Berita Semarang

Ngaku Mahasiswa, Tukang Cukur di Semarang Culik Anak-anak Direkam untuk Adegan Asusila

Seorang tukang potong rambut menculik anak setelah mengaku sebagai mahasiswa. Tujuannya, merekam korban dengan adegan asusila.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK TIM ELANG POLSEK SEMARANG UTARA
PREDATOR ANAK - F, pemuda yang mengaku mahasiswa dan menculik anak, ditangkap polisi di wilayah Semarang Utara tertangkap, Selasa (7/10/2025). F menculik anak untuk diambil video asusila. 

Apalagi, pihak keluarga sedang mencari bocah tersebut lantaran belum juga tiba di rumah sepulang sekolah.

Aiptu Agus mengatakan, pelaku diamankan warga di sekitar Pos Keamanan Bendungan Gerak Banjir Kanal Barat.

"Pelaku langsung dibawa ke Polsek untuk pemeriksaan."

"Dari hasil interogasi awal, pelaku mengakui telah menculik anak dengan rencana melakukan tindakan asusila," ujarnya, saat dihubungi Rabu (8/10/2025).

Baca juga: 2 Mahasiswa Undip Semarang Divonis Bersalah Sekap Intel Polda Jateng, Dihukum 2 Bulan 3 Hari

Menurut Agus, pelaku berinisial F sehari-hari bekerja sebagai tukang potong rambut. 

Ia juga mengakui sebelumnya pernah melakukan tindakan serupa terhadap dua anak lain di wilayah Ngaliyan dan Semarang Barat.

"Pelaku mengaku sudah dua kali melakukan perbuatan serupa."

"Modusnya, merayu anak-anak dengan berpura-pura sebagai mahasiswa yang sedang melakukan tugas kampus."

"Lalu, menawarkan imbalan kecil, seperti dibelikan es teh atau dikasih uang Rp5ribu agar korban mau diajak pergi," jelasnya.

Dalam pemeriksaan, polisi menemukan sejumlah video anak di bawah umur di ponsel pelaku. 

Diduga, pelaku kerap mengincar anak-anak usia sekolah dasar yang pulang sendirian pada sore hari.

"Korban yang terbaru ini beruntung bisa diselamatkan oleh pamannya sebelum terjadi hal-hal yang lebih jauh, pelaku memang mencari anak-anak yang sedang pulang sekolah sendiri," kata Agus.

Kasus tersebut kini dalam penanganan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang.

Sementara itu, Mudjib, pihak sekolah mengatakan, korban terbiasa pulang ke rumah berjalan kaki.

"Korban biasa pulang jalan kaki. Cuma, karena tak kunjungan sampai rumah, orangtua khawatir dan nyari ke sekolah."

"Terus, orangtua dan pamannya muter-muter nyariin anak dan dikabarkan ketemu dekat bendungan gerak banjir kanal Barat," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved