Berita Purbalingga

PKL dan Parkir di Samping RS Harapan Ibu Purbalingga Dikeluhkan Pengguna Jalan, Bikin Jalan Sempit

Keberadaan PKL di samping Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga dikeluhkan pengguna jalan. Petugas juga temukan parkir liar di wilayah ini.

Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/FARAH ANIS RAHMAWATI
PKL MENJAMUR — Deretan pedagang kaki lima (PKL) di samping Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga, Jumat (21/11/2025). Keberadaan PKL di dekat perempatan ini meresahkan pengguna jalan. 
Ringkasan Berita:
  • Keberadaan PKL di samping Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga dikeluhkan pengguna jalan.
  • Keluhan ini segera direspon kelurahan setempat dan Satpol PP yang mengingatkan pedagang untuk tertib berjualan.
  • Selain keberadaan PKL, jalan samping rumah sakit makin sempat karena menjadi lokasi parkir.

 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di samping Rumah Sakit Harapan Ibu (HI) Purbalingga, Jawa Tengah, dikeluhkan pengguna jalan.

Selain menggunakan trotoar, keberadaan mereka di dekat perempatan jalan dinilai membahayakan pengguna jalan lain.

Keresahan ini viral setelah kondisi ini diunggah di media sosial.

Dalam unggahan diperlihatkan, deretan PKL yang cukup padat berjajar di trotoar di area samping kanan rumah sakit, tepatnya di depan Masjid Ash Shobari.

Mendapati keluhan ini, Kelurahan Kalikabong langsung mengecek ke lokasi karena masuk wilayah dan tanggung jawab mereka.

Baca juga: Pergerakan Tanah di Maribaya Purbalingga Meluas. Dari 19 Rumah yang Rusak, 8 Disetujui Direlokasi

Namun, Lurah Kalikabong Irfan Naufal mengatakan, hasil pengecekan di lapangan menunjukkan kondisi pedagang tak sepadat di unggahan media sosial.

Dia menduga, unggahan di media sosial merupakan hasil rekayasa AI.

Ini terlihat juga dari adanya logo aplikasi Gemini pada gambar yang diunggah. 

"Saat saya mendapatkan laporan, saya memang agak kurang yakin karena saya sendiri sering lewat situ."

"Tetapi, setelah saya cek kembali, ternyata hasil foto itu tidak nyata. Ada logo aplikasi Gemini AI di bawahnya."

"Aslinya tidak sepadat itu," kata Irfan saat dikonfirmasi, Jumat (21/11/2025). 

Irfan mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh, hanya ada 12 pedagang yang aktif berjualan.

"Mereka juga sudah terkoordinir. Ada tim atau paguyuban khusus."

"Mereka bahkan sudah menarik uang kebersihan untuk tim mereka sendiri. Jadi dari mereka, untuk mereka sendiri," katanya. 

Sisi Humanis

Meskipun demikian, Irfan tetap menanggapi adanya keluhan warga. 

Irfan mengatakan, pihaknya bersama Satpol PP sudah turun langsung untuk menindaklanjuti hal tersebut. 

Namun, sebelum datang ke lokasi, Irfan telah mendata latar belakang masing-masing pedagang. 

"Setelah itu, barulah kami datang untuk melihat langsung ke lapangan."

"Itupun, kami tidak langsung melakukan tindakan represif mengingat kondisi ekonomi pedagang yang memang saat ini sedang tidak stabil."

"Sehingga, kami hanya memberikan teguran dan pendataan saja," terangnya. 

Baca juga: Pulang Beli LPG, Warga Kemangkon Purbalingga Tiba-tiba Diserang Tetangga Pakai Parang. Pelipis Robek

Meski berada di lokasi yang tidak sesuai aturan, pihaknya menegaskan, penanganan tetap mengedepankan sisi kemanusiaan. 

"Sehingga, kami peringati kepada para pedagang agar fungsi awal trotoar sebagai ruang pejalan kaki ini jangan sampai hilang."

