Purbalingga

Pabrik Rambut Palsu di Purbalingga Tutup, 141 Karyawan Langsung Disalurkan ke Perusahaan Lain

Video perpisahan karyawan pabrik wig PT. Nina Venus viral. Meski di-PHK, 141 pekerja langsung ditampung di dua perusahaan rambut palsu lainnya.

TRIBUN BANYUMAS/ FARAH ANIS RAHMAWATI
PABRIK WIG TUTUP, Tampak gerbang PT. Nina Venus cabang Purbalingga di Kelurahan Kalikabong yang resmi berhenti beroperasi sejak Rabu (30/9/2025). Sebanyak 141 karyawan yang terdampak PHK sebagian besar langsung disalurkan untuk bekerja di dua perusahaan sejenis lainnya. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Sebuah video haru perpisahan karyawan PT. Nina Venus cabang Purbalingga yang viral di media sosial menjadi penanda berakhirnya operasional perusahaan rambut palsu (wig) tersebut.

Meski begitu, proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 141 karyawannya dipastikan berjalan mulus dan sebagian besar pekerja telah disalurkan ke perusahaan lain.

Proses Tanpa Gejolak

Baca juga: Pabrik Rambut Palsu di Purbalingga Gulung Tikar, Bagaimana Nasib 141 Karyawannya? Momen Pamit Viral

Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga, Yesu Dewayana, membenarkan penutupan perusahaan yang berlokasi di Kelurahan Kalikabong itu sejak Rabu (30/9/2025).

Ia memastikan hak-hak pekerja telah dipenuhi melalui kesepakatan bersama.

"Teman-teman di sana sudah ada Perjanjian Bersama (PB) untuk penyelesaian pesangon dan kompensasi. Alhamdulillah proses ini berjalan tanpa gejolak," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (3/10/2025).

Langsung Kerja Lagi

Yesu menjelaskan, para pekerja tidak perlu khawatir kehilangan pekerjaan dalam waktu lama.

Pihak perusahaan telah bekerja sama dengan dua industri sejenis, yakni PT. Boyang dan PT. Victoria, untuk menampung para pekerja yang terdampak PHK.

"Pekerja sudah menerima keputusan tersebut, bahkan mereka bisa langsung bekerja lagi. Jadi meski melamar lagi, mereka akan langsung ditempatkan," tuturnya.

Tantangan Industri Wig

Penutupan PT. Nina Venus, yang kantor pusatnya berada di Sukabumi, dipicu oleh terus menurunnya pesanan pasca-pandemi dan persaingan industri yang semakin ketat.

Menurut Yesu, industri wig di Purbalingga memang menghadapi tantangan besar.

"Kalau secara kualitas kita memang unggul, karena kita cukup telaten dan detail. Tapi untuk produksi massal kita masih kalah. Mungkin ini jadi bahan evaluasi ke depan," ujarnya.

Hingga September 2025, Dinas Tenaga Kerja Purbalingga mencatat total 249 pekerja di sektor industri rambut palsu telah terdampak PHK.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved