Teror Virus Corona
Identitas Lengkap PDP Virus Corona Diumbar di Medsos, Pemkab Cilacap Kecewa: Sungguh Tak Manusiawi
Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi kecewa terhadap perilaku para warganet yang menyebar identitas pasien terkait Covid-19.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi kecewa terhadap perilaku para warganet yang menyebar identitas pasien terkait virus corona (Covid-19).
Entah itu pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), maupun positif corona, identitasnya tidak boleh disebar, apalagi secara rinci berikut fotonya.
Itu terkait respon pasca ada laporan seorang warganet membagikan foto bergambar orang-orang sedang menghadiri pemakaman.
Orang-orang yang di makam itu mengenakan masker dan jas hujan.
• Identitas Rinci Pasien Virus Corona Tersebar di Medsos, Dinkes Cilacap: Penyebar Bisa Dilaporkan
• Tamzil Minta Dibebaskan, Bupati Kudus Nonaktif Tegaskan Tidak Terlibat Kasus Jual Beli Jabatan
• Sidang Kasus Wanprestasi Jerat Istri Anang Hermansyah, Kuasa Hukum Ashanty Berikan 9 Bukti Tertulis
• Kades Bojanegara Tersangka, Penarikan Uang Syukuran Perangkat Desa di Purbalingga
Lantas, si pengunggah foto itu mengatakan, foto tersebut adalah proses pemakaman PDP di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap.
Seorang warganet juga menambahkan identitas orang meninggal itu secara lengkap, mulai dari nama lengkap, alamat rumah, dan umur.
”Semoga masyarakat dijauhkan dari virus corona, tetap sehat, lebih hati-hati, tetap jaga kesehatan,” tulis warganet di statusnya yang dibagikan di grup media sosial.
Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi pun menyesalkannya.
Pihaknya menilai warganet yang mengumbar identitas pasien di media sosial adalah bentuk tidak simpatik, tanpa ada rasa kemanusiaan.
Menurutnya, itu berdampak bagi pasien dan keluarga pasien.
Juga bisa menambah kepanikan warga, khususnya di Kabupaten Cilacap.
”Sesuai aturan, identitas pasien yang boleh dibagikan ke publik hanya jenis kelamin dan umur,” katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (23/3/2020).
Pramesti menambahkan, hak privasi dan identitas pasien itu juga dijamin dalam undang-undang.
Sehingga bisa dilaporkan dan ada ancaman pidana bagi yang melanggar hak privasi pasien maupun mengumbar identitas pasien secara lengkap.
”Sebaiknya itu ditepati. Jangan membuka identitas pasien,” ujar Pramesti.
• BREAKING NEWS, PSIS Semarang Kembali Liburkan Latihan Selama Dua Pekan
• Isi Ulang Hand Sanitizer Gratis di Alun-alun Purwokerto, Bupati: Banyumas Berstatus Bahaya Corona
• Anak-anak Mulai Stres Belajar di Rumah, Ganjar Dikomplain Orangtua Siswa
• Ganjar Gratiskan Warga yang Mau Tes Virus Corona, Ini Daftar Tujuh RS Milik Pemprov Jateng
Sementara itu, hasil laporan harian Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cilacap pada Senin (23/3/2020), jumlah PDP sebanyak 17 orang.
Secara rinci, 5 orang dinyatakan negatif, 12 orang masih menunggu hasil laboratorium, 0 positif virus corona, dan 1 orang meninggal dunia.
Pramesti juga menginformasikan, ada 1 PDP yang meninggal dunia di RSUD Cilacap, Minggu (22/3/2020) pukul 16.20.
Dalam informasi yang dia sampaikan di Ruang Rapat Setda Kabupaten Cilacap, Senin (23/3/2020), Pramesti mengatakan, pasien perempuan dan berumur 19 tahun.
Pasien tersebut, berdasarkan keterangan Pramesti, seorang mahasiswi di Jakarta.
Pasien sempat dirawat di RSUD Majenang, lantas dirujuk ke RSUD Cilacap.
