Taman Kota Banyumas
Pernah Jadi Primadona, Taman Andhang Pangrenan Purwokerto Sepi Ditinggal Pengunjung. Pedagang Sambat
Taman Andhang Pangrenan Purwokerto sempat menjadi primadona warga. Kini, taman tersebut sepi pengunjung lantaran tak ada atraksi hiburan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Semarak Taman Andhang Pangrenan di pusat kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai layu.
Taman kota yang sempat menjadi primadona itu mulai sepi ditinggal pengunjung.
Aktivitas hiburan warga kini terkonsentrasi di pusat kota, di Menara Pandang Teratai dan Alun-alun Purwokerto.
Padahal, jarak Taman Adhang Pangrenan ke pusat pemerintahan Banyumas hanya sekitar 3 kilometer.
Taman Adhang Pangrenan diresmikan dan dibuka untuk umum pada 13 April 2011.
Taman ini dikonsep sebagai taman rekreasi mini di tengah kota.
Di taman ini tersedia beragam wahana permainan anak, tempat kuliner, dan tentu saja ruang terbuka hijau.
Asep Susanto (50), pedagang yang berjualan di dalam Taman Andhang Pangrenan sejak tahun 2013, mengungkap kondisi taman yang kini mulai sepi.
Dia hanya bisa pasrah mendapati warungnya yang sepi.
"Sekarang, jam tujuh malam saja sudah tidak ada pengunjung."
"Padahal, dulu, bisa ramai sampai jam setengah sepuluh malam," keluhnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (15/9/2025).
Baca juga: Bukan Digusur, PKL Kebondalem Purwokerto Bakal Direlokasi. Pemkab Banyumas Siapkan Andhang Pangrenan
Asep berjualan bersama istrinya di salah satu warung makan kecil yang menghadap ke area taman.
Namun, sejak pengunjung merosot, warung itu juga dibuka ke arah samping menghadap jalan.
Langkah ini dilakukan untuk menjaring pembeli dari luar taman.
Acara Jadi Daya Tarik

Di dalam area Taman Andhang Pangrenan, terdapat sekitar 12 pedagang yang tetap bertahan meski kondisi makin tidak menentu.
Sebagian besar mengeluhkan hal yang sama yaitu, tidak ada perbaikan sarana dan minim acara.
Padahal, event atau acara yang digelar menjadi daya tarik taman tersebut.
Beberapa wahana permainan anak terlihat rusak dan tak lagi menarik minat.
Begitu pula panggung utama yang ada di tengah taman, kini terbengkalai lantaran tak ada kegiatan.
Panggung itu nyaris tak pernah digunakan karena biaya sewanya yang cukup mahal, mencapai Rp1 juta per hari.
"Itu panggung sekarang aja gak keurus."
"Padahal, bisa jadi pusat hiburan kalau digarap bener," ucap Asep.
Sebagai lokasi publik berbayar, Taman Andhang Pangrenan sempat menaikkan harga tiket masuk menjadi Rp5.000.
Kenaikan harga tiket masuk ini justru mempercepat penurunan jumlah pengunjung.
"Sehari kadang cuma dapat Rp100 ribu, itu kalau ada pembeli."
"Kadang malah tidak ada sama sekali," imbuh Asep.
Kondisi Andhang Pangrenan makin terasa tertinggal apabila dibandingkan dengan taman lain di Purwokerto, misalnya Taman Mas Kemambang yang masih ramai dikunjungi warga karena banyak wahana menarik dan pengelolaan yang lebih baik.
Baca juga: Sudah Dibuka, Taman Mas Kemambang Purwokerto Jadi Favorit Warga Berlibur di Tengah Kota
Di sisi lain, keberadaan Menara Pandang Teratai yang menyatu dengan kawasan Alun-alun Purwokerto kian menyedot perhatian.
Event-event besar yang dahulu digelar di Taman Andhang Pangrenan, seperti Festival Lampion dan pertunjukan seni, kini lebih sering digelar di pusat kota.
"Sekarang apa-apa di Menara Pandang. Gratis pula."
"Jadi, orang lebih milih ke sana daripada ke sini yang bayar dan gak ada tontonan," keluh Asep.
Menurutnya, Taman Andhang Pangrenan perlu dibangkitkan kembali dengan menghadirkan daya tarik baru yang relevan dengan minat masyarakat saat ini.
Tanpa pembenahan konsep dan pengelolaan, taman ini dikhawatirkan mati.
Taman Andhang Pangrenan sejatinya punya potensi.
Lokasinya strategis dan luasan areanya mencukupi.
Fasilitas yang tersedia pun cukup mumpuni, di antaranya panggung, area bermain, dan ruang terbuka hijau.
Suasana Nyaman Tak Didukung Fasilitas

Sementara, Tono (60), tukang parkir di Taman Andhang Pangrenan mengatakan, sepinya tempat rekreasi di tengah kota itu berlangsung beberapa waktu terakhir.
"Sepi, Mas. Saya sehari paling hanya dapat Rp10 ribu saja."
"Paling yang datang cuma satu atau dua saja pengunjung, sepi lah pokoknya," ungkapnya.
Seorang pengunjung, Kasih Berlian (21) bercerita, suasana Taman Andhang Pangrenan sebenarnya cukup nyaman.
Baca juga: Kolam Retensi Purwokerto Jadi Tempat Rekreasi Baru Banyumas, Tak Ada Tiket Masuk Hanya Bayar Parkir
Warga Cilacap ini mampir ke taman tersebut untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan pulang.
"Jadi, ini saya mau balik ke Cilacap, lewatnya kan Gunung Tugel, jadi lewatnya Andhang."
"Sebelum melanjutkan perjalanan, saya mampir dulu sekalian makan jajanan yang saya beli."
"Melihat kondisinya sih nyaman, enak buat piknik, cuma wahana buat bermainnya kurang, kursi tadi ada yang rusak."
"Padahal, nuansanya enak loh, ada musiknya," jelasnya.
Kondisi ini menjadi cermin bagaimana pengelolaan ruang publik tak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas fisik.
Menurutnya, Taman Andhang Pangrenan dapat menarik pengunjung jika digelar beragam acara. (*)
Harga Emas Antam Hari Ini, Senin 15 September 2025: Turun |
![]() |
---|
Detik-detik Anggota TNI Tewas Dibacok Pengunjung Kafe di Sapuran Wonosobo, Niat Melerai Keributan |
![]() |
---|
Punya Peluang Banyak, Kenapa PSIS Tak Bisa Menjebol Gawang Persiku? Begini Kata Kahudi |
![]() |
---|
Dimas Meregang Nyawa. Kakak Beradik di Wergu Wetan Kudus Jadi Korban Penusukan Tetangga |
![]() |
---|
Lagi, Peristiwa Orang Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus Sawah, Kali Ini Terjadi di Pati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.