Berita Regional

Stok Kondom Menipis, BKKBN Khawatir Angka Kehamilan Meningkat Tajam saat Pandemi Corona

Stok Kondom Menipis, Angka Kehamilan saat Pandemi Corona Dikhawatirkan Meningkat, BKKBN Kaltim datangkan 6.000 lusin kondom dari gorontalo

Istimewa/net
Ilustrasi kondom - Anjuran stay at home pada masa pandemi corona dikhawatrikan meningkatkan angka kehamilan di Indonesia. Sementara di sisi lain, stok kondom di beberapa daerah di Tanah Air menipis. 

BKKBN Kalimantan Timur mendatangkan 500 gros atau 6.000 lusin kondom dari Provinsi Gorontalo. Ribuan kondom tersebut telah dipesan dan akan dikirim ke Kaltim guna mengantisipasi lonjakan kehamilan di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

TRIBUNBANYUMAS.COM - Angka kehamilan pada masa pandemi virus corona (Covid-19) di Kalimantan Timur (Kaltim) dikhawatirkan meningkat tajam, bila tak diantisipasi secara baik.

Sementara, stok kondom yang ada --sebagai alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan-- di provinsi tersebut menipis.

Karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur mendatangkan 500 gros atau 6.000 lusin kondom dari Provinsi Gorontalo.

Ribuan kondom tersebut telah dipesan dan akan dikirim ke Kaltim guna mengantisipasi lonjakan kehamilan di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

“Stok kondom di Kaltim memang menipis. Sehingga kami pesan untuk antisipasi lonjakan kehamilan di masa pandemi,” ungkap Kepala BKKBN Kaltim Muhammad Edi Muin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/5/2020).

Edi tak memungkiri imbauan beraktivitas di rumah saja, sangat berpotensi terjadi peningkatan angka hamil, karena interaksi antar hubungan suami istri hanya di rumah.

Gareng Marah Korban Tak Mau Ceraikan Suami, Kepala Ibu dan Balita Dipalu di Temanggung

Jadwal Acara TV Hari Ini Jumat 15 Mei 2020: SCTV, RCTI, ANTV, Indosiar, GTV, Trans 7, dan Trans TV

Banyak ASN Purbalingga Diduga Tidak Netral, Kini Giliran Kadisnaker Edhy Suryono Diperiksa Bawaslu

BPJS Watch: Pemerintah Kehilagan Akal dan Nalar, Seenaknya Naikkan Iuran Kepesertaan

“Kami selalu menganjurkan jangan hamil dululah di masa Covid-19 ini,” harap Edi.

Selain itu, akses layanan keluarga berencana (KB) di masa pandemi pun terbatas.

Sehingga langkah mendekatkan pelayanan dan penyediaan kondom yang cukup sangat penting.

“Kami menjalin kerja sama dengan para bidan dan penyuluh KB serta menyiapkan layanan call center,” jelasnya.

“Jika ada informasi layanan dari masyarakat, kami langsung arahkan ke bidan terdekat,” sambung dia.

Hal tersebut juga dilakukan guna menghindari angka putus pakai bagi keluarga yang menggunakan program KB pil, suntik, dan kondom.

Sampai saat ini, BKKBN Kaltim masih mendata angka kehamilan di Kaltim selama pandemi Covid-19.

Dikhawatirkan Meningkat karena Stay at Home

Masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di berbagai negara termasuk Indonesia ternyata juga berimbas pada menurunnya penggunaan alat kontrasepsi di kalangan pasangan suami-istri yang ada di masyarakat.

Hal ini bisa terjadi karena para pengguna alat kontrasepsi yang kesulitan mendapatkan pelayanan atau akses perawatan berkelanjutan alat kontrasepsi yang biasa mereka gunakan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Hasto Wardoyo, Jumat (8/5/2020) malam.

"BKKBN mencatat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan hal-hal itu kan wajar karena stay at home."

"Mereka juga tidak datang karena physical distancing, kemudian klinik-klinik juga banyak yang tutup, karena memang dia ada yang tidak bersiap di masa pandemi ini, kemudian dia takut melayani," ujar Hasto kepada Kompas.com.

Penggunaan alat kontrasepsi menurun Selain dari penyedia layanan yang sulit, masyarakat juga banyak yang takut untuk mendatangi atau berurusan dengan tempat-tempat layanan kesehatan, khawatir tertular virus yang tidak diinginkan.

Wali Kota Solo Kritik Jokowi Soal Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Rudy: Harus Bayar yang Mana?

