Berita Banjarnegara

Viral Petai Raksasa di Hutan Banjarnegara, Distankan: Keluarga Fabaceae Tapi Tidak Layak Konsumsi

Warganet Banjarnegara dihebohkan postingan warga memegangi benda mirip petai berukuran jumbo di hutan Kecamatan Sigaluh.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Warga memetik petai raksasa atau biasa disebut gongseng yang merambat di pohon di hutan Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (24/3/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Warganet Banjarnegara dihebohkan postingan warga memegangi benda mirip petai berukuran jumbo di hutan Kecamatan Sigaluh.

Buah itu sekilas mirip dengan petai, hanya ukurannya jauh lebih besar, panjang sekira 1 meter.

Tak ayal ada yang mengira hasil hutan itu sejenis petai.

Untungnya warga tak buru-buru mengonsumsinya atau menjadikannya lalapan layaknya petai.

Pasalnya, buah itu memang bukan jenis petai yang enak dikonsumsi.

Kades Bojanegara Tersangka, Penarikan Uang Syukuran Perangkat Desa di Purbalingga

Mengintip Keajaiban Potensi Lokal Banyumas, Ciu Wlahar Dilirik Bupati Banyumas Bikin Hand Sanitizer

Update RSMS Purwokerto Selasa Sore, Dua PDP Virus Corona Meninggal, Hasil Swab Belum Keluar

Disdikbud Kendal Perpanjang Libur Sekolah Hingga 11 April

Warga temukan buah mirip petai di hutan Sigaluh Banjarnegara.
Warga temukan buah mirip petai di hutan Sigaluh Banjarnegara. (ISTIMEWA FACEBOOK)

Hal itu pun memperoleh respon dari Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (Distankan) Kabupaten Banjarnegara, Totok Setya Winarna.

Pihaknya mengklaim telah mendatangi lokasi ditemukannya tanaman mirip petai itu.

Tanaman itu ternyata tumbuh liar di hutan yang jauh dari permukiman.

Setelah meneliti, pihaknya memastikan buah yang membuat heboh jagat maya itu bukanlah petai seperti dikenal masyarakat selama ini.

"Kami sudah mendatangi, itu bukan petai," katanya.

Totok mengatakan, tanaman itu pun telah dikenal warga sejak lama.

Warga setempat biasa menyebutnya dengan nama Gongseng atau Gandu.

Hanya mereka jarang memanfaatkannya karena tidak layak dikonsumsi.

Tanaman itu pun tumbuh liar di hutan.

Pihaknya pun sempat mencicipi biji tanaman itu.

Berbeda dengan biji petai yang berwarna hijau segar dan lezat saat dimakan.

Biji Gongseng berwarna keputihan berukuran besar serta pahit rasanya.

"Karena itu kami belum merekomendasikan untuk dikonsumsi," katanya.

Di dunia ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), tanaman itu pun bukan jenis baru yang ditemukan.

Setelah ditelusuri, spesies tanaman itu bernama latin Entada Rheedii, masih keluarga polong-polongan (fabaceae).

Tetapi sejauh ini belum diketahui kegunaan tanaman itu sebelum ada penelitian lebih lanjut.

"Tanamannya merambat, buahnya tidak enak," katanya.

Merasa Direndahkan Anggota DPRD Blora, TKW Asal Cilacap di Hongkong Bikin Surat Terbuka

Anak-anak Mulai Stres Belajar di Rumah, Ganjar Dikomplain Orangtua Siswa

Ganjar Tampar Pemkab Brebes, Dinilai Paling Lemot Tangani Virus Corona di Jateng

Sumanto Belum Percaya Pengasuhnya Meninggal, Malam Masih Ngobrol Bareng di RSKJ Purbalingga

Warga temukan buah mirip petai di hutan Sigaluh Banjarnegara.
Warga temukan buah mirip petai di hutan Sigaluh Banjarnegara. (ISTIMEWA FACEBOOK)

Petai Raksasa Banjarnegara

Postingan pengguna media sosial (medsos) soal petai raksasa di Kabupaten Banjarnegara mendadak viral.

Warganet Banjarnegara dihebohkan dengan postingan warga yang sedang memegangi benda mirip petai berukuran jumbo.

Foto tersebut diambil di hutan wilayah Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara.

Karena penampilannya mirip petai, banyak yang mengiranya adalah petai.

Tetapi ukurannya yang jumbo membuat banyak orang terperangah.

Sebab normalnya petai berukuran panjang sekira 30 sentimeter.

Tetapi buah mirip petai ini berukuran jauh lebih besar dan panjang sekira 1 meter.

Di sisi lain, ukurannya yang tak normal membuat sebagian warga meragukan itu adalah petai.

Heboh di dunia maya, ternyata tidak bagi masyarakat sekitar hutan tempat tanaman itu ditemukan.

Kepala Desa (Kades) Sawal, Slamet Santoso mengatakan, warga di desanya sudah tidak asing dengan tanaman itu.

Ia menegaskan, benda itu bukanlah petai seperti diasumsikan sebagian orang.

"Itu bukan petai yang dikonsumsi," katanya.

Menurut Slamet, tanaman itu adanya di hutan.

Warga biasa menyebutnya petet atau petai hutan.

Tanaman itu memang selama ini dibiarkan tumbuh liar.

Warga tidak memanfaatannya untuk konsumsi layaknya petai.

Hanya penampilannya yang mirip petai, namun isinya tidak enak dimakan.

Jikapun warga mengambilnya dari hutan, mereka hanya memanfaatkannya untuk hiasan.

"Selama ini belun pernah dikonsumsi. Cuma diambil untuk hiasan."

"Karena kulitnya juga keras," katanya. (Khoirul Muzakki)

Kisah Almarhum H Supono Mustajab, Penolong Sumanto di Purbalingga, Sopir Penabrak Masih Diburu

Bupati Cilacap Tunjuk Lima Rumah Sakit Rujukan Lini Ketiga, Bantu Tampung Pasien Virus Corona

Ganjar Gratiskan Warga yang Mau Tes Virus Corona, Ini Daftar Tujuh RS Milik Pemprov Jateng

Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved