Kota Semarang tersebut belum menganalisis media penularan virus di pasar tersebut.
Namun ia meyakini bahwa aktivitas perdagangan di pasar merupakan tempat yang rawan bagi penyebaran virus corona.
“Pasokan bahan dagangan di pasar bisa dari berbagai daerah, penularan juga bisa melalui droplet, uang dari tangan yang kebersihannya tidak terjaga,” ujarnya.
Selain di Pasar Kobong, pemeriksaan juga telah dilakukan di pasar-pasar lain dan hasilnya ada beberapa orang yang dinyatakan reaktif.
Selain pasar, mal, swalayan, dan cafe juga menjadi sasaran tempat pemeriksaan.
“Tapi di mal, swalayan, dan cafe termasuk di daerah Rinjani setiap kumpulan kami lakukan pemeriksaan hasilnya negatif semua,” ungkap Hendi.
Ia menyebutkan, ada sebanyak hampir 10 ribu pemeriksaan yang dilakukan tersebar di tempat keramaian di Kota Semarang. (Eka Yulianti Fajlin/Reza Gustav)
• Tanggul Pantai Kamulyan Jebol, BMKG Cilacap: Waspada Gelombang Tinggi
• Bupati Banyumas: Desa Sokawera Terapkan Pembatasan Sosial Secara Ketat
• Disdikbud Jateng: Dimajukan Menjadi 12 Juni, Sekolah Serahkan Laporan Hasil Belajar Siswa
• PPDB Jawa Timur Mulai 8 Juni, Anak Petugas Kesehatan Dapat Jatah Masuk SMA-SMK
