Teror Virus Corona
Warga Purwokerto Berburu Masker di Apotek, Antiseptik dan Obat Kekebalan Tubuh Juga Laris Manis
Pasca pengumuman dua WNI positif corona, penjualan masker di Purwokerto mengalami peningkatan beberapa jam terakhir ini.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pasca pengumuman dua WNI positif corona, penjualan masker di Purwokerto mengalami peningkatan beberapa jam terakhir ini.
Seusai kabar wabah virus corona (Covid-19) masuk ke Indonesia, angka pembelian masker di sejumlah apotek terpantau meningkat.
Tak pelak juga, harga masker ikut naik, bahkan mencapai Rp 600 ribu per dus.
Masker model N95 harganya sudah mencapai Rp 600 ribu, yang biasa diikat itu Rp 225 ribu.
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
• Dua WNI Positif Corona, Ini Langkah Cepat Dinkes Cilacap, Prinsipnya Warga Jangan Panik
• Anak Perempuannya Nekat Menikah, Padahal Tak Direstui, Sang Ibu Ditemukan Tewas Tak Lazim
"Masker model N95 memiliki tingkat ketebalan yang berbeda dari masker yang biasa dijual di pasaran," ujar pemilik Apotek Rahayu Purwokerto, Setiawati kepada TribunBanyumas.com, Senin (2/3/2020).
N95 berbeda dengan masker pada umumnya, karena lebih tebal dari masker biasa.
"Habis, semua kosong meningkat tajam tapi barangnya tidak ada."
"Bukan dari tadi, sejak kemarin banyak yang mencari," imbuhnya.
Meskipun banyak permintaan, pihaknya tidak berani menyetok masker dalam jumlah banyak.
Hal itu mengingat stok barangnya yang tidak ada.
Pembelian masker meningkat seusai kabar virus positif ditemukan di Indonesia.
Pembelian masker mulai meningkat, bahkan menembus Rp 250 ribu per kardus untuk masker yang biasa.
Padahal harga yang sebelumnya hanya Rp 40 ribu per kardus.
"Sesuai kiriman dari distributor sampai ada yang Rp 250 ribu, tapi kan barang tidak ada."
"Hal itu bisa naik lagi setelah ada dua warga Indonesia yang positif corona," katanya.
Karena stok masker tidak ada, sejumlah apotek menjual masker secara eceran.
Masker biasa dihargai Rp 5 ribu per masker dan untuk masker model N95 Rp 35 ribu per masker.
• Warga Dukuh Majatengah Kembali Terancam Longsor, Empat Rumah Terpaksa Dibongkar
• Bintara Baru Polri Dilantik, Kapolda Jateng: Pengamanan Pilkada Jadi Tugas Awal Mereka
• Sempurnakan Hunian, Warga Terdampak Longsor di Banjarnegara Minta Tambahan Dana Bantuan
Seperti halnya yang ditemukan di Apotek Wijayakusuma Jatilawang, dimana mulai banyak pembeli yang datang untuk membeli masker.
Salah seorang pembeli masker biasa, Kholis heran karena harga masker biasa naik.
"Biasanya memang Rp 3 ribu, tapi sekarang Rp 5 ribu," ungkapnya.
Barang penjualan lain yang paling banyak selain masker seperti antiseptik hingga obat kekebalan tubuh.
Pembeli lain, Supriadi (42) berkata datang ke apotek untuk mencari masker N95 dan antiseptik.
Setelah mendengar berita di televisi ada WNI positif corona di Indonesia, dia sengaja membeli masker.
"Sengaja membeli masker N95 setelah ada positif dua di Jakarta."
"Saya beli untuk jaga-jaga dan saya beli 6 untuk satu keluarga," ungkapnya.
Dalam sehari ini sudah beberapa warga ada yang mencari masker.
Hal tersebut menjadikan stok masker di apotek tersebut langsung berkurang.
Nah, untuk mengetahui tentang wabah virus corona tersebut, berikut beberapa informasi yang perlu disampaikan.
• Doa Petani Bawang Putih di Dieng: Impor Terus Dibatasi, Apalagi Pasca Virus Corona Serang China
• Alhamdulillah, Niatan Poligami Warga Cilacap Masih Rendah, Cuma Empat Orang di Januari
• Bantai Barito Putera, Madura United Puncaki Klasemen Sementara Liga 1 2020
Gejala
Dikabarkan Business Insider (22/2/2020), sekira 20 persen pasien mempunyai kasus penyakit yang parah atau menjadi sakit kritis.
Demam menjadi gejala paling umum di antara pasien yang terpapar corona.
Penelitian yang melibatkan hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan virus corona Covid-19.
Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sedangkah lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Kurang lebih sepertiganya mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
Gejala pertama mungkin tidak muncul tepat setelah seseorang terinfeksi.
Seorang ahli epidemiologi di University of Texas Lauren Ancel Meyers mengatakan, pasien mungkin terinfeksi tanpa menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.
Namun, saat gejala muncul, dapat mirip dengan pneumonia.
Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu, di mana inilah yang membedakannya dari pneunomia.
"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata ahli radiologi di Universitas Thomas Jefferson, Paras Lakhani.
"Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik," lanjut dia.
Keadaan pasien yang terpapar corona dapat menjadi lebih buruk bahkan setelah menerima perawatan.
Pola Harian Gejala Corona
Adapun pola gejala yang berkembang di antara pasien virus corona yaitu:
Hari 1: Pasien demam.
Pasein kemungkinan juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil dari mereka mungkin mengalami diare atau mual selama satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien kemungkinan mengalami kesulitan bernapas.
Terutama jika di usia lebih tua atau memiliki riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Hari 7: Ini adalah berapa lama, rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen, menurut CDC Cina) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Penyakit yang terjadi ketika cairan terkumpul di paru-paru.
ARDS ini seringkali berakibat fatal.
• Ombudsman Soroti Syukuran Pelantikan Perangkat Desa Bojanegara Purbalingga yang Capai Rp80 Juta
• Kisah di Balik Penemuan Korban Pembunuhan di Sigaluh: Saat Tim Putus Asa, Terdengar Suara Memanggil
• Indonesia Positif Corona, Menkes: Rumah Dua Orang di Depok Terinfeksi Covid-19 Sudah Diisolasi
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk.
Ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati.
Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
Hari 17: Rata-rata, orang yang pulih dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah dua setengah minggu.
Lantas, bagaimana penularannya?
Penularan Virus Corona
Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Hubei, China akhir tahun lalu ini menewaskan ribuan orang.
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti MERS dan SARS.
Dilansir dari cdc.gov, virus corona dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui berbagai cara, seperti: Melalui udara dengan batuk dan bersin.
Kontak pribadi, seperti menyentuh dan berjabat tangan.
Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan.
Kontaminasi tinja, namun ini jarang terjadi. (Permata Putra Sejati)
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
• Anak Perempuannya Nekat Menikah, Padahal Tak Direstui, Sang Ibu Ditemukan Tewas Tak Lazim
• Nasib Belum Jelas, 65 Jemaah Umroh Asal Purwokerto Batal 4 Maret, Rencana Berangkat Mundur 13 Hari