Konflik Israel Palestina

Israel Kembali Lakukan Serangan Udara di Gaza, 21 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Luka-luka

Bassal menjelaskan tujuh orang tewas dan lebih dari 16 orang terluka dalam serangan terhadap sebuah rumah di Nuseirat, Gaza tengah

Editor: Rustam Aji
TRIBUNNEWS/AFP/OMAR AL-QATTAA
CARI PERLINDUNGAN - Warga Palestina berlarian mencari perlindungan setelah sebuah sekolah terkena serangan Israel, Kamis (30/5/2024), saat mereka kembali sebentar ke kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara memeriksa rumah mereka. Konflik Hamas vs Israel di Gaza masih meningkat di tengah buntunya upaya gencatan senjata yang dilakukan berbagai pihak. 

Pasukan ini akan bekerja bersama Israel, Mesir, serta polisi Palestina terlatih baru untuk mengamankan wilayah perbatasan dan mendemiliterisasi Jalur Gaza.

ISF juga akan bertugas menonaktifkan senjata kelompok bersenjata non-negara, melindungi warga sipil, dan menjamin koridor bantuan kemanusiaan tetap berfungsi.

Selain itu, resolusi tersebut membuka jalan bagi pembentukan Dewan Perdamaian, sebuah badan pemerintahan transisi di Gaza yang secara teoritis akan dipimpin Donald Trump dengan masa mandat hingga akhir 2027.

Berbeda dari draf sebelumnya, naskah terbaru memasukkan kemungkinan pembentukan negara Palestina di masa depan.

Disebutkan bahwa peluang menuju penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina dapat terbuka setelah Otoritas Palestina menyelesaikan reformasi dan proses rekonstruksi Gaza berjalan.

Pemerintah Israel menolak keras wacana tersebut. “Penentangan kami terhadap negara Palestina di wilayah mana pun tidak berubah,” ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu.

Baca juga: Hadapi Persiba, Ujian Pembuktian Bagi Pelatih Baru Jafri Sastra Persembahkan Poin untuk PSIS

Pemungutan suara di Dewan Keamanan berlangsung pada Senin pukul 17.00 waktu setempat. 

Rusia ajukan draf tandingan Rusia, sebagai negara dengan hak veto, mengedarkan rancangan tandingan.

Moskwa menilai dokumen buatan AS belum cukup kuat menjamin pembentukan negara Palestina.

Dalam naskah Rusia yang dilihat AFP, Moskwa meminta Dewan Keamanan menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara.

Rusia menolak pembentukan Dewan Perdamaian maupun pengerahan pasukan internasional pada tahap ini.

Mereka meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyusun “opsi” mengenai isu-isu tersebut. 

AS meningkatkan lobi untuk mengamankan dukungan.

Duta Besar AS untuk PBB, Mike Waltz, menulis di The Washington Post bahwa setiap penolakan terhadap rancangan resolusi berarti memilih kekuasaan kelompok Hamas tetap berlanjut atau kembali ke konflik dengan Israel.

AS juga mengumumkan dukungan dari sejumlah negara Arab dan mayoritas Muslim, termasuk Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Indonesia, Pakistan, Yordania, dan Turkiye.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved