Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo Nekat Gelar Kirab di Tengah Cuaca Ekstrem Dieng

Raja-Ratu Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, pernah menggelar acara di kawasan wisata Dieng, saat cuaca sedang ekstrem

Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
istimewa/netizen
Dokumentasi kegiatan Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo, di Dieng, Wonosobo, jauh sebelum menggegerkan jagat Tanah Air di awal 2020 ini. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Riwayat Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo berakhir seiring ditangkapnya sang raja dan permaisuri, Toto Santoso dan Fanni Aminadia.

Juga dikenal sebagai Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dam Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Pentolan KAS yang ternyata bukan pasangan suami istri sah itu rupanya memiliki jejak di kawasan wisata dataran tinggi Dieng.

Arca Ganesha Terbesar di Dieng Berhasil Diangkat

Polisi Periksa Rekening atas Nama Toto Santoso Raja Keraton Agung Sejagat, Terungkap Isi Saldonya

Nenek Penjual Sate di Dieng Ini Tunggui Pembeli Makan Meski Sudah Dibayar, Alasannya Bikin Tertegun

Oposisi dengan Erdogan, Pencetak Gol Tercepat Piala Dunia Hakan Sukur Jadi Sopir Taksi di Amerika

Tahun 2019 lalu, saat Dieng dilanda suhu beku, Totok dan ratusan pengikutnya menggelar acara pengukuhan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat di komplek Candi Arjuna.

Ini dituturkan oleh Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Banjarnegara Aryadi Darwanto, Kamis (16/1/2020).

Tetapi ia tak mengetahui alasan mereka menggelar kegiatan sakral itu di situ.

Jejak Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso, Pernah Hebohkan Dieng hingga Tinggal di Pinggir Rel

Video Pabrik Gula Kalibagor Disulap Menjadi Pabrik Garmen

6 Film Indonesia Tayang Februari 2020 di Bioskop, Film Genre Horor hingga Romantis

Ayah dan Anak Berebut Janda Muda, Kisah Mereka Berakhir Tragis

Dari catatan sejarah, candi-candi di Dieng dibangun sekitar abad ke 7 hingga 9 Masehi pada masa dinasti Wangsa Sanjaya.

Sedangkan Totok dan pengikutnya di situ sekaligus memperingati seribuan tahun masa kejayaan Dinasti Sanjaya.

Mereka yang datang dari berbagai daerah itu pun berpenampilan layaknya pasukan atau petinggi kerajaan.

Pengakuan Raja Keraton Agung Sejagat tentang Rakyatnya, Ia juga Punya Tugas Khusus untuk Permaisuri

Bejat! Seorang Ayah di Tasikmalaya Ini Perkosa Putri Kandungnya Hingga Hamil dan Melahirkan

Dariman Hilang di Karangbolong Kebumen Belum Ditemukan, Tim SAR Gabungan Sisir Darat dan Laut

Pindah Warga Negara, Ini Alasan DJ Butterfly Cinta Indonesia

Totok dan Dyah sempat didudukkan di komplek Tuk Bimalukar yang disulap jadi singgasana dadakan.

Ini seperti terlihat dalam foto yang beredar luar di media sosial.

Mereka menggelar kirab dari tuk Bimalukar sebagai hulu Sungai Serayu menuju ke komplek candi Arjuna Dieng.

Pascapenangkapan Raja dan Ratu, Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo Ramai Dijejali Pengunjung

Biasanya Kering Kerontang, Arab Saudi Mendadak Diselimuti Salju, BMKG: Bukti Nyata Perubahan Iklim

Suasana Haru Iringi Pisah Sambut Kapolres Cilacap, AKBP Dery Agung Gantikan AKBP Djoko Julianto

5 Pengakuan Mantan Komisioner KPU Asal banjarnegara Wahyu Setiawan, Ungkap Arti Kata Siap Mainkan

"Mereka percaya akan datang zaman keemasan seperti dulu," katanya.

Aryadi tidak menemukan keanehan dalam kegiatan itu, kecuali gaya pakaian mereka yang sedikit aneh.

Ini lain dari desain pakaian adat Jawa yang sudah populer di masyarakat. Selebihnya kegiatan itu berlangsung wajar berupa prosesi pengukuhan dan doa.

Terungkap saat Diperiksa Polisi, Ini Lho Nama Asli Istri Raja Keraton Agung Sejagat Sesuai KTP

Ramalan Ahli Tarot Marcel Wenn hingga Mbak You: Luna Maya akan Segera Menikah di Tahun 2020

Di Depan Polisi Wahyu Beberkan Caranya Membobol SDN 01 Purbalingga, Pura-pura Tawarkan Jasa

Kisah Haru Pasutri Riska dan Yanto, Bayar Biaya Lahiran Pakai Uang Koin, Puskesmas dan Desa Bangga

Meski mereka punya keyakinan kuat, masa keemasan kerajaan zaman dahulu akan direngkuh kembali.

Aryadi mengaku hanya menghadiri acara yang kental nuansa budaya itu sampai sekitar jam 10 an malam.

Ia memutuskan balik kanan karena tidak kuat dengan suhu di komplek candi yang membeku. Semakin malam, suhu di Dieng terus turun hingga tercipta embun es.

Segini Tarif Jabatan Tinggi yang Dipatok Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo

Bantai Satu Keluarga, Tiga dari Empat Jagal Sadis di Banyumas Terancam Hukukman Mati

Sule Akan Menikah April 2020, Calon Istri Bukan dari Kalangan Artis, Ini Kata Ayah Rizky Febian

Main di Liga 2, PSCS Gandeng Perusahaan Apparel Asal Jogja

Tetapi hawa dingin yang ekstrem itu ternyata tak membuat kelompok tersebut membubarkan diri.

Mereka tetap semangat mengikuti acara dan bertahan hingga dini hari. Ini yang membuat Aryadi terheran.

Padahal, mereka tidak mengenakan baju tebal atau jaket untuk melindungi tubuh dari paparan suhu ekstrem. Mereka bahkan tak mengenakan alas kaki.

"Warga ada yang menonton tapi gak sampai selesai. Karena jam 10 an itu sudah mulai turun embun es," katanya.(*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved