Purbalingga

Alasan BPK Wilayah X Pilih Sanggar dari Purbalingga: Ada Sinergi Seni, Sejarah, dan Nasionalisme

BPK Wilayah X ungkap alasan pilih Sanggar Tari Citra Budaya. Sinergi seni dan sejarah di tanah lahir Soedirman

TRIBUN BANYUMAS/ FARAH ANIS RAHMAWATI
TARI TRADISI BANYUMASAN, Para penari cilik menampilkan Tari Kalongking dalam Pergelaran Tari di Bumi Lahir Soedirman, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Minggu (5/10/2025). Kepala BPK Wilayah X menilai acara ini memiliki potensi luar biasa karena memadukan unsur seni, sejarah, dan semangat nasionalisme generasi muda. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X mengungkap alasan di balik terpilihnya Sanggar Tari Citra Budaya sebagai satu-satunya wakil dari Purbalingga dalam Program Fasilitasi Kemajuan Kebudayaan (FPK).

Sinergi antara seni, nilai sejarah, dan semangat nasionalisme di tanah kelahiran Jenderal Besar Soedirman menjadi nilai lebih yang dinilai luar biasa.

Stimulan Para Seniman

Baca juga: Satu-satunya dari Purbalingga, Sanggar Tari Citra Budaya Lolos Program BPK Kalahkan Ratusan Proposal

Kepala BPK Wilayah X, Edy Budianto, menjelaskan bahwa program FPK digagas sebagai stimulan dan apresiasi bagi para pelaku seni.

Dari 315 proposal yang masuk dari Jawa Tengah dan DIY, hanya 30 yang terpilih melalui seleksi ketat.

“Fasilitasi ini kami tujukan agar mereka bisa terus berkarya, menyelenggarakan kegiatan, serta menjaga pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah,” ujar Edy saat menghadiri Pagelaran Tari di Bumi Lahir Sudirman, Minggu (5/10/2025).

Potensi Luar Biasa

Baca juga: Innalillahi, Seorang Pria di Purbalingga Ditemukan Tewas di Kebun Usai Dicari Istri

Edy menilai, Sanggar Tari Citra Budaya memiliki keunikan karena tumbuh di lokasi bersejarah.

Perpaduan antara unsur seni dan sejarah yang melibatkan generasi muda dinilainya sebagai sebuah potensi yang sangat besar.

“Yang menarik, sanggar ini tumbuh di tempat bersejarah. Ketika unsur sejarah dan kesenian bersinergi serta melibatkan generasi muda, itu menjadi potensi luar biasa untuk dikembangkan,” jelasnya.

Tantangan Kemasan Modern

Lebih lanjut, Edy berharap fasilitasi ini dapat mendorong para pelaku seni untuk lebih kreatif dan mampu berkolaborasi.

Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana mengemas kesenian tradisi agar lebih menarik dan relevan bagi semua kalangan.

Pihaknya juga berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih kepada sanggar-sanggar seni lokal agar semakin berkembang.

Arah Kesejahteraan Budaya

Edy menegaskan, tujuan akhir dari program fasilitasi ini bukan hanya pelestarian, tetapi juga pengembangan budaya sekaligus menyejahterakan para pelakunya.

“Ketika pelestarian budaya ini berjalan dengan baik, dampaknya bukan hanya pada sektor seni, tapi juga kesejahteraan masyarakat. Inilah arah besar dari fasilitasi kemajuan kebudayaan,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved