"Mindsetnya harus ke pasar nasional, bahkan internasional, bukan hanya Purbalingga."
"Tapi tetap harus membawa ciri khas lokal, terutama dari motif-motif batiknya," tambahnya.
Sementara, Shafira Zahrasani Amalia, desainer muda Afdega yang turut menjadi peserta, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan ini.
Dia memiliki usaha konveksi di rumahnya dan baru berjalan selama satu tahun.
Menurut Shafira, pelatihan ini menambah wawasannya, terutama soal trend fashion ke depan.
"Sekarang kan fast fashion lagi marak dan menimbulkan banyak limbah. Dengan konsep slow fashion ini kita bisa ikut menanggulanginya," katanya. (*)