TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Gembus merupakan salah satu camilan tradisional yang sudah tak asing lagi bagi warga Kabupaten Cilacap.
Gembus ini bukanlah tempe. Uniknya, camilan yang berbahan dasar singkong tersebut sejak dahulu hingga saat ini masih tetap eksis.
Gembus sendiri memiliki julukan sebagai donatnya Cilacap karena memiliki bentuk bulat menyerupai donat.
Namun rasanya justru berbanding terbalik dengan donat yang manis, gembus khas Cilacap memiliki rasa yang asin dan gurih.
Biasanya gembus disajikan dengan pecel namun seringkali juga dijadikan cemilan pendamping seperti teh hangat maupun kopi.
Untuk menemukan gembus sangatlah mudah, karena hampir di setiap ruas jalan di Cilacap terdapat penjaja gembus, baik di dalam kota maupun di pinggiran.
Kemudian para pedagang gembus juga menjajakan dagangannya di acara-acara hiburan seperti pertunjukan wayang kulit, pasar malam maupun di acara hajatan warga.
Mereka biasanya muncul ketika sore hari sekira pukul 16.00 WIB hingga malam hari.
Sentra produksi gembus di Cilacap ada di desa Kalisabuk, kecamatan Kesugihan tepatnya di dusun Brondong.
Disana hampir seluruh warganya berprofesi sebagai produsen sekaligus pedagang gembus.
Mereka berangkat dari rumah sembari membawa peralatan dagangnya, seperti kotak kayu sebagai wadah gembus mentah, kompor kecil dan wajan.
Untuk proses pembuatan gembus pun terbilang mudah. Bahkan mereka membuatnya masih dengan cara tradisional.
Kemudian untuk bahannya juga mudah didapat yakni dari desa sebelah, desa Pesanggrahan yang terkenal sebagai penghasil singkong terbesar di Cilacap.
Untuk proses pembuatan gembus, mulanya singkong dikupas dan dicuci bersih. Setelah itu singkong diparut dan diperas hingga tak berair.
Selanjutnya, ditambahkan dengan bumbu gembus yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, dan garam.