Satu Pasien Meninggal
Sebelumnya telah diberitakan di Tribunbanyumas.com, Pemkab Cilacap mengumumkan satu PDP virus corona meninggal dunia di RSUD Cilacap, Minggu (22/3/2020) sekira pukul 16.20.
Menurut Pramesti, pasien tersebut berjenis kelamin perempuan dan berumur 19 tahun.
"Dia adalah mahasiswi di Jakarta. Pulang Cilacap pada Jumat 13 Maret 2020 dengan keluhan sakit, dan diagnosis infeksi pernapasan akut," kata Pramesti, Senin (23/3/2020).
Setelah mengetahui mengidap infeksi pernapasan, lanjut Pramesti, pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majenang.
Lantas, tim medis RSUD Majenang melakukan screening dan diduga pasien terpapar virus corona.
Sehingga status pasien menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Kemudian pasien dirawat di ruang isolasi.
Ketika dirawat di ruang isolasi, kondisi pasien semakin kurang baik dan pasien masuk kriteria PDP.
• Kisah Sedih Tak Bisa Hadiri Pernikahan Putrinya, Dikarantina Karena Corona, Pria Ini Kirim Robot
• Kisah Kedekatan H Supono dan Sumanto di RSKJ Purbalingga, Jadi Pengawal Setia Tiap Pengajian
• Ganjar Bentuk Polisi Covid-19, Anggotanya Satpol PP, Tugasnya Biar Warga Sadar Virus Corona
• Sumanto Belum Percaya Pengasuhnya Meninggal, Malam Masih Ngobrol Bareng di RSKJ Purbalingga
Setelah masuk kriteria PDP, pada Sabtu (21/3/2020), sekira pukul 22.00, pasien dirujuk ke RSUD Cilacap.
Pasien langsung ditangani dokter spesialis paru-paru.
"Kemudian kondisi pasien semakin melemah, pada Minggu (22/3/2020), pukul 16.20 pasien dinyatakan meninggal," kata Pramesti.
Sementara itu sampai saat kini masih belum diketahui apakah pasien positif atau negatif mengidap virus corona.
Pramesti Griana Dewi berkata, sudah mengirim sampel sampai darah ke Jakarta, tetapi masih belum diketahui hasilnya
"Kami tinggal menunggu hasil laboratorium," pungkasnya.
Berdasarkan data per Senin (23/3/2020), di Kabupaten Cilacap terdapat 80 orang dalam pemantauan (ODP) virus corona.
Dimana 38 di antaranya selesai pemantauan, sisanya 42 orang masih dalam pemantauan.
Sementara, terdaapt 17 PDP, dimana 5 hasil tes swab menunjukkan pasien negatif virus corona, 12 kasus masih menunggu hasil tes, dan 1 orang meninggal dunia.
Di sisi lain, RSUD Cilacap juga menerima satu PDP yang dirujuk dari Pangandaran Jawa Barat pada Jumat (20/3/2020) malam.
"Saat ini kondisi pasien stabil," kata Pramesti Kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (21/3/2020).
Pramesti menambahkan, pasien tersebut berjenis kelamin laki-laki, tanpa menyebut usia pasien yang dimaksud.
Untuk langkah selanjutnya, swab pasien akan diuji laboratorium, untuk mengetahui PDP itu positif atau negatif virus corona.
"Kalau nanti hasilnya negatif dan kondisi pasien membaik, ya bagus," ujar Pramesti.
• Banyumas Berstatus SSB, Bupati Achmad Husein Minta Masyarakat Tak Termakan Berita Hoaks
• Hoaks Virus Corona Makin Marak, Youtube Bikin Video Halaman Khusus, Pekan Ini 16 Negara
• Kalau Warga Cilacap Butuh Informasi Virus Corona, Dijamin Tanpa Hoaks, Hubungi Saja Nomor Ini
• Hoaks, Kabar Pasien Meninggal Asal Kebumen Adalah Positif Corona
Nomor Telepon Virus Corona
Secara umum, Pramesti mengimbau kepada warga Cilacap untuk rajin cuci tangan dengan enam langkah, sering mengenakan masker.
