Berita Purbalingga
Dari Hobi Jadi Rizki, Pensiunan PPPK Purbalingga Sukses Budidaya Burung Branjangan
Satu ekor jantan bisa mencapai Rp7 juta, sementara betina sekitar Rp3,5 juta.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Siang itu, dari halaman sebuah rumah di Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga, terdengar riuh suara kicau burung yang saling bersahut-sahutan.
Di antara deretan kandang yang tertata rapi, seorang pria berusia 59 tahun tampak sibuk memberi pakan. Tangannya lincah memindahkan jangkrik kecil ke wadah, sementara matanya sesekali menatap dengan penuh perhatian ke arah burung-burung peliharaannya.
Ia adalah Aji Gimawan, seorang pensiunan PPPK Dinas Pertanian Purbalingga tahun 2023 , yang saat ini menghabiskan waktunya untuk membudidayakan burung Branjangan Javanica yang sudah langka di alam.
"Saya dulu kerja di Dinpertan jadi pegawai PPPK di BPP Padamara. Dulu, saya pikir karena saya cuma PPPK , kalau pensiun nggak ada uang pensiunnya, sehingga saya berfikir untuk menyalurkan hobi saya untuk usaha," ujarnya saat dijumpai dikediamannya, Selasa (28/10/2025).
Kecintaannya terhadap burung sebenarnya sudah ada sejak ia kecil. Namun, baru pada tahun 2022 ini, ia mulai serius untuk merintis usaha penangkaran burung.
"Dulu saya melihara burung buat kesenangan aja. Terus saya pikir, kalau saya nunggu pensiun dulu baru mulai usaha saya rasa sudah terlambat. Sehingga setahun sebelum saya pensiun, saya mulai untuk usaha dari anakan," tuturnya.
Saat itu, Aji mengatakan, membeli anakan burung Branjangan Javanica dengan harga yang cukup tinggi.
Satu ekor jantan bisa mencapai Rp7 juta, sementara betina sekitar Rp3,5 juta. Saat itu, ia menyatakan membeli dua jantan dan lima betina sebagai modal awal, dari situlah perjalanan panjangnya pun dimulai.
"Prosesnya cukup lama. Tapi alhamdulilah, di awal tahun 2024 saya sudah bisa mengenyam hasilnya. Bahkan dari empat anakan, alhamdulilah ada burung trah putih atau bulu putih yang menetas. Semua jantan dan langsung laku tiga ekor," ujarnya.
Satu ekor Burung Branjangan biasa dijual dengan harga Rp5-10 juta, tergantung dengan kualitas burung. Sementara untuk Burung Branjangan trah putih dijual dengan harga Rp25 juta.
"Selama saya menjalani usaha, yang paling besar lakunya yang trah putih ini, karena bisa sampai Rp25 juta," ucapnya.
Branjangan Burung Istimewa
Ia melanjutkan, sudah pernah membudidayakan berbagai jenis burung, seperti Murai Batu, Kacer, Koci dan lain-lain. Namun, menurutnya Burung Branjangan adalah yang paling istimewa, khususnya Branjangan trah putih. Selain langka di alam, suaranya yang khas dan warna bulunya yang cerah membuatnya banyak diburu oleh penghobi burung.
"Burung Branjangan yang biasa, warnanya itu seperti Burung Gereja. Tapi yang putih ini istimewa. Di alam sudah hampir punah, hanya ada di penangkar saja," katanya.
Di Purbalingga, katanya, hanya ada tiga orang penangkar burung tersebut termasuk dirinya. Menurutnya, langkanya penangkar burung tersebut membuat harga Burung Branjangan menjadi sangat fantastis.
Kemudian, Aji mengatakan, permintaan burung datang dari berbagai daerah, mulai dari Tegal, Jogja hingga Surabaya.
"Saya gak pernah promosi besar-besaran. Tapi teman saya kebetulan dari komunitas. Kalau main kesini suka upload burung-burung ini, jadi dari situ banyak pembeli yang datang," jelasnya.
Dengan hasil yang fantastis tersebut, Aji mengaku bersyukur karena dapat membantu perekonomian keluarga, khsusunya bagi dirinya dan sang istri. Selain itu Aji juga bersyukur karena melalui hobi ini ia bisa mendapatkan keuntungan.
"Alhamdulillah, sedikit banyak dengan hobi yang saya tekuni ini bisa membantu perekonomian keluarga," tuturnya.
Meski demikian, Aji mengatakan budidaya Burung Branjangan tidak selalu semudah itu. Meski perawatannya terbilang mudah, masa birahi burung tersebut menurutnya cenderung sulit diprediksi.
"Antara betina dan jantan itu masa birahinya bisa beda. Pernah saya satukan dalam kandang sampai berbulan-bulan, itu nggak kawin. Jadi harus pintar-pintar lihat waktu, dan pakai vitamin untuk mendorong birahi," ujarnya.
Selain itu, burung juga memiliki masa mabung atau pergantian bulu. Masa tersebut terjadi sekitar 6-9 bulan sekali.
"Dan dalam proses tersebut biasanya burung berhenti produksi, jadi harus sabar. Nanti dua sampai tiga bulan setelahnya baru bisa produksi lagi," imbuhnya.
Selain Branjangan, Aji mengatakan juga membudidayakan Burung Kenari. Ia mengaku penjualan burung tersebut justru lebih cepat, karena harganya yang cukup terjangkau.
Satu ekor Burung Kenari Jantan dijual mulai dari Rp200 ribu.
"Meski keuntungan tidak sebesar Branjangan, tapi ini paling banyak dicari. Ini malah saya sampai kehabisan stok," ujarnya.
Aji menambahkan, meski ia telah sukses untuk melakukan usaha tersebut, ia tidak pernah keberatan apabila ada seseorang yang ingin belajar bagaimana membudidayakan Burung Branjangan. Sehingga ia menyatakan, terbuka bagi siapapun yang ingin belajar.
"Saya terbuka saja, saya juga dulu belajar otodidak. Jadi kalau mau belajar boleh, langsung ke saya, gak harus beli burung dari saya atau punya kandang yang bagus dulu, asal mau belajar pasti saya ajarkan," pungkasnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.