"Kami sampaikan agar mereka ini jangan menaruh meja ataupun kursi di trotoar supaya pengguna jalan juga tetap mendapatkan haknya," ujarnya. 

Masalah Parkir RS

Irfan mengatakan, kesan sesak yang dikeluhkan warga di lapangan bukan semata karena PKL.

Dia menyoroti keterbatasan lahan parkir di Rumah Sakit Harapan Ibu yang kemudian memakan badan jalan.

"Yang mungkin sering dianggap warga mengganggu itu sebenarnya juga dari fasilitas parkir di Rumah Sakit HI yang menurut kami masih kurang."

"Hingga akhirnya, menumpuk bersama dengan pedagang jadi kelihatannya lokasi itu sangat sempit," katanya. 

Sehingga, selain berkoordinasi dengan PKL, pihaknya juga berkoordinasi dengan pengelola parkir di RS HI untuk dapat ditingkatkan dan melarang orang yang akan datang ke rumah sakit parkir di bahu jalan. 

"Karena memang, parkir itu membuat kendaraan yang lewat jadi putar haluan ke kanan semua sehingga kendaraan melebar ke kanan dan membuat situasi jadi kelihatan sempit," tuturnya. 

Irfan mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi yang telah dilakukan, baik PKL ataupun pengelola parkir sudah sama-sama bersedia membenahi kepadatan di area tersebut. 

"Untuk pedagang, kemarin sudah sepakat bahwa area trotoar bukanlah area untuk berjualan lagi."

"Kami sudah ingatkan dan akan kami pantau secara berkala, kalau seandainya teguran kemarin tidak diindahkan maka akan kami lakukan tindakan selanjutnya," katanya. 

Baca juga: Warga Lamongan Purbalingga Ditemukan Tewas di Dapur Rumah Paman, Polisi Tak Temukan Unsur Pidana

Upaya tersebut juga menjadi langkah awal menuju kebijakan lanjutan terkait solusi apa yang paling tepat untuk para PKL oleh Satpol PP dan pemerintah daerah. 

"Bagaimanapun, berdagang di area itu tetap menyalahi aturan sehingga pembinaan awal ini sebagai langkah awal dan peringatan awal bagi pedagang."

"Sehingga, ketika tiba masanya nanti kemungkinan relokasi, pedagang sudah harus siap untuk dipindahkan."

"Namun, sementara ini, kami masih menunggu terkait kebijakan selanjutnya," ujarnya. 

Siap Ditertibkan

Sementara itu, Sutomo, salah satu PKL yang sudah tiga tahun berjualan di lokasi tersebut mengakui adanya keresahan warga. 

"Saya pribadi tidak membenarkan sepenuhnya tapi kami di sini juga mencari nafkah untuk keluarga," katanya. 

Namun, ia merasa keberatan dengan pemberitaan yang viral karena seolah-olah sepenuhnya kesalahan PKL

"Padahal, tanpa gerobak pedagang pun, bahu jalan di sini pasti akan jadi tempat parkir untuk mobil ataupun motor, saya tiap hari di sini liat kok."

"Dan justru, itu lebih memakan bahu jalan, apalagi kalau yang parkir itu mobil."

"Kami di sini bukan untuk hal yang negatif melainkan hanya untuk mencari nafkah untuk keluarga," katanya.

Di sisi lain, ia tidak keberatan dengan teguran yang dilakukan kelurahan ataupun Satpol PP. 

Ia justru mengapresiasi pendekatan humanis yang telah dilakukan. 

"Kami tidak masalah ditegur. Kami juga sepakat untuk tetap menjaga kebersihan dan menjaga agar trotoar ini bisa tetap digunakan oleh kejalan kaki."

"Tapi, yang kami harapkan, kalau misal nanti harus dipindah, kami siap, asalkan ada solusi dan tidak menyulitkan kami mencari rezeki," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved