Gunung Anak Krakatau
Penjelasan Ahli Vulkanologi Mbah Rono Soal Dentuman yang Terdengar di Jabodetabek
Dentuman keras terdengar di sekitar wilayah Jabodetabek pada Sabtu (11/4/2020) dini hari.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Dentuman keras terdengar di sekitar wilayah Jabodetabek pada Sabtu (11/4/2020) dini hari.
Publik di media sosial menyebut dentuman itu berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 21.58.
Pengguna Twitter @WulanCnt mengungkapkan, ia mendengar suara dentuman pada Sabtu (11/4/2020) pukul 02.19 WIB.
"Halo, min. Please kasih rilis terkait dentuman yang barusan terjadi di daerah jabodetabek dong."
• Makin Misterius, Pusat Vulkanologi Pastikan Dentuman di Jabodetabek Bukan dari Gunung Anak Krakatau
• Kabar Baik, 22 Pasien Virus Corona di Semarang Sembuh
• MRE MAKANKU, Makanan Cepat Saji Bisa Bertahan Sampai Setahun
• Seberapa Efektif Masker Kain Cegah Penularan Virus Corona? Berikut Penjelasan Dokter
"Apa bener ini karena erupsi krakatau? Atau gimana?," tulis @wulanCnt dalam twitnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasauran.
Namun, ia pun membenarkan mengenai adanya erupsi dari GAK.
"Memang GAK erupsi sejak tadi malam. Sampai pagi ini masih berlangsung erupsi strombolian dengan lontaran lava pijar sekitar 500 meter."
"Namun dari Pos Pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, tidak terdengar dentuman," ujar Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Ia menjelaskan, erupsi strombolian merupakan erupsi dengan lontaran batu pijar dan lelehan lava, dan biasanya kandungan gasnya kecil.
"Erupsi strombolian biasanya tidak besar dan tidak membahayakan," lanjut dia.
Sementara itu, Ahli Vulkanologi dari PVMBG Surono menyampaikan, ia belum mengetahui sumber suara dentuman yang dimaksud oleh sejumlah warganet.
Tetapi, ia menganggap suara tersebut disinyalir dari adanya letusan GAK.
"Saya terus terang tidak tahu sumber suara dentuman tersebut, kecuali yang paling mungkin adanya letusan GAK yang meletus beruntun pagi ini," ujar Surono saat dikonfirmasi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Pria yang akrab disapa dengan Mbah Rono ini menyampaikan, hal yang paling berbahaya dari letusan gunung api muda yakni adanya longsoran pemicu tsunami yang terjadi pada Desember 2018.
Adapun longosoran tersebut terjadi lantaran untuk menambah bentuk gunung agar lebih tinggi dan besar.
"GAK mengikuti hukum kodrat alam, sering meletus seperti dulu, pernah satu tahun tidak berhenti, guna membangun tubuhnya supaya tinggi dan besar," ujar Mbah Rono.
Sementara itu, Mbah Rono menjelaskan, saat GAK meletus besar, GAK tidak akan menimbulkan tsunami besar, hanya longsorannya saja yang dapat memicu tsunami.
Dari kejadian pagi ini, Mbah Rono menyampaikan, terjadinya letusan kemarin mengapa justru diributkan saat ini, bukan ketika GAK selama satu tahun meletus secara terus menerus?
Menurutnya, letusan GAK menjadi daya tarik wisata minat khusus di mana para wisatawan sudah paham bagaimana aturan menonton kejadian alam tersebut.
"Siapa yang menikmati atraksi alam GAK? Beberapa kapal pesiar internasional mewah, kita sempat diundang naik kapal tersebut dan menceritakan megenai ibunya alias Gunung Krakatau yang nakal dengan tsunaminya, sementara si anak yang dinamis ingin cepat besar dengan cara meletus," terang Mbah Rono.
Terkait kisah tersebut itulah perbedaan antara fenomena alam, Mbah Rono menganggap fenomena tersebut dapat menjadi tontonan, bukan untuk ditakuti.
Terkait dentuman, ia hanya berkomentar bahwa saat malam hari yang sepi, semua orang mengisolasi diri, suara dari kendaraan lenyap terimbas virus corona.
• Terungkap! KKB Papua yang Menyerang PT Freeport Ternyata Bersembunyi di Rumah Satpam Perusahaan
• Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Lampung Mengungsi Takut Tsunami, Jabodetabek Dengar Dentuman
• Bertambah Lagi, Total Tiga Orang Terinfeksi Virus Corona di Kabupaten Tegal
• Pesan Romo Carolus kepada Warga Cilacap dalam Perayaan Paskah: Saatnya Bersatu Hadapi Corona
Oleh karena itu, dentuman GAK membahana, mengusir sepi. Karena itulah alam.
"Pernah saya dipanggil Gubernur Banten, Ibu Atut, karena jika malam masyarakat khawatir dengan suara dentuman GAK."
"Saya jawab, siang juga ada dentuman, tidak terdengar karena bising kendaraan dan lainnya," lanjut Mbah Rono.
Ia megimbau masyarakat untuk tidak perlu takut, sebab Indonesia memiliki banyak gunung api, ini yang menjadi daya tarik jika dibandingkan negara lain.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Suara Dentuman Misterius, Berikut Analisis dari Ahli Vulkanologi",