Berita Banyumas

Tanda-tanda Gunung Slamet Bangun: Gempa Melonjak 3x Lipat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AKTIVITAS GUNUNG SLAMET - Pemandangan Gunung Slamet terlihat dari Desa Karangturi, Banyumas, Rabu (6/8/2025), yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik dan menarik perhatian warga. Tanda-tanda gunung 'bangun' ini terlihat dari cara keluarnya asap kawah yang lebih tebal dan tinggi, serta lonjakan jumlah gempa hingga tiga kali lipat yang terekam oleh pos pengamatan.

Kini, tekanannya meningkat menjadi lemah hingga sedang.

Ketinggian asap juga bertambah hingga mencapai 300 meter.

Intensitas dari asap kawah pun kini bervariasi, mulai dari tipis hingga semakin tebal.

Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nugroho, telah mengonfirmasi adanya peningkatan ini.

Ia memberikan keterangannya pada hari Rabu (6/8/2025).

“Memang ada peningkatan dari sisi visual dan kegempaan, terutama gempa low frekuensi," katanya.

Namun, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak panik secara berlebihan.

“Tapi status Gunung Slamet masih Waspada. Kami imbau warga tidak panik, namun tetap mematuhi radius aman yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Imbauan utamanya adalah agar warga dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak kawah.

Dosen Teknik Geologi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Yogi Adi Prasetya, juga memberikan analisisnya.

Ia menilai peningkatan aktivitas gempa ini memang perlu untuk diwaspadai.

“Kegempaan di gunungapi bisa diakibatkan oleh kenaikan gas vulkanik atau magma dari dapur magma," terangnya.

Namun, ia sependapat bahwa warga tidak perlu terlalu khawatir saat ini.

“Namun kenaikan aktivitas ini tidak perlu dikhawatirkan apabila belum ada lontaran awan panas atau keluarnya aliran lava dari pusat erupsi," lanjutnya.

Meskipun belum ada ancaman erupsi besar, BPBD Banyumas menyatakan pihaknya sudah bersiap.

Budi Nugroho menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan jalur-jalur evakuasi.

Sebuah simulasi bencana dalam skala besar juga sudah pernah dilaksanakan di Kecamatan Sumbang.

"Kami siaga, dan kami harap masyarakat juga selalu mengikuti informasi resmi."

"Jangan mudah percaya hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.

Berita Terkini