Berita Purbalingga

Pemerintah Bujuk Petani Singkong di Purbalingga Beralih ke Tebu, Jamin Hasil Panen Dibeli

Pemerintah membujuk petani singkong di Purbalingga beralih menanam tebu. Selain menawarkan subsidi biaya produksi tetapi juga jaminan pembelian.

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/DISPERTAN PURBALINGGA
SOSIALISASI — Dinas Pertanian Purbalingga melakukan sosialisasi kepada petani di Kecamatan Pengadegan terkait peralihan tanaman singkong ke tebu. Petani singkong tak hanya mendapat subsidi tetapi juga jaminan pembelian hasil panen tebu. 

Ringkasan Berita:
  • Pemerintah membujuk pemilik lahan singkong seluas 1.059 hektare di dua wilayah di Purbalingga untuk beralih menanam tebu.
  • Pemerintah tak hanya menawarkan subsidi pengolahan lahan tetapi juga jaminan pembelian hasil panen tebu.
  • Saat ini, harga singkong petani di Purbalingga hanya Rp200 per kilogram.

 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Lahan singkong seluas sekitar 1.059 hektare di Purbalingga, Jawa Tengah, akan diubah menjadi ladang tebu.

Substitusi tanaman ini dilakukan lantaran murahnya harga singkong di pasaran.

Di tingkat petani, harga singkong hanya dijual Rp200 per kilogram dan Rp520 per kilogram saat masuk pabrik.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian(Dinpertan) Purbalingga, Hafidhah Khusniyati mengatakan, penanaman tebu ini merupakan program ekstensifikasi atau perluasan tebu dari Kementrian Pertanian. 

Pihaknya menyasar lahan pertanian singkong di Kejobong dan Pengadegan. 

"Potensinya ada sekitar 569 hektare di Kejobong dan 590 di Pengadegan."

"Itu lahan singkong yang berpeluang dialihkan ke tebu," kata Hafidhah kepada Tribunbanyumas.com, Senin (24/11/2025).

Baca juga: Nuansa Turki dan Jepang Diusung ke Purbalingga, Hadir di Taman Bojong dan Taman Sentul Garden

Dalam program ini, kata Hafidhah, pemerintah pusat siap memberikan bantuan 60 ribu benih mata tunas per hektare dan bantuan pengolahan lahan sekitar Rp3,6 juta. 

"Jika dikonversikan dalam bentuk uang maka total bantuan mencapai Rp14,5 juta per hektare," ujarnya. 

Menurut Hafidhah, biaya produksi tebu mulai dari mengolah lahan, penanaman, hingga perawatan mencapai Rp30 juta per hektare.

Adanya bantuan itu membuat petani hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp16,5 juta.

"Untuk tahun pertama, memang biayanya besar di bibit dan olah lahan."

"Tapi, masuk tahun kedua sampai ke empat, petani tidak perlu beli bibit lagi. Tinggal mupuk dan rawat."

"Baru, di tahun kelima, bongkar ulang dan tanam ulang," jelasnya.

Jaminan Dibeli

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved