Berita Viral
Viral Sempat Curhat 2 Hari Tak Makan, Yuli Meninggal Dunia, Suami Bantah karena Kelaparan
Sempat Curhat Kelaparan 2 Hari Tak Makan dan Tak Dapat Bantuan, Yuli Akhirnya Meninggal Dunia saat perjalanan ke puskesmas
"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih ya. Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit. Abah juga nyuruh, sabar ya. Gak ada pemasukan, kita juga belum dapat bantuan."
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANTEN - Seorang ibu empat anak, Yuli (43), warga Kota Serang, Provinsi Banten, meninggal dunia Senin (20/4/2020).
Yuli meninggal, setelah curahan hati (curhat)-nya tentang beratnya hidup di tengah pandemi virus corona (Covid-19) viral.
Betapa tidak, Yuli mengaku ia dan keluarga kelaparan sudah 2 hari tidak makan dan hanya minum air putih saja, lantaran tak ada bahan pangan untuk dimasak.
Curhatannya sempat viral, banyak pihak menduga Uili meninggal karena kelaparan. Namun, bereda surat bertuliskan tangan, yang diduga berasal dari suami Yuli.
Dalam surat itu, suami M Kholik --suami dari almarhumah Yuli-- membantah istrinya meninggal karena kelaparan.
Musababnya, Yuli meninggal setelah keluarganya mendapatkan berbagai bantuan.
Dilansir kompas tv, Yuli meninggal diduga karena serangan jantung. Bukan karena kelaparan.
Curhat berlinang air mata
Dalam curhatan yang vial itu, Yuli menuturkan, suaminya hanya seorang pemulung, yang selama pandemi corona ini tidak dapat bekerja.
Sehingga, otomatis tidak ada pemasukan untuk bisa membeli bahan pangan.
Karena itu, ia bersama empat anak dan suaminya terpaksa hanya meminum air galon untuk mengganjal perut lapar mereka.
• Sampai di Kampung Halaman, Pemudik Asal Jateng Bunuh Diri, Ditolak Keluarga yang Takut Corona
• Singapura Negara dengan Kasus Positif Virus Corona Tertinggi di ASEAN, Geser Posisi Indonesia
• Larangan Mudik, Angkutan Penumpang - Kendaraan Pribadi Dilarang Keluar Zona Merah, Ngeyel Disanksi!
• Masjid Agung Darussalam Purbalingga Tetap Gelar Salat Tarawih Berjamaah, Takmir: Tidak untuk Umum
Sebelum meninggal dunia, Yuli sempat mengutarakan kesedihannya dan ditayangkan di televisi swasta nasional.
"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih ya," kata Yuli sembari berlinang air mata, seperti dilansir Kompas TV.
Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya pun terpaksa harus menahan lapar.
"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit. Abah juga nyuruh, sabar ya," tutur dia pilu.
Mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah
Kondisi sulitnya perekonomian keluargan Yuli ini juga tak lepas dari situasi wabah Covid-19.
Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja selama pandemi.
Penghasilan sebesar Rp25 ribu per hari yang biasa diterima keluarganya pun kini tak lagi ada.
"Jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk Rp25 ribu, kalau sakit enggak dikasih," ujar Yuli, melansir Kompas TV.
Yuli mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Gak ada pemasukan, kita juga belum dapat bantuan, saya udah ngajuin," ujar dia kala itu.
Usai berita mengenai kondisi keluarganya menyebar, Yuli dikabarkan telah mendapat bantuan.
Namun, Yuli kemudian meninggal pada Senin (20/4/2020).
• Resmi! Jokowi Larang Masyarakat Mudik, Warga Jateng di Luar Daerah Dapat Bantuan
Respons pemerintah
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang Hari Pamungkas merespons kabar meninggalnya Yuli, warga Serang, Banten tersebut.
"Yang pertama kami turut berbelasungkawa. Ya, betul meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Sindangdaru," kata Hari, Selasa (21/4/2020).
Yuli tiba-tiba tak sadarkan diri dan dibawa ke Puskesmas.
Namun pihak rumah sakit belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya Yuli.
Suami Yuli, lanjut Hari, sempat mengatakan istrinya tak memiliki riwayat sakit apa pun.
"Dokter enggak berani menyimpulkan sakit apa, karena almarhumah meninggal dalam perjalanan dan di luar sepengetahuan dokter," kata dia.
Menurutnya usai pemberitaan mengenai keluarga Yuli yang kelaparan, pemerintah memberikan bantuan.
"Sebelumnya kan di berita ramai keluarga almarhumah nahan lapar sampai minum air galon."
"Keluarga almarhumah itu sudah terdata penerima bantuan masyarakat terdampak Covid-19, Sabtu kemarin pihak pemkot sudah berikan bantuan itu," tutur dia.
Pemkot Serang mengklaim telah berupaya maksimal merespons keluhan masyarakat Serang.
"Kami memiliki keterbatasan, kami butuh semua pihak, kami enggak bisa kerja sendiri, butuh semua elemen untuk bekerja sama saling support."
"Jangan lagi ada saling menyalahkan, sama-sama kita lagi ikhtiar menyelesaikan masalah pandemi ini," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Curhat Berlinang Air Mata Sebelum Meninggal, Yuli: Enggak Makan Dua Hari, Anak Sempat Sakit
• Satu Keluarga Berlumuran Darah Merayap di Tengah Malam, Korban Pembacokan Brutal, Balita Selamat
• Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Tegur Baznas
• Komisi IX DPR Minta Pelaksanaan Larangan Mudik Diawasi Secara Ketat, Disertai Penegakan Hukum
• Ada Lebih 1.500-an Warga Jateng Alumni Ijtima Ulama di Gowa, Ganjar: Tolong Melapor, Bantu Kami