Sehingga, pengguna alat-alat kontrasepsi yang mengurus keberlanjutan penggunaan, baik dengan pil, suntik, susuk, IUD, dan alat kontrasepsi lainnya menjadi menurun.

"Mudah-mudahan mereka ini di rumah tidak berhubungan suami-istri, mudah-mudahan. Tapi kan namanya stay at home, risiko ketemu istri itu kan tinggi," sebut Hasto.

Mantan Bupati Kulonprogo, DIY itu menyebut, jika terjadi lonjakan frekuensi kegiatan seksual suami-istri di masa pandemi adalah hal yang wajar dan manusiawi.

Namun, hal itu harus tetap dijaga, agar tidak terjadi lonjakan angka kehamilan.

Estimasi penurunan dan dampaknya Hasto mengestimasi saat pandemi ini terjadi penurunan penggunaan alat kontrasepsi hingga 10 persen.

Sementara jumlah pengguna kontrasepsi di seluruh Indonesia ada di kisaran angka 28 juta orang.

"Kalau sekarang yang KB pakai alat kontrasepsi itu 28 juta pasangan, kalau menurun 10 persen saja itu berarti ada 2,8 juta yang biasanya pakai sekarang tidak pakai," kata dia.

"Kemudian 2,8 juta itu, yang hamil kan 15 persen (berdasarkan rumus yang dipakai), sekitar 420 orang."

"Itu sangat signifikan, karena di Indonesia jumlah persalinan kan setahun 4,8 juta rata-rata. Kalau naik 420 ribu saja selama 3 bulan, kan sudah lumayan," lanjutnya.

Dampak Panjang Peningkatan Kehamilan

Peningkatan angka kehamilan itu memiliki dampak yang panjang, mulai dari membengkaknya biaya yang dikeluarkan oleh negara (biaya persalinan ditanggung BPJS), hingga meningkatnya potensi kematian ibu dan bayi.

"Angka kematian bayi-kematian ibu juga pasti akan terjadi di antara (kehamilan) itu, pasti ada."

"Jadi kita yang angka kematian ibunya tinggi, 305/100.000 kelahiran hidup di Indonesia, kita ingin sekali itu jangan sampai naik, harus turun," sebut Hasto.

Sementara angka kematian bayi di indonesia ada di kisaran 26 anak per 1.000 kelahiran.

"Tapi kalau banyak kehamilan yang tidak dikehendaki malah repot. Kan (hamil di masa pandemi) ini termasuk kehamilan tidak dikehendaki," tuturnya.

Padahal angka kematian ibu dan kematian bayi pada saat proses melahirkan menjadi indikator penting kesehatan suatu bangsa, sehingga pihaknya berusaha sebisa mungkin harus ditekan.

Langkah antisipasi Untuk mengatasi permasalahan yang tengah terjadi, BKKBN pun melakukan sejumlah hal sebagai upaya untuk menekan penurunan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat.

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Viral Video Oknum TNI-Polri Pamer Senjata Pacarmu Bisa Gini Gak?, Psikolog: Butuh Pengakuan

Pemain Persijap Jepara Mengaku Belum Gajian Sejak Maret, Kiper: Membuat Kami Kesusahan

23 ASN Purbalingga Melawan! Laporkan Balik Bawaslu ke DKPP, Kuasa Hukum: Tidak Profesional

"BKKBN kan harus mengantisipasi, jangan sampai penurunan ini terjadi berkelanjutan, harus segera kita lakukan tindakan," kata Hasto.

Salah satu tindakan yang dimaksud adalah dengan menggandeng pihak-pihak terkait.

"BKKBN kemudian bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia, kemudian kita juga memberikan APD bidan untuk kita ajak-bersama penyuluh KB, kader KB di desa untuk kemudian melayani secara proaktif," jelas Hasto.

Pelayanan secara proaktif, artinya petugas yang mendatangi masyarakat pengguna alat kontrasepsi secara aktif, sehingga mereka tetap dapat mendapatkan pelayanan meski di tengah situasi pandemi.

"Misalnya ketika membagi sembako, juga sambil membawa pil, membagikan kondom, kita juga proaktif terhadap akseptor," sebut dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BKKBN Memprediksi Angka Kehamilan Melonjak Selama Pandemi Corona, Ini Alasannya... dan Stok Kondom Menipis di Masa Covid-19, BKKBN Kaltim Pesan 6000 Lusin Antisipasi Lonjakan Kehamilan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved