Berita UMKM Cilacap

Mencicipi Gembus bukan Tempe, Camilan Tradisional Khas Cilacap yang Mirip Donat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEMBUS TANPA TEMPE - Penampakan gembus, cemilan tradisional khas Cilacap yang hingga saat ini masih digemaro masyarakat.

Hasil parutan singkong itu kemudian dikukus selama 30 menit - 1 jam.

Selesai dikukus, singkong yang masih panas itu ditumbuk sekira 15 menit agar menjadi adonan yang legit.

Kemudian adonan singkong di potong-potong dan dicetak atau dibentuk menggunakan tangan agar menyerupai donat.

Baru setelah itu dijemur di bawah terik matahari selama 30 menit dan gembus pun siap dijual serta digoreng.

Salah satu pedagang gembus yang ditemui Tribunbanyumas.com di kediamannya di grumbul Brondong yakni Aminudin (56). 

Aminudin menjadi satu diantara puluhan pedagang gembus di desa Kalisabuk yang masih memprosuksi gembus ditengah munculnya aneka camilan-camilan lain di Cilacap saat ini.

Dirinya sudah mulai memproduksi gembus sejak tahun 1994 silam atau sekira sudah 30 tahunan.

Awalnya Aminudin hanya sekedar menekuni warisan resep gembus dari mertuanya, namun rupanya kini justru menjadi pekerjaan utamanya.

"Awalnya dulu belajar dari bapak mertua yang juga pedagang gembus, alhamdulillah sudah 30 tahun malah jadi pekerjaan tetap dan bisa menghidupi keluarga," ungkap Aminudin kepada Tribunbanyumas.com

Dibantu istri dan anaknya, Aminudin biasanya memproduksi gembus setiap 2 atau 3 hari sekali.

Dalam sekali produksi, dirinya mampu menghabiskan sekira 40-50 kilogram singkong.

Dirinya biasa menjual gembus yang sudah digoreng dan juga mentah.

Harganya pun cukup murah, gembus dijual dengan harga Rp4500 untuk 10 biji.

Dia biasanya berjualan di Jalan Damar, Cilacap Utara setiap sorenya.

"Sekali produksi biasanya habis 40-50 kilogram singkong, tapi tidak buat setiap hari, kita produksi sehabisnya gembus," kata dia.

Halaman
123

Berita Terkini