Lalu hindari kerumunan, menghabiskan waktu di rumah, hindari kontak dengan hewan mati atau hidup, dan makanlah daging yang matang.
Selain itu, kata dia, sebagai langkah antisipasi pencegahan dan penanganan virus corona, RSUD Cilacap telah menyiapkan ruang yang bisa digunakan merawat pasien.
Apabila masyarakat ingin tahu informasi virus corona, Pemkab Cilacap telah membentuk Call Center Covid-19.
"Nomor yang bisa dihubungi adalah (0282) 539 0588, HP/WA 082116666119," kata Pramesti kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (20/3/2020).
Masyarakat bisa menghubungi nomor tersebut apabila ingin tahu lebih dalam lagi mengenai virus corona dan langkah antisipasinya.
Selain itu juga, Pemkab Cilacap akan membuat kanal resmi Covid-19.
Namun, kanal ini belum diresmikan atau masih dalam proses.
"Sabtu (21/3/2020) kami diluncurkan kanal resmi Covid-19 Kabupaten Cilacap itu," ucapnya.
• Kisah Almarhum H Supono Mustajab, Penolong Sumanto di Purbalingga, Sopir Penabrak Masih Diburu
• Merasa Direndahkan Anggota DPRD Blora, TKW Asal Cilacap di Hongkong Bikin Surat Terbuka
• Lockdown Virus Corona, Irak Jadi Negara Keenam Belas di Dunia, Berlaku Hingga 28 Maret
• Potret Wajah Italia Saat Ini, Cuma Sebulan Berubah Drastis Akibat Virus Corona
RS Rujukan Lini Kedua
Sebelumnya pula secara resmi RSUD Cilacap ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan lini kedua.
Artinya RSUD Cilacap siap menampung pasien virus corona apabila rumah sakit rujukan tidak sanggup lagi menampung pasien.
Seperti misalnya di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto ataupun RSUD Banyumas.
Kendati dipilih sebagai rujukan lini kedua, pihak rumah sakit sudah menyiapkan beberapa hal terkait penanganan pasien virus corona.
Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi membenarkan kalau RSUD Cilacap ditunjuk jadi rumah sakit rujukan lini kedua.
"RSUD Cilacap siap. Ada ruang isolasi. Kalau nanti RSUD Margono Soekarjo Purwokerto over kapasitas."
"Pasien sudah penuh. Bisa dirujuk ke RSUD Cilacap," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis, (19/3/2020).
Sementara itu, Direktur RSUD Cilacap, Reza Prima Muharama mengatakan, pihak rumah sakit sudah menindaklanjuti penunjukkan itu.
Pihak RSUD Cilacap telah menyiapkan Tim Kesiapsiagaan Covid-19.
"Tim itu terdiri dari dokter spesialis paru-paru, dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT), dan dokterspesialis radiologi," ujar Reza.
Selain itu, kata Reza, persiapan lainnya adalah menyiapkan ruang yang digunakan untuk pasien.
Sudah ada empat ruangan yang terdiri dari delapan tempat tidur.
"Ruangan itu untuk pasien terduga. Sekali lagi terduga."
"Yang nanti bisa menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP)."
"Apabila memang ada pasien dalam pengawasan, kami juga sudah menyiapkan ruang isolasi," tambahnya.
Selain menyiapkan ruang, Dinkes Kabupaten Cilacap juga akan melakukan sosialisasi edukasi terkait pencegahan dan penanganan virus corona. (Muhammad Yunan Setiawan)
• Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona
• Corona Bukanlah Virus Mematikan di Dunia, Ini Buktinya
• Sumanto Belum Percaya Pengasuhnya Meninggal, Malam Masih Ngobrol Bareng di RSKJ Purbalingga
• Pertama di Cilacap, Overpass Sigong Mulai Diujicobakan, Peresmian Tunggu Jadwal Gubernur Jateng