Larangan Mudik 2020
Sopir Bus Pariwisata Jalan Kaki Hingga Batang, Pulang Kampung di Solo: Saya Jadi Korban PHK
Kisah pilu dialami seorang sopir bus yang saat ini sedang menjalani masa karantina di Surakarta. Berjalan kaki dari Cibubur hingga Batang.
"Saya tiba di Surakarta pada Jumat (15/5/2020) pukul 08.00," ungkap dia.
Rio setiap hari menempuh perjalanan sekira 100 kilometer.
Selama di perjalanan, ia selalu berupaya untuk tetap berpuasa.
Dia mengatakan, medan yang terlalu berat selama dirinya berjalan kaki adalah di kawasan Karawang Timur sampai Tegal.
"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap dia.
Setiap dia singgah di warung makan untuk berbuka puasa ataupun sahur, pemilik warung makan itu selalu tidak mau dibayar.
Mereka iba dengan kondisi Rio yang berjalan kaki dari Cibubur untuk bisa pulang ke kampung halaman.
"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Surakarta."
"Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak."
"Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya.
Rio tiba di Surakarta pada Jumat (15/5/2020) sekira pukul 08.00.
Ia langsung dibawa ke gedung karantina milik Pemkot Surakarta di Graha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi untuk menjalani karantina selama 14 hari di gedung tersebut.
Karantina dilakukan karena baru saja pulang mudik dari zona merah penyebaran virus corona.
Selama karantina di gedung tersebut, semua kebutuhan makanan disiapkan oleh Pemkot Surakarta.
Rio mengaku sempat berpikir bahwa tempat karantina itu tidak nyaman dan seperti penjara.