Berita Kebumen

Cerita Ibnu Masngud, Mualaf yang Istikamah Berihkan Masjid dan Makam di Lingkungan Pesantren

Cerita Ibnu Masngud, Mualaf yang Istikamah Berihkan Masjid dan Makam di Lingkungan Pesantren

Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
Tribunbanyumas.com/Khoirul Muzaki
Ibnu Masngud sedang membersihkan makam di lingkungan Ponpes Al Hasani Kebumen. Di pesantrena, ia istikamah membersihkan masjid dan makam, tentu itu dilakukan di sela-sela memperdalam ilmu agama. 

Dia tinggalkan harta dan kemewahan, kini ia sudah ia istikamah di pesantren. Selain memperdalam ilmu agama, ia istikamah membersihkan masjid dan makam di lingkungan pesantren.

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Lantunan suara azan menggema dari sebuah masjid di lingkungan Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian Kebumen.

Dari bibir seorang pria sederhana, kalimat itu terlontar. Ia berpakaian koko dengan bawahan sarung, serta peci hitam yang warnanya telah memudar.

Berdiri tegap menghadap kiblat, pria itu tampak penuh semangat. Ia coba mengatur nafas, lalu mengumandangkan azan dengan nada lantang.

Siapa sangka, muazin itu adalah orang yang belum lama belajar Islam (mualaf).

Dia lah Ibnu Masngud, nama yang belum lama dia sandang.

Tak dinyana, ia yang bernama asli Agus Setiono dulunya adalah pemuka agama di Jawa Timur. Namun kini ia menjelma menjadi warga biasa.

Wakil Katib PWNU Jateng, Dr KH Nasrulloh Afandi: Melindungi Amal Ibadah Ramadan di Era Medsos

Arab Saudi Longgarkan Aturan Lockdown, Bersiap Sambut Pelaksanaan Ibadah Haji?

Diimbau Ibadah di Rumah, Takmir Masjid Surati Bupati Akan Robohkan Masjid Al Mubarok Wangon Banyumas

Imbauan PP Muhammadiyah Haedar Nashir Tentang Beribadah Selama Bulan Ramadhan dan Pandemi Corona

Tapi ia bersyukur karena nikmat hidayah itu datang padanya. Suatu malam, ketika ia menatap langit, di sana tampak keajaiban.

Entah mengapa, bintang-bintang di angkasa berjalan membentuk lafaz Allah dalam huruf Arab. Ini bukan kebetulan tentunya.

Pemandangan itu seketika menggoyahkan imannya. Hingga ia mantab, Tuhan yang mestinya disembah adalah Allah, dalam kepercayaan agama Islam.

"Ibnu Masngud artinya anak yang beruntung," kata Kiai Asyhari Muhammad Al Hasani pengasuh Ponpes Al Hasani Kebumen, kemarin.

Agus memutuskan mualaf kemudian. Ia berganti nama menjadi Ibnu Masngud.

Tapi pindah agama bukan perkara mudah baginya. Ia harus siap dengan segala konsekuensinya.

Terlebih ia pendeta yang biasa jadi panutan. Masngud akhirnya memutuskan meninggalkan segalanya yang berhubungan dengan masa lalunya.

Ia harus berpisah dengan istrinya. Anaknya pun dia tinggalkan karena enggan mengikuti keyakinannya.

Seluruh harta dan fasilitas mewah yang dia miliki dia tinggalkan untuk keluarga.

Seketika Masngud tak memiliki apa-apa, kecuali iman yang menancap kuat di dadanya.

Ia meninggalkan jauh kotanya, lalu hijrah ke Kebumen Jawa Tengah mengikuti pembimbingnya, Kyai Asyhari Muhammad Al Hasani atau Gus Hari.

Tiada bekal yang dibawanya, kecuali baju yang melekat di badan.

"Dia tinggalkan semua, harta, keluarga,"katanya

Masngud harus memulai semuanya dari nol kembali. Tapi ia sudah tidak berambisi mengejar duniawi.

Ia hanya ingin mendalami ilmu agama dan mengabdi pada Ilahi. Masngud tak malu belajar Islam bersama para santri yang usianya jauh lebih muda.

Di luar itu, ia memilih mengisi hari-harinya dengan membersihkan makam di lingkungan pesantren.

Sapu lidi jadi pegangannya setiap hari untuk menyingkirkan sampah dari tanah makam.

Tetapi ia bersyukur dengan rutinitasnya itu. Dengan begitu, ia bisa terus mengingat kematian untuk meneguhkan iman.

"Dia sudah istikamah di pesantren, bersih-bersih masjid dan makam," katanya.

Tak dipungkiri masih ada ruang hampa dalam kehidupannya. Sebab ia tidak lagi punya keluarga. Jika sepi melanda, hatinya akan merana.

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Malu Terima Bantuan, 12 Warga Banyumas Kembalikan BLT Corona, Bupati: Terima Kasih Keikhlasannya

Simak Syarat Mendapatkan Transfer Rp 600 Ribu dari Pemerintah Melalui BST Kemensos

HEBOH! Kapal China Buang Jenazah ABK Indonesia ke Laut, Terungkap Surat Perjanjian Orange

Ingatannya akan kembali pada keluarga yang pernah bersama.

Tapi sedih itu perlahan terobati. Seorang gadis desa, Sariasih (30), berhasil mencuri hatinya.

Perjalanan cinta mereka amat sederhana, tak serumit dalam drama.

Sebab mereka dipertemukan dengan tujuan mulia. Hingga keduanya merasa cocok, lalu berikrar untuk saling menerima.

Ini lah impian Masngud, bisa menikah dengan wanita muslimah untuk saling menjaga iman. Masngud kini tak perlu lagi merasa sepi.

Ada wanita yang selalu mendampingi, berjuang menggapai rido Ilahi.

"Cita-cita beliau tentu menyempurnakan rukun Islam ke Baitullah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved