Larangan Mudik 2020

Sopir Bus Pariwisata Jalan Kaki Hingga Batang, Pulang Kampung di Solo: Saya Jadi Korban PHK

Kisah pilu dialami seorang sopir bus yang saat ini sedang menjalani masa karantina di Surakarta. Berjalan kaki dari Cibubur hingga Batang.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Maulana Arif Budi Satrio (38) atau akrab disapa Rio, warga Sudiroprajan, Jebres, Solo sedang menjalani karantina 14 hari setelah pulang dari Jakarta di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020). 

"Saya tiba di Surakarta pada Jumat (15/5/2020) pukul 08.00," ungkap dia.

Rio setiap hari menempuh perjalanan sekira 100 kilometer.

Selama di perjalanan, ia selalu berupaya untuk tetap berpuasa.

Dia mengatakan, medan yang terlalu berat selama dirinya berjalan kaki adalah di kawasan Karawang Timur sampai Tegal.

"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap dia.

Setiap dia singgah di warung makan untuk berbuka puasa ataupun sahur, pemilik warung makan itu selalu tidak mau dibayar.

Mereka iba dengan kondisi Rio yang berjalan kaki dari Cibubur untuk bisa pulang ke kampung halaman.

"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Surakarta."

"Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak."

"Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya.

Rio tiba di Surakarta pada Jumat (15/5/2020) sekira pukul 08.00.

Ia langsung dibawa ke gedung karantina milik Pemkot Surakarta di Graha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi untuk menjalani karantina selama 14 hari di gedung tersebut.

Karantina dilakukan karena baru saja pulang mudik dari zona merah penyebaran virus corona.

Selama karantina di gedung tersebut, semua kebutuhan makanan disiapkan oleh Pemkot Surakarta.

Rio mengaku sempat berpikir bahwa tempat karantina itu tidak nyaman dan seperti penjara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved