Purbalingga

Angka Kemiskinan Purbalingga Turun Jadi 12,55 Persen, Kepala BPS: Belum Tentu Kesejahteraan Naik

Purbalingga keluar dari lima besar kabupaten termiskin di Jateng. Namun Kepala BPS ingatkan hal ini.

TRIBUN BANYUMAS/ FARAH ANIS RAHMAWATI
Bahas Angka Kemiskinan — Kepala BPS Kabupaten Purbalingga, Slamet Romelan, saat dijumpai di kantornya, Selasa (7/10/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Kabar baik datang dari Kabupaten Purbalingga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di wilayah tersebut turun signifikan menjadi 12,55 persen pada 2025, dari sebelumnya 14,18 persen.

Meski begitu, Kepala BPS Purbalingga mengingatkan bahwa penurunan ini belum tentu menandakan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Warga Sokanegara Purbalingga Patungan Tambal Kerusakan Jalan Kabupaten

Keluar Lima Besar

Kepala BPS Purbalingga, Slamet Romelan, menjelaskan bahwa dengan penurunan sebesar 1,67 persen tersebut, Purbalingga kini berhasil keluar dari posisi lima besar kabupaten termiskin di Jawa Tengah.

"Tahun 2024, kita masih di posisi enam dari bawah, sekarang kita sudah di peringkat ketujuh. Artinya sudah keluar dari lima besar," ujarnya saat dijumpai di kantornya, Selasa (7/10/2025).

Kemiskinan Kategori Dangkal

Slamet melanjutkan, jika dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Purbalingga berada di angka 1,5.

Angka ini menunjukkan jarak pengeluaran rata-rata penduduk miskin terhadap garis kemiskinan tergolong kecil.

"Kalau dilihat, orang miskin di Purbalingga juga masih dalam kategori dangkal," katanya.

Sementara untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang mengukur ketimpangan di antara penduduk miskin, Purbalingga berada di angka 0,3 persen, yang berarti kondisi ekonomi sesama penduduk miskin relatif merata.

Tak Otomatis Sejahtera

Meskipun data menunjukkan perbaikan, Slamet menekankan bahwa turunnya angka kemiskinan tidak serta merta berarti kesejahteraan masyarakat meningkat.

Hal ini karena standar kemiskinan diukur dari pengeluaran untuk kebutuhan minimum.

"Turunnya angka kemiskinan belum tentu berarti kesejahteraan naik. Bisa jadi karena masyarakat sekarang sudah mulai memperhatikan kebutuhan dasar atau pengeluarannya," ujarnya.

Ia menambahkan, bantuan pemerintah dan ketersediaan lapangan kerja menjadi faktor penting, namun penurunan pengangguran juga tidak otomatis menurunkan angka kemiskinan.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved