Berita Kebumen
Cerita Ibnu Masngud, Mualaf yang Istikamah Berihkan Masjid dan Makam di Lingkungan Pesantren
Cerita Ibnu Masngud, Mualaf yang Istikamah Berihkan Masjid dan Makam di Lingkungan Pesantren
Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
Seluruh harta dan fasilitas mewah yang dia miliki dia tinggalkan untuk keluarga.
Seketika Masngud tak memiliki apa-apa, kecuali iman yang menancap kuat di dadanya.
Ia meninggalkan jauh kotanya, lalu hijrah ke Kebumen Jawa Tengah mengikuti pembimbingnya, Kyai Asyhari Muhammad Al Hasani atau Gus Hari.
Tiada bekal yang dibawanya, kecuali baju yang melekat di badan.
"Dia tinggalkan semua, harta, keluarga,"katanya
Masngud harus memulai semuanya dari nol kembali. Tapi ia sudah tidak berambisi mengejar duniawi.
Ia hanya ingin mendalami ilmu agama dan mengabdi pada Ilahi. Masngud tak malu belajar Islam bersama para santri yang usianya jauh lebih muda.
Di luar itu, ia memilih mengisi hari-harinya dengan membersihkan makam di lingkungan pesantren.
Sapu lidi jadi pegangannya setiap hari untuk menyingkirkan sampah dari tanah makam.
Tetapi ia bersyukur dengan rutinitasnya itu. Dengan begitu, ia bisa terus mengingat kematian untuk meneguhkan iman.
"Dia sudah istikamah di pesantren, bersih-bersih masjid dan makam," katanya.
Tak dipungkiri masih ada ruang hampa dalam kehidupannya. Sebab ia tidak lagi punya keluarga. Jika sepi melanda, hatinya akan merana.
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Malu Terima Bantuan, 12 Warga Banyumas Kembalikan BLT Corona, Bupati: Terima Kasih Keikhlasannya
• Simak Syarat Mendapatkan Transfer Rp 600 Ribu dari Pemerintah Melalui BST Kemensos
• HEBOH! Kapal China Buang Jenazah ABK Indonesia ke Laut, Terungkap Surat Perjanjian Orange
Ingatannya akan kembali pada keluarga yang pernah bersama.
Tapi sedih itu perlahan terobati. Seorang gadis desa, Sariasih (30), berhasil mencuri hatinya.
Perjalanan cinta mereka amat sederhana, tak serumit dalam drama.
Sebab mereka dipertemukan dengan tujuan mulia. Hingga keduanya merasa cocok, lalu berikrar untuk saling menerima.
Ini lah impian Masngud, bisa menikah dengan wanita muslimah untuk saling menjaga iman. Masngud kini tak perlu lagi merasa sepi.
Ada wanita yang selalu mendampingi, berjuang menggapai rido Ilahi.
"Cita-cita beliau tentu menyempurnakan rukun Islam ke Baitullah," katanya. (*)