Teror Virus Corona

Update Virus Corona Jateng 22 Maret, Pasien Positif Covid-19 Tambah Satu di RSUD Moewardi Solo

Minggu (22/3/2020) total menjadi 196 orang status PDP di Jateng, pada hari sebelumnya 138 orang yang dinyatakan PDP dan semua PDP jalani perawatan.

TRIBUN BANYUMAS/MAMDUH ADI
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menunjukkan kaus bertuliskan Bersama Lawan Corona, Sabtu (14/3/2020) petang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Berdasarkan update monitoring data corona di Jawa Tengah melalui situs https://corona.jatengprov.go.id, terdapat satu tambahan pasien positif corona.

Data itu diunggah pada Minggu (22/3/2020) pukul 16.05 oleh Pemprov Jawa Tengah.

Pasien tersebut dirawat di RSUD Moewardi Surakarta.

Untuk total pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUD Moewardi Surakarta bertambah 1 atau menjadi 4 pasien.

Lanjutan Liga 1 Diduga Paling Cepat Seusai Lebaran, Ini Pertimbangan GM PSIS Semarang

Kisah Sedih Tak Bisa Hadiri Pernikahan Putrinya, Dikarantina Karena Corona, Pria Ini Kirim Robot

948 Rumah Terdampak Banjir di Sidareja Cilacap, BPBD: Perlunya Dibangun Tanggul Sungai Citengah

Cerita Hendra Kumbara Ciptakan Lagu Dalan Liyane, Terinspirasi Saat Naik Motor Ambil Laundry

Jadi, total pasien yang terkonfirmasi positif corona atau Covid-19 di Jawa Tengah menjadi 15 orang.

Dengan rincian, 12 masih dirawat insentif di ruang isolasi dan 3 meninggal dunia.

Selain itu, ada penambahan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Pada hari sebelumnya, Sabtu (21/3/2020) berjumlah 2.391 orang, kini menjadi 2.416 orang.

Penambahan juga terdapat pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Minggu (22/3/2020) total menjadi 196 orang, pada hari sebelumnya 138 orang yang dinyatakan PDP dan semua PDP jalani perawatan.

Untuk 12 rincian pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 masih dirawat di beberapa rumah sakit.

Yakni RSUD dr Moewardi Surakarta ada 4 pasien, RSUP dr Kariadi Semarang 3 pasien, RSUD Tidar Magelang 1 pasien.

RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang 2 pasien, RSUD Kraton Pekalongan 1 pasien, dan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto 1 pasien.

Beban Tugas Siswa

Melihat kondisi tersebut, secara terpisah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat kebijakan baru untuk pendidikan di masa 14 hari pembelajaran di rumah.

Para guru dipersilakan bekerja di rumah atau work from home (WFH).

Selain itu juga dilarang memberikan tugas berat kepada para peserta didiknya mulai Senin (23/3/2020).

Ganjar mengatakan, kini para guru cukup menyampaikan materi atau memberi tugas yang ada sangkut pautnya dengan Covid-19.

Kebijakan ini harus diambil, sebab banyak komplain dari siswa akibat tugas dari guru yang makin menggunung.

"Mungkin mereka bosan dan proses belajar daringnya itu tidak interaktif."

"Cenderung satu arah berbentuk beban-beban tugas yang panjang," kata Ganjar, dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (22/3/2020).

Kisah Kedekatan H Supono dan Sumanto di RSKJ Purbalingga, Jadi Pengawal Setia Tiap Pengajian

Pelantikan Perangkat Desa Bertarif di Bojanegara, Polres Purbalingga: Segera Tetapkan Tersangka

Mengintip Keajaiban Potensi Lokal Banyumas, Ciu Wlahar Dilirik Bupati Banyumas Bikin Hand Sanitizer

Sumanto Belum Percaya Pengasuhnya Meninggal, Malam Masih Ngobrol Bareng di RSKJ Purbalingga

Menyikapi hal tersebut Ganjar pun langsung mengambil beberapa langkah.

Pertama, selain pelajar, seluruh guru juga melaksanakan pembelajaran dari rumah.

Bukan hanya untuk tingkatan SMA dan sederajat, tapi juga berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan.

Dia pun telah menginstruksikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

"Guru-guru boleh bekerja di rumah, sekolahan dijaga kepala sekolah, TU, atau guru piket secara bergantian."

"Sehingga mereka bisa bekerja di rumah lebih banyak," jelasnya.

Selain memberlakukan WFH kepada guru, Gubernur menginstruksikan agar jangan lagi memberikan tugas-tugas yang berat kepada siswa.

Selain dinilai tidak efektif, hal tersebut justru membuat para siswa dirundung stres.

"Murid-murid jangan dibebani dengan tugas-tugas berat. Mereka komplain ke kami."

"Bukan justru belajar metode daring, tapi guru memberi tugas-tugas yang banyak dengan deadline yang mepet," ujarnya.

Materi yang diberikan, kata dia, akan lebih efektif jika berkaitan dengan virus corona.

Mulai dari apa itu corona, bagaimana mencegah, perilaku apa yang harus diubah, sampai bagaimana bicara dengan temannya agar semua mengerti social distancing.

"Maka 14 hari yang sudah berjalan satu pekan bisa dimanfaatkan guru untuk menyampaikan materi tentang corona," tandasnya.

Selain itu, materi atau tugas juga bisa berisi muatan yang bersifat menumbuhkan kreativitas siswa.

Seperti, buah apa yang bisa menjaga ketahanan tubuh, vitamin apa yang harus diminum.

Sehingga tubuh bisa tahan sehingga virus bisa dilawan, yang kandungannya mungkin bisa ditanyakan kepada siswa.

Atau barangkali, lanjutnya, bisa lebih kreatif lagi, siswa-siswi bisa menceritakan pekerjaan di hari itu.

"Harapan kami cerita yang gampang ini lebih edukatif dan memberikan pengalaman."

"Kami harap Senin (23/3/2020) sudah bisa dijalankan," kata Ganjar. (Muhammad Sholekan/Mamduh Adi)

Ganjar Gratiskan Warga yang Mau Tes Virus Corona, Ini Daftar Tujuh RS Milik Pemprov Jateng

Kisah Almarhum H Supono Mustajab, Penolong Sumanto di Purbalingga, Sopir Penabrak Masih Diburu

Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona

Merasa Direndahkan Anggota DPRD Blora, TKW Asal Cilacap di Hongkong Bikin Surat Terbuka

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved