Purbalingga
Warga Purbalingga Berebut Ikan Mati di Tengah Kepungan Buih Beracun Sungai Soso
Buih putih pekat itu datang tanpa diundang, menggulung laksana awan di atas permukaan Sungai Soso.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA – Di tepian sungai yang biasanya tenang, sebuah pesta aneh digelar.
Warga berebut menangguk ikan-ikan yang menggelepar sekarat, mabuk oleh air yang tak lagi ramah.
Mereka pikir itu berkah.
Baca juga: Muncul Busa Menggunung Berbau Wangi di Sungai Margorejo, DLH Pati Duga Busa Berasal dari Deterjen
Padahal, di balik sisik-sisik yang tak lagi bergerak itu, bersemayam racun tak kasat mata.
Pengawas Lingkungan Hidup DLH Purbalingga, Setyo Puji Widodo, menceritakan kembali pemandangan ganjil yang menyambutnya saat tiba di lokasi.
"Warga di sana sudah banyak yang ambil ikan-ikan yang sudah mati. Mereka pikir ikan mati itu berlimpah, sehingga mereka ambil sampai satu orang itu bisa dapat 20 kilogram," tuturnya, Sabtu (11/10/2025).
Suaranya terdengar prihatin.
Dari mana datangnya busa pembawa petaka ini?
Jejaknya ternyata mengarah ke desa tetangga, ke sebuah tempat pencucian mobil di Desa Kradenan.
Namun, bukan sabun cuci mobil biasa yang jadi biang keroknya.
Cerita pun terkuak.
Ada seorang warga, seorang pengepul barang rongsokan, yang memanfaatkan air di tempat pencucian itu untuk membersihkan sebuah drum bekas.
Ia tak sadar, di dalam drum itu masih tersisa endapan limbah B3—Bahan Berbahaya dan Beracun.
Air sisa cucian yang tampak sepele itulah yang kemudian mengalir, merayap perlahan, hingga akhirnya tiba di Sungai Soso dan mengubahnya menjadi kuburan massal bagi para penghuninya.
"Saat kami datangi rumahnya, pemilik sedang tidak ada," kata Setyo.
"Tapi kami menemukan satu drum lagi yang belum tercuci dan masih ada bekas B3-nya. Drum itu langsung kami amankan."
Sebuah drum kotor menjadi saksi bisu dari kelalaian yang dampaknya begitu luas.
Kini, nasi sudah menjadi bubur.
Ikan-ikan yang diduga kuat telah tercemar itu sudah berada di tangan warga.
Kepanikan pun berpindah dari sungai ke dinas-dinas terkait.
DLH bergegas berkoordinasi dengan Puskesmas Mrebet, menyebarkan woro-woro agar warga tak mengonsumsi hasil tangkapan mereka.
"Kalau sudah terlanjur, dan ada gejala mual, pusing, atau muntah, kami harap masyarakat segera melapor," imbau Setyo.
Sampel air dan sampel ikan kini tengah diuji di laboratorium.
Hasilnya akan menjadi penentu nasib Sungai Soso.
Untuk sementara, DLH meminta warga untuk menjauhi sungai itu.
Jangan lagi ada aktivitas, jangan lagi ada ikan mati yang diangkut pulang.
Kepala Desa Onje, Mugi Ari Purwono, hanya bisa berharap warganya mendengar imbauan itu.
"Sampai saat ini masih aman, belum ada laporan warga yang mengonsumsi ikan kemarin," katanya, seolah menahan napas.
Di Desa Onje, waktu seakan berhenti.
Semua mata kini menanti hasil lab, berharap sungai mereka bisa pulih dan tak ada warga yang menjadi korban berikutnya dari drum bekas yang dicuci di malam hari itu.
Kalahkan Ancol dan Waterbom Bali, Owabong Purbalingga Sabet Penghargaan Taman Rekreasi Terhijau |
![]() |
---|
Dua KUA di Mrebet dan Karangmoncol Resmi Dilebur, Tenang, Layanan Tak Akan Berkurang |
![]() |
---|
Angka Kemiskinan Purbalingga Turun Jadi 12,55 Persen, Kepala BPS: Belum Tentu Kesejahteraan Naik |
![]() |
---|
Warga Sokanegara Purbalingga Patungan Tambal Kerusakan Jalan Kabupaten |
![]() |
---|
Karyawan PT Nina Venus Kenang Masa Jaya, Gaji Penjahit Dulu Tembus Rp7 Juta Sebulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.